Istri Kecil CEO Mesum

“Wanita tua itu ?”

“Tapi dia terlihat cantik, tapi itu tidak penting juga sekarang. Tadi, saat aku ingin pergi ke dapur mengambil air untuk minum, aku mendengarnya berbicara dengan seseorang melalui handphone.”

“Apa yang dia katakan?”

Lianne mulai menceritakan kejadian tadi, di mana Nyonya Sandra berbicara dengan orang itu melalui handphone.

“Kalau tidak salah, suara orang itu seperti perempuan. Dan namanya adalah Ren...ca..? Ah, ya, namanya Renca !”

“Oh, pantas saja. Waktu itu dia pernah datang ke kantor ku.”

“Apa?!”

Hans memejamkan mata mendengar suara melengking Lianne yang menggelegar di seisi kamar mereka.

“Dia pernah datang di kantor mu?!” teriak Lianne membuat Hans memejamkan mata kembali.

“Ya, tapi aku mengusir nya.” jawab Hans

Lianne mengernyitkan dahi marah mendengar jawaban itu. “Sebenarnya Renca itu siapa?”

“Renca adalah mantan pacarku tiga tahun lalu.”

“Berapa lama kalian berpacaran?”

“Hampir memasuki dua tahun, tapi hubungan kami tidak bertahan lama karena Renca ingin pergi ke Canada.”

Lianne seperti terbakar api cemburu mendengar deretan kalimat yang keluar dari Hans . “Kau dengan santai nya mengatakan hal itu padaku?!”

Hans mengernyitkan dahi. “Bukankah kau bertanya?” balasnya dengan tatapan bingung.

Lianne menggigit bibir bawah kesal, kemudian menolehkan kepala ke arah lain sembari bersedekap dada.

“Ada apa?”

“Tidak!”

“Lalu, kenapa kau menatap arah lain.”

“Bukan urusanmu!”

“Kau cemburu?”

“Cih! Cemburu?”

“Karena aku mengatakan bahwa Renca adalah mantan pacarku,”

Lianne menoleh menatap wajah tampan itu sejenak. “Untuk apa aku cemburu, terserah kau mau dekat dengan siapa pun, aku tidak peduli sama sekali.”

“Benarkah itu?”

“Tentu sa—akh! Apa yang kau lakukan?!” pekik Lianne terkejut saat tangan nya tiba-tiba di tarik oleh Hans membuat wanita cantik itu langsung terduduk pada pangkuan nya.

Kepala pria itu diletakkan pada pundak Lianne dengan tangan melingkar pada pinggang ramping nya.

“Hey!” Lianne memberontak sekuat tenaga agar Hans bisa melepaskan tangan itu.

“Jangan bergerak jika kau tidak ingin aku menerkam mu malam ini,” ujar Hans.

Bulu kuduk Lianne terasa meremang saat terpaan nafas mengenai leher jenjangnya. Reflek ia menelan saliva susah payah. “Lepaskan aku!”

“Biarkan seperti ini saja,”

“Tapi aku tidak nyaman.”

“Lianne .” panggil Hans dengan suara serak.

“Ya?”

“Aku mencintai mu.”

Bibir Lianne terkatup rapat mendengarnya.

“Apa kau mencintaiku?” tanya Hans menunjukkan tatapan sayu.

Lama Lianne terdiam, akhirnya wanita cantik itu menjawab nya sembari menundukkan kepala membuat tatapan mereka bertemu. “Aku .... tidak tahu.”

“Tidak apa-apa jika kau tidak memiliki perasaan. Tapi, aku akan membuat mu jatuh cinta kepadaku.” ujar Hans mengecup sekilas leher Lianne, lalu menurunkan istrinya itu dari pangkuan nya.

“Benar-benar manusia mesum,” Lianne menggerutu kesal dengan tangan mengusap leher nya kasar, seolah sedang menghapus bekas kecupan Hans di sana.

“Bersiaplah, aku ingin mengajak mu ke suatu tempat.”

“Tempat apa?” tanya Lianne tanpa mengalihkan pandangan sama sekali menatap pria itu.

“Kau banyak bertanya hari ini.” balas Hans menarik pergelangan tangan putih itu membuat Lianne kembali di buat terkejut dan spontan berdiri dari tempat nya. “Ganti bajumu, atau kau mau aku gantikan?”

“Dasar pria mesum! Aku bisa mengganti nya sendiri.” Lianne melayangkan tatapan tajam, kemudian berlalu pergi dari sana meninggalkan Hans yang terkekeh.

Setelahnya, Hans mengambil handphone nya pada ranjang untuk menelfon Devan.