Surat keterangan infertil dari rumah sakit, membuat hidup Anyelir seketika hancur. Tidak ada kebanggaan lagi pada dirinya karena kekurangan tersebut. Namun sebuah kesalahan semalam bersama atasannya, membuat dia hamil. Mungkinkah seorang wanita yang sudah dinyatakan mandul, bisa punya anak? Atau ada sebuah kesalahan dari surat keterangan rumah sakit tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TATM BAB 26
Ciuman yang awalnya biasa, makin lama makin dalam dan menuntut. Seperti tak ingin momen itu berakhir, keduanya lagi dan lagi, saling menautkan bibir, berbagai saliva dan membelit lidah. Udara di ruangan terasa kian panas seiring nafas yang makin menderu. Suara kecipak bibir mereka, memenuhi seisi kamar yang menjadi saksi biru perbuatan terlarang tersebut.
Entah siapa yang memulai duluan, keduanya saling bekerja sama melolosi pakaian. Sentuhan demi sentuhan, membuat darah semakin berdesir dan tubuh meremang. Sagara memberikan kecupan di sekujur tubuh Anye, membuat wanita yang antara sadar dan tidak itu, tak henti-hentinya mengeluarkan de sahan sekksi.
Meski tahu yang dilakukan salah, namun nafssu mengalahkan segalanya, Sagara tak mampu menahan diri. Mungkin keesokan harinya, Anye akan marah, namun bukan itu masalahnya sekarang, ada yang lebih urgent dari itu, yaitu sesuatu yang menuntut untuk segera dituntaskan.
hingga terjadilah penyatuan yang membawa kenik matan tiada tara.
Sagara makin semangat menghentakkan tubuh melihat di bawahnya, si wanita me lenguh nikmat, dengan ekspresi begitu menggoda. Tak bosan-bosan dia menatap wajah Anye yang sedang dilanda kenik matan. Dia hujani wajah cantik itu dengan kecupan basah, hingga leher dan dadanya, membuat tanda merah dimana-mana.
Ranjang yang kemarin dingin, malam ini panas dan basah karena keringat. Semakin lama, kenikmatan yang dirasakan makin tiada tara, sampai akhirnya keduanya bersamaan mencapai puncak. Peluh membasahi tubuh kedua insan yang baru saja mereguk kenik matan. Menarik selimut, saling berpelukan hingga tertidur di bawah selimut yang sama. Kamar tersebut, menjadi saksi perbuatan terlarang sepasang mantan kekasih.
...----------------...
Anye merintih saat merasakan kepalanya begitu sakit. Tak pernah sebelumnya, dia merasakan sesakit ini saat bangun tidur. "Mas, kepalaku sakit banget." Rasa sakit itu, membuatnya enggan untuk membuka mata. "Mas... haus," tenggorokannya terasa kering dan panas. Menyadari tubuh yang dia peluk tak merespon, tak bergerak sama sekali, perlahan ia mulai membuka mata. "Mas... ambilin minum, kepalaku pu_"
Bersamaan dengan mata yang terbuka sempurna, jantung Anye rasanya seperti berhenti berdetak. mulutnya menganga lebar, tubuhnya gemetaran melihat laki-laki yang dia peluk di atas ranjang, bukan Robby suaminya, melainkan,
"Gara!" Anye langsung bangun, memperhatikan kondisi tubuhnya dan Sagara yang ternyata sama-sama tidak memakai sehelai benang pun. Apa yang telah dia lakukan bersama Sagara semalam? Sebelah telapak tangan Anye menutupi mulut, tangisnya pecah.
"Anye," Sagara yang baru saja terbangun, kaget mendapati Anye menangis.
"A-apa yang sudah kita lakukan, Ga? Kita, kita gak mungkin melakukan itu kan?" tanya Anye dengan suara bergetar. Jantungnya berpacu, berusaha untuk menyangkal fakta di depan mata.
Sagara meraup wajah dengan kedua telapak tangan, membuang nafas kasar sembari merutuki diri sendiri, kenapa tadi malam tak bisa menahan diri. Tak seharusnya dia memanfaatkan kondisi Anye yang sedang mabuk. "Maafin aku, Nye. Aku khilaf."
Tangis Anye makin kencang mendengar pengakuan Sagara. Dia berusaha mengingat kejadian semalam, bingung kenapa tak menolak saat Sagara melakukan itu. Tapi semakin berusaha mengingat, kepalanya makin pusing. Ya, kepalanya pusing sekali saat ini.
"Maaf, Nye," Sagara hendak menyentuh bahu Anye, namun tangannya ditepis kasar oleh wanita itu.
Hal terakhir yang diingat Anye, ia meminum minuman yang dia pesan dari bartender. Pikiran yang sedang kacau, membuat dia ingin mencoba minuman beralkohol, yang mungkin bisa membuat dia melupakan sejenak, masalah rumah tangganya. Namun, kenapa malah seperti ini yang terjadi.
"Kenapa kamu ngambil kesempatan saat aku mabuk, Ga? Kenapa, Ga, kenapa?" tanya Anye di sela-sela isakannya.
"Aku minta maaf, Nye, aku khilaf."
Anye merasa sangat bersalah saat teringat Robby. Sekarang, dia bahkan jauh lebih buruk daripada Robby. Robby menikahi Sera, namun dia malah berzina.
"Aku akan tanggung jawab, Nye."
Anye tertawa sekaligus menangis mendengar kata tanggung jawab. "Aku ini istri orang, Ga, tanggung jawab seperti apa yang kamu maksud?"
"Aku akan menikahi kamu setelah kamu resmi bercerai dengan suami kamu."
Menikah? Anye bahkan merasa muak sekali mendengar kata itu. Dia memang ingin mengakhiri pernikahan dengan Robby, tapi bukan berarti dia mau menikah lagi. Dia masih trauma dengan pernikahan, tak mau lagi dan lagi, dirinya yang mandul, menjadi akar masalah dalam pernikahan itu nantinya.
Anye menarik bedcover untuk menutupi tubuhnya lalu turun dari ranjang. Namun, kepala yang pusing, serta bedcover yang terlalu besar, membuat dia malah jatuh karena kaki terbelit.
Bug
"Aww.. " Anye meringis menahan sakit di kening. Ini pasti gara-gara alkohol semalam, hingga pagi ini, kepalanya teramat pusing.
"Astaga, Nye." Buru-buru Sagara turun dari ranjang, menghampiri Anye untuk membantunya berdiri.
"Gara!" Anye reflek menutup wajah dengan kedua telapak tangan melihat Sagara yang tak mengenakan apa-apa, berdiri tepat di depannya. "Itu kamu kelihatan."
"Kamu juga kelihatan, Nye."
Anye cepat-cepat membuka wajahnya, menunduk dan baru sadar jika gara-gara menutup wajah tadi, dia melepas bedcover, yang berujung tubuh bagian atasnya terbuka, pantas rasanya dingin. Segera dia menarik kembali bedcover, menutupi tubuh atasnya.
"Ayo aku gendong ke kamar mandi," tawar Sagara.
"Aku bisa sendiri," tolak Anye. Buru-buru bangkit untuk membuktikan pada Sagara kalau dia bisa, sayangnya, malah kembali terjatuh karena kakinya terbelit bedcover, juga faktor kepala yang terasa sangat berat. Dia bersumpah tak akan meminum alkohol lagi, gara-gara minuman haram itu, sekarang kepalanya terasa mau pecah. Sudah kepala pusing, masih ditambah sakit karena kening mencium lantai yang teramat keras. Dia meringis sambil mengusap kening yang sakit tersebut.
Sagara yang kehabisan kesabaran, memaksa mengangkat tubuh Anye. Bedcover besar membuat dia kesulitan saat menggendong, mau tak mau dia singkirkan benda tersebut.
"Gara, apa yang kamu lakukan?" bentak Anye, marah karena Sagara membuka satu-satunya penutup tubuhnya.
"Diam!" Sagara ganti membentak. Sebentar lagi mereka harus ke bandara, menunggu Anye, bisa-bisa mereka ketinggalan pesawat. Dia menggendong tubuh polos Anye menuju kamar mandi.
Anye yang malu setengah mati, wajahnya merah padam. Yang bisa dia lakukan saat ini, hanya berusaha menutupi area sensitifnya agar tak menjadi santapan mata Sagara.
Sagara menurunkan tubuh Anye ke dalam bathtup lalu mengisi dengan air. Sementara dia sendiri, mengguyur tubuh yang lengket di shower.
Anye memalingkan wajah setelah beberapa saat secara tak sadar, menatap Gara yang sedang mandi.
"Ma-mau apa kamu?" Anye menutup dada dengan kedua lengan saat Sagara yang baru selesai mandi dan hanya menggunakan handuk untuk melilit pinggang, menghampirinya.
"Jangan lama-lama, kita bisa ketinggalan pesawat." Sagara keluar setelah mengatakan itu.
Karena peristiwa itu, terjadi kecanggungan antara keduanya. Anye tak mau terus menyalahkan Gara, karena bagaimana pun, dia juga salah disini. Andai dia tak mabuk, semua ini juga tak akan terjadi. Selama di lounge bandara, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Anye maupun Gara.
"Lupakan yang terjadi semalam," Anye akhirnya bersuara saat pesawat sebentar lagi mendarat. "Anggap tak pernah terjadi sesuatu diantara kita."
"Aku akan tanggung jawab, Nye. Kita nikah setelah kamu cerai."
Anye menggeleng. "Aku tidak butuh itu. Cukup lupakan saja tentang semalam."
"Ta_"
"Please, Ga," potong Anye. "Setelah Mbak Dinda selesai cuti, dan aku kembali bekerja seperti dulu, aku harap kita tak usah bertemu lagi."
karena perlakuan keluargamu.
ternyata si Robby yg mandul
pantesan kekeuh nggak mau cerai..
ia masih bersama Robby..
apa udah cerai ya???
kalo masih bersama Robby....
maukah Robby terima annak itu..
akakah perstlingkuham itu dimaafkan Robby?
❤❤❤❤❤
sdh hsl di manipulasi
saudqra sm ibu nyakiti anye g dibela
kamu yg tdk sempurna.