Sebuah kecelakaan merenggut pengelihatannya. Dia merupakan dokter berbakat yang memiliki kecerdasan tinggi, tampan dan ramah menjadi pemarah.
Beberapa perawat yang dipekerjakan selalu menyerah setiap satu pekan bekerja.
Gistara, gadis yang baru lulus dari akademi keperawatan melamar, dengan gaji tinggi yang ditawarkan dia begitu bersemangat. Hampir menyerah karena tempramen si dokter, namun Gista maju terus pantang mundur.
" Pergi, adanya kamu nggak akan buatku bisa melihat lagi!"
" Haah, ya ya ya terserah saja. Yang penting saya kerja dapet gaji. Jadi terserah Anda mau bilang apa."
Bagaimna sabarnya Gista menghadapi pasien pertamanya ini?
Apakah si dokter akan bisa kembali melihat?
Lalu, sebenarnya teka-teki apa dibalik kecelakaan yang dialami si dokter?
Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dokter dan Perawat 23
" Lex, lo hari ini bisa ke rumah nggak?"
" Uhuk uhuk, buseet ada angin apa lo nyuruh gue ke rumah?"
Han memutar bola matanya malas mendengar gaya bicara Alex yang mengejek. Ya dia bisa membayangkan wajah Alex saat ini. Pria itu pasti saat ini sedang membuat ekspresi wajah yang menyebalkan.
Setelah berpikir semalaman, Han mengambil sebuah kesimpulan dan meyakinkan dirinya bahwa Alex ia coret dalam daftar orang yang patut dicurigai. Sejauh ini Alex tidak pernah memiliki dendam pribadi selain satu hal yakni perbedaan pendapat tentang subsidi atau biaya perawatan bagi orang kurang mampu.
" Haah, ya udah kalau lo nggak bisa."
Tuuuut
Tanpa kata-kata membujuk, tanpa ucapan lainnya lagi, Han langsung memutus panggilan telponnya dengan Alex. Tapi Han yakin pria itu pasti akan datang, ia tahu Alex akan penasaran tentang dirinya yang meminta datang.
" Woelah, apaan sih nih orang bikin gue penasaran aja. Bisa-bisanya dia langsung nutup telpon dan nggak bilang apa-apa lagi. Dasar Haneul, sialan lo ya. Huh, gue jadi harus ke sana. Tapi nggak pa-pa, kebetulan gue juga ada yang mau diomongin sama tuh bocah."
Benar sesuai dugaan Han bahwa Alex penasaran. Ia yang baru saja mengigit sandwich pun langsung bergegas pergi. Tapi sandwich yang merupakan sarapan wajibnya tidak ia tinggalkan begitu saja.
Sepanjang jalan menuju ke kediaman Daneswara, Alex tidak berhentinya berpikir tentang apa yang ingin dibicarakan oleh teman adu mulutnya itu. Padahal kemarin saja Han seperti masih belum memberi tanggapan tentang apa yang ia katakan.
Alex berusaha menebak-nebak, tapi dia tetap tidak tahu. Dan pada akhirnya pasrah. Ya, Alex harus menunggu hingga ia berhadapan langsung dengan Han.
Ckiiit
Pagi di kediaman Daneswara ternyata sudah sepi. Di depan rumah dan juga di garasi, Alex sudah tidak melihat mobil tuan ataupun Nyonya rumah. Tapi mata Alex menangkap satu kendaraan yang tidak ia kenal.
" Aaah itu pasti motornya si cewek yang jadi perawat Han," gumamnya lirih.
Alex melenggang masuk ke dalam rumah. Ia tidak perlu lagi mengetuk pintu dan langsung saja masuk. Salah satu bibirnya terangkat ketika melihat Han yang tengah di papah oleh perawatnya.
" Uhuuui, gue rasa lo cocok udah punya bini. Kalian beneran kelihatan kayak pasangan tau nggak. Ya walaupun dia cewek miskin tapi gue rasa nggak masalah kaloi ya? by the way any way busway, ayang Yoona kemana? udah berangkat kuliah ya dia."
Han memutar bola matanya dengan malas, sedangkan Gista hanya bisa menghela nafasnya saja. Apa yang dikatakan oleh Alex memang benar adanya, dia adalah gadis yang miskin. Itu adalah fakta yang sesungguhnya, dan kalau tidak salah, Alex memang sedikit alergi sama yang namanya kemiskinan.
Walaupun Gista tidak suka dengan gaya bicara Alex, tapi dia toidak perlu mengambil hati ucapan itu. Toh dia tidak punya urusan terkait dengan pria tersebut.
" Jaga bicara lo Lex, bagaimanapun Gista orang ku. Lo jangan kelewatan. Dan sekali lagi gue peringati, jangan ngedeketin Yoona. Awas kalau lo berani-berani ganggu adik gue."
" Ohooo, Tuan Muda sekarang jadi sensi ya. Huuh, lo mah heran gue. Gue serius tau sama Yoona. Kita bisa iparan nanti. Apa mulai dari sekarang gue manggil lo Abang. Bang han, waah nggak buruk juga."
" Diem lo Lex, pulang aja sono lo."
Bukannya marah dapat usiran dari Han, Alex malah terkekeh keras. Ya dia memang sering sekali seperti itu dengan Han. Dan bisa Gista lihat bahwa tidak ada kebencian pada keduanya. Sorot mata Alex juga bukanlah pria yang jahat atau memiliki maksud tersembunyi.
Itu adalah jelas hal yang berbeda dengan orang yang kemarin datang. Orang kemarin yang kata Han bernama Eida memang terlihat ramah dan menyenangkan. Tutur katanya pun halus, kesan baik diberikan olehnya. Akan tetapi sorot mata dan mimik wajah yang dimilikinya menimbulkan kecurigaan. Meskipun tidak setiap kali orang itu menunjukkannya.
Sedangkan Alex, pria yang terlihat kasar dan bicara dengan menyakitkan itu benar-benar seperti itu. Dia tipikal orang yang apa adanya. Apa yang dirasa dalam hati, dia ungkapkan tanpa embel-embel apapun.
" Kayaknya Pak Dokter dan Pak Alex emang love hate relation ship nya begini deh, adu mulut," gumam Gista lirih. Tapi ternyata Han masih bisa mendengarkannya.
" Haah, dia nyebelin."
" Siapa gue? buseeet gue mah sayang sama lo Bang Han."
" Stop manggil gue Abang. Sampai kapan pun gue nggak bakalan ngizinin adek gue sama lo."
Lagi-lagi Alex tertawa. Bukan sekali dua kali Han begini padanya setiap membicarakan Yoona. Ya, Alex sungguh menyukai Yoona. Tapi tentu saja Han tidak setuju akan hal itu.
Sebenarnya semua itu juga karena ulahnya sendiri. Alex saat masih berkuliah terkenal dengan playboy kampus. Dalam setiap angkatan pasti ada saja pacarnya. Bahkan pernah suatu kejadian para pacar Alex bertemu dan saling menyerang.
Han jelas tidak menyukai Alex yang memiliki sikap bermulut manis terhadap setiap wanita. Tentu saja Alex dan dirinya serta keluarga memiliki hubungan yang sangat baik. Alex juga mengenal Yoona karena dia sering main ke rumah. Dan siapa sangka lama kelamaan Alex menaruh hati pada gadis kecil waktu itu.
" Awas lo berani deketin adek gue!" begitulah ancaman yang Han berikan kepada Alex.
" Pak Dokter, apa mau diambilkan minuman dan makanan ringan?"
" Nggak usah, kita nggak akan lama."
" Beset deh Han, lo tega bener. Gue habis makan sandwich dan belum minum tahu. Mbak Gista yang baik dan cantik, tolong ambilkan ya. Lagian itu juga bagian dari pekerjaanmu kan."
" Alex!"
Han seketika mengucapkan nama Alex dengan sangat keras. Ya dia selalu tidak suka sikap Alex yang suka meremehkan orang lain. Alex yang suka mengukur orang dari status sosial, sungguh rasanya menyebalkan.
" Biasa aja kali Han, terus apa yang mau lo omongin ke gue," tanya Alex penuh dengan rasa penasarn.
" Haah, gue harap lo nggak kayak gitu Lex. Setiap orang pada dasarnya sama. Lo jangan cuma nilai orang dari status sosialnya. Dan yang mau gue omongin itu pun berkaitan dengan Gista. Karena dia yang nemuin. Kemarin anak-anak dari departemen bedah datang, nggak semua. Cuma Hasim yang nggak datang karena Hasim gue tau situasinya. Dan kata Gista ada salah satu gelagat dari anak buah gue yang mencurigakan."
" Exactly, emang bener. Gue juga ngerasa gitu. Dan orang itu adalah, EIDA."
" EIDA!"
TBC
Mantul thor 🥰🥰🥰
Lanjuut