Keisha Anastasia Raharjo, dia tidak pernah mengira bahwa di tempat kerjanya yang baru harus terlibat dengan bocah kecil berusia 5 tahun dan ayahnya.
" Hi Mommy! Mommy tantik, jadi mommy Ale ja ya? talau jadi mommy Ale, Mommy nda halus dimalahin Daddy."
" Maaf sayang, Kakak nggak bisa jadi mommy nya Ale."
Bukan hanya sekali itu saja Aleika meminta Keisha untuk jadi ibunya. Bahkan Ale secara terang-terangan meminta kepada sang daddy untuk menjadikan Keisha ibunya.
Entah bagaimana Keisha bisa membuat hati Ale terpaut begitu.
" Kamu sengaja ya deketin anakku biar bisa menarik perhatianku," ucap daddy nya Ale.
" T-tidak Pak, saya tidak pernah punya tujuan demikian."
Keisha yang mencari kerja ditempat lain untuk bisa lepas dari hal-hal demikian, kali ini malah dia terlibat sesuatu yang lebih mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hi Mom! 32
" Ya ... inilah tujuan awal mu Ayu. Jadi kenapa kemarin harus berbelit-belit, sampai mengada-ada sesuatu yang sama sekali tidak ada. Pakai acara sok-sokan mau bersikap seperti layaknya seorang ibu. Lihat lah dengan jelas, apa Ale tampak ingin dekat denganmu?"
Kalimat terakhir itu diucapkan Gael dengan sedikit berbisik dan mencondongkan tubuhnya pada Ayu agar Ale tidak mendengar.
Ayu seketika melihat ke arah Ale, anak itu sedang asik bermain dengan Keisha. Ada sesuatu rasa tidak nyaman dalam hatinya namun dia juga tidak bisa memahami.
Namun hanya sesaat itu saja, dia kemudian mengalihkan pandangannya dan kembali fokus pada tujuannya datang menemui Gael.
" Apa kau bisa membantu ku Gael?"
" Nggak sulit, tapi apa yang akan kau berikan padaku sebagai bayarannya?"
Degh!
" Apa? Bayaran apa yang kamu maksud Gael?"
Ayu terkejut, lebih tepatnya dia tidak menyangka bahwa Gael akan meminta bayaran. Bagi Ayu, Gael yang sudah memiliki segalanya itu bagaimana bisa meminta bayaran dari hal kecil yang akan diberikan.
Sungguh rasanya tidak masuk akal sekali. Tapi bagi Ayu ini adalah satu-satunya kesempatannya. Kesempatan untuk kembali berkarir di dunia yang sudah jadi dunianya.
" Kau tidak akan berpikir bahwa semua yang ada di dunia ini gratis kan? Ingat Yu, semua ada bayarannya. Pulanglah dulu, kau pikirkan dulu aja apa kau setuju atau nggak. Kalau setuju kau hubungi Melani maka aku akan menyiapkan kontraknya."
Ayu tidak bisa banyak bicara, dia langsung berdiri dan pergi begitu saja. Gael dan Ale tampak acuh tapi tidak dengan Keisha. Hati Kesha merasa sakit melihat sikap Ayu yang benar-benar tidak peduli dengan keberadaan Ale di sana.
" Ya Tuhan, apa ini sikap seroang ibu di depan anaknya?" Keisha bicara dalam hati. Dia lalu mengalihkan pandangannya dari Ale, anak itu tetap ceria tapi apakah memang benar demikian.
" Ale, apa Ale nggak ingin bermain dengan Ibu Ayu?"
" Ehmm nda Mommy, Ale lebih suta dan seneng talau main sama Mommy tok."
Keisha tersenyum simpul, dia disini sepenuhnya hanya orang lain. Jadi tidak ada kewajiban apapun untuknya membuat Ale agar lebih mengenal ibunya.
Lagi pula sikap Ayu juga seperti itu. Dia tampak acuh dan hanya sibuk berbicara dengan Gael soal pekerjaan. Setidaknya memang itulah yang Keisha tangkap dari inti pembicaraan Gael dan Ayu tadi.
" Nah Ale, kalau gitu Kakak kembali ke ruangan kakak dulu ya. Kakak mau kerja dulu."
" Kei bisa bicara sebentar dulu sebelum kamu pergi?"
" Ya Pak, silakan."
Gael memberi instruksi kepada Betty untuk membawa Ale pergi keluar dulu. Betty paham dan segera mengambil Ale dari Keisha.
Pembicaraan Gael dan Keisha tampaknya lebih penting ketimbang dengan Ayu. Sampai-sampai Ale harus dibawa keluar.
Selama hampir setengah jam tapi mereka belum juga selesai membuat Ale menjadi tidak sabar.
" Sus, tapan selesainya Daddy sama Mommy ngoblolnya? Ale tan mau masuk."
" Ehmm tunggu sebentar ya, mungkin yang dibicarakan Daddy penting jadi sedikit lebih lama."
Penjelasan dari Betty tidak membuat Ale puas. Bocah kecil itu sungguh sudah tidak bisa menunggu lagi. Pada akhirnya Ale nekat untuk masuk tanpa persetujuan dari Betty.
Cekleek
" Maaf Pak Bos, Non Ale nya tidak sabar buat masuk."
" Nggak naslah Bet, kita juga sudah selesai kok. Kei, coba kamu pikirkan ya?"
" Ya Pak, kalau begitu saya pamit lebih dulu."
Keisha keluar dengan wajah yang tidak bisa ditebak. Tapi Keisha tetap menyapa Ale lebih dulu dan baru pergi meninggalkan ruangan Gael.
Melihat gelagat Keisha yang aneh membuat Ale menatap Gael dengan penuh kecurigaan.
" Daddy, Mommy Sha diapain? Tok wajahnya begitu. Daddy nda boleh lho ya malahin Mommy Sha?"
" Nggak sayang, Daddy nggak marahin Mommy Sha. Daddy cuma ngobrol aja kok."
Tatapan mata menyelidik dan tidak percaya ditampilkan oleh Ale. Dia masih tidak percaya ucapan ayahnya, sedangkan Gael dia hanya tersenyum simpul. Mungkin apa yang ia bicarakan dengan Keisha tadi sedikit membuat gadis itu terkejut, tapi memang sekarang harus seperti itu. Setidaknya bagi Ale.
Adapun nanti Keisha setuju atau tidak, Gael tidak akan mengganggu gugat keputusan gadis itu. Yang terpenting dia sudah menyampaikannya.
*
*
*
Sepulangnya dari BHP, Ayu langsung kembali ke rumahnya. Di rumah ternyata ada Bram. Katanya tadi pagi saat ia hendak pergi, Bram ingin pergi juga. Tapi ternyata tidak, pria itu masih duduk santai di sofa sambil menonton televisi.
" Katanya mau pergi, tapi kamu malah anteng gitu di rumah."
" Eh Yu, udah balik, cepet amat. Ah iya gimana-gimana, gimana hasilnya?"
Ayu meletakkan tasnya di atas meja lalu duduk di samping Bram. Ia terlihat tengah berpikir membuat Bram begitu penasaran dengan apa yang terjadi tadi di BHP.
" Aku to the poin ke Gael soal minta bantuan. Dia setuju tapi dia minta bayaran?"
" Bayaran? Bayaran apa?"
" Dia belum ngasih tau. Tapi katanya kalau aku setuju, aku disuruh ngubungin Melani."
Bram mengerutkan keningnya, baru kali ini dia melihat Gael sepeti itu. Dan Bayaran yang dimaksud itu, bayaran seperti apa? Bram mencoba menerka-nerka, dia mencoba untuk menelaah tapi tetap saja dia tidak dapat menerka apa yang dimaksudkan oleh Gael.
" Terus kamu maunya gimana?"
" Nggak tahu juga Bram, bingung akau. Gael satu-satunya jalan dan cara. Tapi soal bayaran itu aku ngrasa ada yang nggak beres aja. Aku yakin bayaran yang dimaksud bukanlah uang atau materi, semua itu dia udah punya jadi nggak mungkin dia minta hal kayak gitu."
" Hmmm ya udah coba aja, kalau ternyata bayaran yang dia mau, kita nggak sanggup kasih ya kita nggak jadi buat minta tolong ke dia. Dan kamu harus kasih jawaban cepet, takutnya dia nanti berubah pikiran. Kesempatan kita juga bakalan hilang Yu."
Ayu setuju dengan apa yang dikatakan oleh Bram. Jika dia berpikir terlalu lama maka bisa saja gael mengurungkan niatnya untuk membantu.
Ia pun mengambil ponsel dan segera menghubungi Melani untuk menyampaikan kesetujuannya dengan apa yang Gael sampaikan.
Selama berbicara dengan Melani tidak ada yang banyak dibahas. Hanya Ayu diminta untuk datang besok pagi. Namun tidak sendiri, melainkan datang bersama Bram.
" Jadi dia menyuruhmu untuk datang sama aku? Kenapa?"
" Aku juga nggak tau Bram, Melani bilang itu perintah dari Gael."
Bram menjadi sangat curiga, mengapa dia harus ikut datang. Memang benar bahwa Bram merupakan manager Ayu tapi tetap saja ada yang janggal yang dirasakan oleh Bram.
" Ada apa sebenarnya?"
TBC
Lanjut thor up-nya 😘😘😘💪🏻💪🏻💪🏻
Kalau pengin gak penasaran ya temuin saja besok sama2....
Paling Gael minta bayarannya adalah Ayu dan Bram menjauh sejauh-jauhnya dari hidup Ale-Gael. Dan tidak boleh kembali lagi ke tanah air apapun yang terjadi. Entah itu nanti mendulang kesuksesan atau kegagalan.
Setelah Gael memberi sokongan pada Ayu untuk terakhir kalinya. Jadi besok2 tak ada lagi ya......
dan untukmu ayu.... kamu bner2 gak tau malu 😏😏
dan apa yg dibicarakan Gael dgn Keisha?apa Gael ngajak nikah Keisha demi Ale atau apa ya???