Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Semalam Bab 23
Sudah hampir seminggu, setiap sore Ello datang ke rumah Rendy dan menunggu di taman seperti janjinya pada Zoey. Namun, Rendy dan keluarganya seolah menghilang. Entah ke mana mereka pergi, tapi yang jelas itu semakin membuat Ello bertanya-tanya.
Kenapa mereka menghindarinya juga? Kenapa dia tidak diizinkan bertemu dengan Meisya dan juga Zoey? Apa yang sebenarnya sedang mereka sembunyikan darinya?
Pertanyaan-pertanyaan itu sangat mengganggu kepala Ello. Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk menyewa detektif untuk menyelidiki semuanya. Tentu saja dia menggunakan uangnya sendiri untuk membayar detektif bayaran itu karena dia tidak mau keluarganya tahu sebelum semua kebenarannya terungkap.
“Meskipun tabunganku sedikit, tapi ini demi Meisya. Aku nggak mau kehilangan dia lagi. Aku harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi!” gumam Ello setelah mengirimkan sejumlah uang sebagai uang muka untuk detektif yang disewanya.
Namun, baru saja dia berhasil mentransfer uang itu, Ello mendapat panggilan mendesak dari sang ibu yang mengatakan bahwa besok mereka harus ke luar negeri. Sepupu Ello ternyata akan menikah, dan Ello yang sudah diwanti-wanti sejak lama pun justru lupa akan hal itu.
Setelah menutup telepon dengan sang ibu, Ello menghela napas berat dan menatap boneka yang akan diberikan untuk Zoey. “Maaf ya, Cantik. Om harus pergi. Mungkin untuk waktu yang sedikit lama, Om nggak bisa ke sini buat ketemu kamu, maafkan Om Ello ya,” ucapnya dengan penuh penyesalan.
Seandainya Ello bisa memilih, mungkin dia akan membatalkan kepergiannya ke luar negeri dan memilih untuk menunggu Zoey di taman itu sampai Rendy membawanya kembali. Sayangnya, Ello tidak bisa melakukannya.
**
**
Di tempat lain, Meisya sedang tersenyum bangga karena hasil rancangannya mendapat nilai sempurna dari John Valentino langsung. Tentu saja hal itu membuatnya menjadi pusat perhatian para desainer pilihan yang tengah mengikuti pelatihan itu.
“Saya yakin dengan bakat kamu ini, kamu pasti akan menjadi desainer dan pencipta mode yang sangat sukses. Tinggal asah terus bakatmu dan pastikan dunia melihat rancanganmu!” ucap John Valentino dalam bahasa Inggris.
Meisya menerima ucapan selamat itu dan menjabat tangan John Valentino. Dia sangat tidak menyangka jika rancangannya akan mendapat pujian langsung dari sang master.
“Terima kasih banyak. Senang bisa bergabung di kelas ini. Suatu hari nanti, semoga saya bisa sesukses Anda.”
Dalam hati Meisya teringat dengan kedua anaknya. Dia ingin segera menyelesaikan semua dan lekas bertemu dengan si kembar.
“Zio, Zoey! Ini semua untuk kalian, Sayang.”
Senyum Meisya mengembang sempurna saat menyebutkan nama kedua anaknya.
Usai menerima penghargaan itu, Meisya dan teman-temannya pulang untuk beristirahat. Tanpa dia sangka sebelumnya, ternyata Fabio menunggu di depan tempat pelatihan dan menyambutnya dengan buket bunga yang indah. Meisya menutup mulut dengan tangan sangat dia terkejut melihat kemunculan Fabio di sana.
“Meisya, aku bawa bunga untukmu!” kata Fabio dengan senyum merekah seindah bunga yang dibawanya.
“Buat apa? Kamu ngapain bawa bunga segala?” tanya Meisya yang mulai melirik sekitar dan merasa malu atas perlakuan Fabio padanya.
Jika saja mereka memiliki hubungan, Meisya pasti akan sangat bahagia. Akan tetapi, posisinya saat ini mereka tidak menjalin hubungan apa-apa. Lalu, untuk apa Fabio membawakan bunga untuknya?
“Aku dapat firasat kalau kamu dapat penghargaan dari John,” jawab Fabio setengah membual.
Tentu saja Meisya tidak dapat percaya dengan perkataan Fabio itu. Dia tahu bahwa Fabio pasti mengenal salah satu teman kursusnya dan mendapat informasi tentangnya.
“Ini untukmu!” ucap Fabio lagi. Dia menyerahkan bunga itu pada Meisya.
“Terima kasih Fabio, tapi kamu nggak perlu melakukan ini lagi. Aku di sini untuk pekerjaanku, demi anak-anakku. Bukan untuk main-main. Aku harap kamu mengerti!” balas Meisya dengan tegas.
Fabio paham dan sama sekali tidak menyerah untuk mendapatkan Meisya. Dia pantang mundur untuk mendekati ibu dua anak itu.
“No problem! Aku juga nggak lagi main-main. Aku ingin menjalin hubungan sama kamu, dan aku juga ingin kenal anakmu. Sekarang, bisakah kamu membuka hati untukku?”
***
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋💋
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.