NovelToon NovelToon
Anak Yang Tak Di Inginkan

Anak Yang Tak Di Inginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dini Nuraenii

Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.

Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.

Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.

Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

"Ini tempat nya pak , kita hanya di perbolehkan sampai sini "

Annisa memandang sekeliling nya , melihat tempat yang akan menjadi tinggal baru nya nanti , pesantren ini terlihat begitu bersih dan sepertinya cukup nyaman, jauh dari apa yang Annisa bayangkan, sebelum nya Annisa membayangkan bahwa suasana pesantren akan terlihat kumuh karena banyak orang yang tinggal bersama ,maklum saja Annisa tak tahu sama sekali.

"Assalamualaikum , saya Halimah pengurus santriwati disini ,mari ikut saya , pamit dulu sama bapak nya yah" seorang wanita paruh baya menghampiri Annisa , ia adalah penanggungjawab dan pengurus santriwati, Andi tersenyum melihat sosok Ustadzah Halimah, begitupun Ustadzah Halimah menyambut Andi dan Annisa dengan senyuman nya yang ramah.

"sana ikut " ucap Andi singkat.

"Pa ? " Annisa menatap sendu ayah nya, perasaan tak mau ditinggal muncul di benak Annisa.

"ayo pergi Annisa" Andi memalingkan wajah nya dari tatapan Annisa.

gep' 

Annisa memeluk Andi , Andi hanya membiarkan putri bungsunya itu memeluk nya tanpa membalas pelukan nya.

"Udah ,sana pergi , nurut sama Ustadzah dan guru - guru mu disana, jangan bikin ulah dan belajar yang benar " akhir nya Andi memberi wejangan ,sesuatu yang memang ditunggu oleh Annisa.

Annisa mengikuti Ustadzah Halimah,sesekali Annisa melihat kebelakang , Andi masih berdiri ditempat nya kini Andi merasa lega , sekarang ia akan jauh dari Annisa , Andi selalu teringat Risma tat kala melihat Annisa ,pasal nya, Annisa benar - benar mewarisi wajah Risma.

"Annisa , ini kamar kamu yah , silahkan masuk dan kenalan sama teman - teman kamu, kalau ada perlu sama saya silahkan datang ke ruangan saya disana yah" Ustadzah Halimah menunjukkan kamar Annisa , kamar di pondok pesantren ini seperti sebuah rumah kecil , rumah panggung dari kayu dan bambu, namun tetap terlihat bersih dan nyaman, setiap kamar berisi lima orang,artinya Annisa harus berbagi ruangan kecil ini dengan empat orang lain nya.

Ustadzah Halimah pergi menuju ruangan nya ,membiar kan Annisa untuk masuk dan berkenalan dengan sendiri nya ,agar Annisa berani dan mandiri.

" Assalamu'alaikum " Annisa membuka pintu kamar .

"Wa'alaikumsalam "

Annisa mati langkah , ia sudah memberanikan diri untuk berkenalan ,tapi kenyataan nya tubuh nya gugup ,dan mematung di ambang pintu.

"santri baru yah? masuk sini ,tutup pintu nya dingin tau " ucap seorang anak perempuan seusia Annisa.

Annisa menutup pintu perlahan dan menghampiri empat orang yang ada di dalam kamar ini.

"baik lah kamu siapa dan dari mana ,?" tanya salah satu dari mereka.

"saya Annisa " Annisa menjawab dengan gugup ,wajah nya terlihat tegang seolah sedang menghadapi sesuatu yang menakut kan.

"aduh , aku judes kah? kok kamu kayak takut gitu, kenalin aku maulida " Maulida menganjurkan tangan nya  mengajak Annisa bersalaman dan berkenalan.

"Ini Arina , Wirda dan Ningsih " Maulida juga mengenal kan teman yang lain , setelah Annisa lihat ,mereka yang tadinya terlihat galak sekarang justru terlihat ramah ,mereka memberi senyuman kepada Annisa, Annisa hanya terbawa bayangan buruk nya saja ,ia takut di bully seperti anak baru dalam sinetron yang pernah ia lihat.

"kamu pemalu yah?" tanya Arina , bingung melihat Annisa segugup itu.

"kamu dari mana ? " Wirda menggeser duduk nya mendekati Annisa untuk bertanya.

"emm.. aku dari Jakarta" jawab Annisa.

"wah Jakarta ! aku pengen banget ke Jakarta" Ningsih juga ikut menggeser duduk nya ,kini mereka berlima duduk melingkar.

"Kamu tenang aja , kita keluarga baru disini, soalnya kita bakal sama - sama terus" ujar Wirda ,mencoba meyakin kan Annisa yang masih terlihat gugup , Annisa lega kesan pertamanya di kamar ini sangat baik,hanya saja Annisa memang belum terbiasa bergaul.

"Yuk kita beberes" Maulida membantu membawa tas yang dibawa Annisa , Annisa tak terlalu membawa banyak barang ,ia hanya membawa satu tas yang digendong nya dan satu tas jinjing berukuran sedang, semua teman baru Annisa membantu annisa membereskan barang nya.

"wah ,baju kamu bagus - bagus semua , sepatu nya juga ,pasti kamu anak orang kaya?" Wirda semangat melihat barang - barang Annisa yang memang bermerk dan mahal itu , yang ada di kamar ini hanya lah anak - anak petani , untuk bisa pergi mondok saja mereka dapat bantuan dari pesantren ini , orang tua mereka tak perlu membayar menggunakan uang seperti yang lain ,hanya memberi beberapa hasil bumi , yang mereka tanam.

"emm enggak kok, aku bukan orang kaya" jawab Annisa merendah.

"gausah bohong, disini mah jujur - jujuran aja ,kita kan keluarga" Arina mengingatkan Annisa agar tak perlu sungkan atau berbohong untuk menutupi sesuatu.

"keluarga itu adalah tempat curhat terbaik bukan ? , kamu gausah sungkan yah, kalau memang ada apa - apa ,dan butuh bantuan kami , kamu bilang aja" ujar Wirda yang merupakan anak paling tua disini.

"wah apa ini! " Maulida setengah berteriak saat membuka tas jinjing Annisa, didalam nya ia melihat banyak snack yang belum pernah ia lihat sebelum nya.

"wah ! makanan yang ada di tv itu yah" yang lain juga ikut mengerubungi tas Annisa.

"itu snack aku buat dijalan tapi aku gak makan karena tidur , kalau mau ambil aja " Annisa mempersilahkan teman - teman baru nya untuk memakan snack yang Annisa bawa , Mirna membekali Annisa dengan banyak snack.

teman - teman Annisa berebut makanan yang sangat mereka ingin kan , tempat ini jauh dari kota , jika pun mereka ada uang ,tetap saja sangat susah untuk membeli makanan itu, jarang sekali ada warung yang menjual snack seperti yang dibawa Annisa.

"eh tunggu , disini ga ada lagi loh, walau kamu punya uang ga bakal bisa beli , kamu simpen aja deh , nanti kamu kalau mau gimana" Wirda mengembalikan snack yang tadi ia ambil , yang lain berpikiran sama , mereka tak mau egois.

"eh kok di balikin ,ambil aja aku udah bosen ,  katanya kita keluarga kan? " ujar Annisa.

"ayo ambil " Annisa membagikan kembali snack nya , ia hanya menyisakan beberapa saja untuk dirinya sendiri.

"terimakasih Annisa , kita beruntung yah dapat teman sekamar baru yang baik" ujar Wirda senang dengan Annisa yang tak pelit.

"Annisa , kamu bisa ngaji kan?" Ningsih tiba - tiba saja bertanya.

"b- bisa kok" Annisa menjawab dengan sedikit gugup takut di tes pikir nya.

"terus kalau boleh tau kamu ke sini jauh - jauh permintaan kamu sendiri atau orang tua kamu?" tanya Ningsih lagi.

" emm , kalau itu keinginan papa ,aku cuman ikut kemauan papa aja ,yah lagipula aku bisa belajar agama disini , aku gak terlalu banyak belajar agama di Jakarta " jawab Annisa jujur , ia hanya diajarkan mengaji dan bacaan solat oleh mendiang buk Sari dan juga buk Mirah dirumah.

"oh gitu, pantesan yah teman - teman" ujar Ningsih , di iringi anggukan Maulida , Arina dan juga Wirda.

"eh kenapa?" Annisa bingung .

"kamu sadar gak sih ada yang salah sama kamu ?" Wirda mulai menyadarkan Annisa ,namun Annisa merasa tak ada yang aneh dengan dirinya, ia juga sudah bersikap baik kepada teman - teman nya.

"emm, apa ? aku gak tau" Annisa menyerah mencari jawaban dan bertanya.

"kamu gak pake jilbab !" teriak semua nya , Annisa lantas tertunduk malu dan menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.

"bisa - bisanya yah , orang perempuan masuk pesantren gak pake jilbab ,aduh Annisa " celetuk Maulida heran.

"aku gak bisa pake nya " Annisa mendongak melihat kearah teman - teman nya secara bergantian, Annisa biasanya memakai jilbab saat hari raya saja ,itupun dipakaikan mendiang buk Sari, atau Annisa hanya memakai jilbab yang simple atau disebut juga sebagai jilbab instan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!