10 tahun sudah berlalu, kini tiga bocah kembar yang dulu selalu tampil menggemaskan, sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan dan gadis yang cantik.
Semenjak 10 tahun itu banyak hal yang sudah terjadi, Zio, Zayn dan Zea mengalami keterpurukan yang mendalam karena terbunuh atau meninggal nya dua orang terkasih nya, yang disebabkan oleh orang terdekat nya.
Namun sayangnya, semenjak hari kejadian itu, orang yang telah mencelakai keluarga mereka menghilang bak ditelan bumi. Dan semenjak hari itu tiga anak kembar itu berjanji akan mencari dan menemukan pembunuh itu dan akan membalas dendam atas kematian dua orang yang mereka sayangi.
Yuk ikuti kisah nya. selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Pandangan kedua lelaki itu bertemu, Mark menatap tajam Janssen, sedangkan Janssen menatap sengit Mark.
"Katakan bocah tengik, mengapa kamu menyerangku?." Tanya Mark tegas.
"Kata kakak Ara kamu melakukan macam-macam pada kakak Zea ku, maka kamu harus di berikan pelajaran." Jawab Janssen, bocah itu sama sekali tidak takut di tatap tajam oleh Mark.
"Zea itu milikku, bukan milik mu." Mark tak terima saat Janssen mengatakan kata kakak Zea ku.
"Kakak Zea itu milik ku." Janssen tak akan mau mengalah, bocah itu langsung menghampiri Zea, dan duduk di atas pangkuan Zea yg saat itu telah duduk di sofa.
Mark menatap tak suka pada Janssen, dia tak bisa terima Janssen duduk di pangkuan Zea.
"Hey bocah, turun lah dari pangkuan princess ku, jangan dekat-dekat dengan nya." Kecam Mark, lelaki tampan itu malah mengajak gelut Janssen.
Janssen bukan nya menurut, bocah itu malah sengaja memeluk erat leher Zea, menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Zea.
"Kakak Zea, kamu milik Janssen kan, bukan kakak Zea nya lelaki tua itu." Janssen berucap, sengaja bocah itu ingin membuat Mark semakin kesal, anggap saja itu balasan dari Janssen karna Mark telah berani membawa princess mereka.
"Tidak, Zea itu princess nya Mark." Mark tetap mendebat Janssen.
"Kak Zea jawab, Kak Zea sayang Janssen kan?." Janssen menatap Zea dengan tatapan memelas, yang membuat Zea langsung mengusap lembut pipi bocah itu.
"Iya, kak Zea sayang Janssen kok." Zea menyahuti sambil menjawil hidung Janssen.
"Princess, kamu lebih sayang aku atau bocah tengik ini?." Mark malah seperti anak kecil, yg tak mau mengalah dengan Janssen.
"Zea juga sayang Kak Mark." Sahut Zea dengan tersenyum malu-malu.
"Kau dengar itu bocah, Zea juga sayang padaku, jadi sekarang turun lah dari pangkuan nya." Mark mengusir Janssen dan meminta bocah itu turun dari pangkuan Zea.
"Tidak mau, kak Zea hanya milik ku." Mark semakin memeluk Zea posesif.
"Hey mana ada seperti itu, Zea adalah calon istriku, jauh sana, jangan nempel-nempel seperti cicak." Mark masih tak mau mengalah. Lelaki itu sengaja meraih tangan Janssen untuk menjauhkan bocah itu dari pangkuan Zea.
Namun Janssen pastinya tak akan mau mengalah, bocah itu mengeraskan badan nya, agar Mark tidak bisa menyingkirkan dirinya.
"Bocah jangan macam-macam kamu, jauhlah atau otakmu aku jadikan sup." Ancam Mark. Masih berusaha mengangkat tubuh Janssen, namun bocah itu semakin memeluk erat tubuh Zea.
Sedangkan yg lain hanya bisa saling menatap dan melongo, mereka tidak menyangka, Mark yg dulu nya begitu irit bicara, kini malah berdebat dengan seorang bocah.
Adegan tarik menarik antara Mark dan Janssen terus berlangsung, Zea lah yg menjadi korban akibat kedua pria beda usia itu, bagaimana tidak, tubuh nya harus terombang ambing akibat pelukan erat Janssen, dan tarikan kuat Mark.
"Stop, aku capek." Zea mulai mengeluarkan teriakan nya yg menggelegar, dan sontak membuat Mark menghentikan aksinya, dan Janssen melonggarkan peluk kan nya.
"Maaf princess, tapi bocah ini yg memulai duluan." Mark malah lebih dulu mengadu ketimbang Janssen.
"Kakak Zea, pria sok dewasa itu kan yg mulai duluan, bukan Janssen." Janssen menampilkan tampang melas andalan nya.
"Enak saja kamu menyalahkan ku, jelas-jelas kamu yg mulai, Zea itu princess ku, tapi kamu malah menempel-nempel pada nya." Mark masih tak mau mengalah.
"Itu karna kamu yg sudah berani membawa kakak Zea ku." Bentak Janssen, bocah itu sangat kesal pada Mark. Zea menghela nafas lelah.
"Ya Tuhan, aku harus bagaimana?." Lirih Zea, gadis itu benar-benar di buat lelah oleh Mark dan Janssen.
"Mark, kamu sudah besar, mengalah sedikit sama anak kecil." Suara seorang wanita menyela. Semua orang mulai menatap ke arah sumber suara,
Alea berdiri disana bersama seorang bocah laki-laki yg kira-kira berumur 8 tahun.
Bocah laki-laki yg tadi bersama Alea langsung berlari mendekati Janssen, dan langsung menarik tubuh Janssen dari pangkuan Zea.
"Janssen sudah ku bilang jangan dekat-dekat pacarku ." Bocah laki-laki tersebut langsung menatap penuh permusuhan pada Janssen.
"Axel." Tegur Alea, karna Axel begitu kasar pada Janssen, sementara Janssen hanya diam, dia mengalah pada Axel yg lebih kecil dari nya.
"Jangan kurang ajar sama kak Janssen, minta maaf cepatan." Peringat Alea, sambil menatap Axel.
Iya anak kecil laki-laki yg datang bersama Alea adalah adik nya Arania. Bocah laki-laki berumur 8 tahun itu mempunyai nama Axel Al Maalik.
"Tidak mau Ma, salah kak Janssen sendiri dekat-dekat Kak Zea, sudah tahu kak Zea itu pacarku." Bantah Axel.
"Axel, dengarkan kak Ara, kamu tidak boleh melawan apa kata Mama, dan tidak boleh kurang terbuka pada yg lebih tua, Axel minta maaf ya sama kak Janssen." Ara membujuk Axel.
Bocah laki-laki itu mulai menganggukkan kepala nya, dia tidak pernah membantah perkataan sang kakak.
"Maafkan aku." Axel berkata seraya mengulurkan tangan nya pada Janssen.
"Iya." Sahut Janssen tak acuh. Setelah itu Janssen langsung duduk di sebelah kanan Zea, tidak lagi di pangkuan Zea seperti tadi, karna Axel akan sangat marah.
"Kak Ara minggir, Aku mau duduk disini." Axel mengusir Ara yg tadinya duduk di sebelah kiri Zea.
Ara menggeser duduk nya, jadilah Zea diapit dua bocah laki-laki itu.
"Kak Zea yg cantik apa kabar?." Axel langsung menatap Zea dengan tatapan lembutnya. Zea tersenyum seraya mengusap lembut kepala bocah itu.
"Kakak baik kok Axel, yg harusnya kamu tanyain kabar nya itu kan kak Mark, kan dia yg baru pulang." Ucap Zea sambil terkekeh pelan, dan menatap Mark.
"Tidak, aku tidak suka kak Mark, yg sudah mengambil kak Zea dari ku." Ketus bocah itu menatap Mark.
"Aku juga tidak butuh di tanyain kabar sama kamu cil." Mark malah selalu mendebat anak kecil.
"Mark, mengalah sama anak kecil." Zea berkata lembut sambil menatap Mark dengan tersenyum manis.
Jika sudah Zea yg angkat bicara, Mark bisa apa selain diam dan menuruti perkataan gadis nya, atau bisa-bisa princess nya itu akan ngambek, kan sangat tidak etis kalau baru bertemu sudah saling ngambek-ngambekkan.
"Eiitthh dah giliran sama pawang nya aja nurut dan sok manis." Cibir Ara, sambil menatap sinis Mark.
"Ngomong-ngomong, kemana para kakak iparku mengapa tidak ikut protes dan berdemo kemari?." Mark bertanya seraya menatap Elang, sejak tadi Mark menunggu moment pertemuan antara dia dan ke 2 saudara Zea, akan tetapi mereka tidak datang, yg datang dan banyak protes justru para bapak dan para bocil.
"Latihan basket, besok ada pertandingan basket antar sekolah, dan sekolah kami yg jadi tuan rumah nya." Zea yg menjelaskan, dia ingat betul hari ini ke 2 kakak nya akan latihan basket di sekolah. Mark menganggukkan kepala nya.
"Oh iya Mark, kamu sendiri sudah memutuskan akan bersekolah dimana??." Fathur angkat bicara.
"Belum tahu Om, rasanya aku mau istirahat dulu untuk beberapa hari, baru deh aku mulai sekolah lagi." Jawab Mark.
"Zea, kita lihat Zio latihan basket yuk." Ara langsung bangkit dari duduk nya, gadis itu sangat suka melihat Zio saat sedang bermain basket.
"Aku ikut." Mark langsung ingin ikut, lelaki itu akan selalu membututi Zea pergi.
"Daddy Boleh tidak?." Zea meminta izin daddy nya dulu.
"Hm." Sahut Elang,
"Tapi ingat, pulang nya nanti bareng kakak-kakak saja, tidak perlu pulang dengan pria itu, bisa-bisa kamu tidak di kembalikan lagi oleh nya." Elang berkata sambil menatap sinis Mark, dan mengusap lembut rambut putrinya.
"Siap Dadd." Sahut Zea, sambil menampilkan senyum manis nya.
"Kak Zea, aku ikut." Janssen dan Axel berkata serempak, kedua bocah itu memang kerap nempel pada Ara dan Zea.
"Tidak Axel, jangan membuat ku kesal dengan ke nakalan mu." Ara langsung menolak tegas.
"Kasihan deh lo cil, gak boleh ikut ya, sudah lebih baikkalian main robot-robotan saja, jangan suka ikut campur urusan orang dewasa." Mark meledek Janssen dan Axel, yang membuat kedua bocah itu langsung berkacak pinggang dan menatap Mark dengan mata melotot tajam. Mark langsung ngacir menarik tangan Zea, untuk keluar rumah.
"Kami pergi dulu, Daddy mertua, Om mertua, dan Papa." Mark berkata sambil berlarian kecil menarik tangan Zea, sebelum gadis nya itu termakan rayuan para bocil.
Para bapak disana hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Mark.
"Apakah Mark berubah dari lelaki tengil gara-gara tinggal di Paris?." Elang bertanya pada Arnold.
"Saat di Paris dia hanya diam sama sekali tidak banyak bicara, mungkin karna bersama Zea, sehingga Mark seolah kembali hidup dan hangat layak nya seseorang terhadap pasangan nya." Jelas Arnold.
Elang, Fathur dan Jonathan menganggukkan kepala mereka.
Sedangkan Janssen dan Axel sudah bermain robot-robotan, kedua bocah itu memang selalu berebut Zea, tapi kemudian mereka akan akur dan bermain.
Sementara para Bapak malah asyik berbincang membahas soal pekerjaan dan bisnis masing-masing.
\*
Bersambung.................
Zio❤️ Arania(Ara)
Zayn ❤️Senna( Nana)
Asya ❤️Arumi(Arum)
Kevin selalu dikejar Juliet si gadis yang make up nya over tapi tak tahu kalau sebenarnya Juliet tu cantik orangnya jika bermake up tipis dan natural tak terlalu over make up nya
jika Juliet baik orangnya adakah Zea,Ara,dan Arumi ubah penampilan Juliet yang over make up nya tu
Juliet mesti cantik tapi kenyataan Juliet tak pandai make up wajahnya sendiri sebab tu make up nya over.
jika Juliet bermake up tipis adakah Kevin akan tertarik dengan penampilan baru Juliet sebab disini Juliet terkejar-kejar Kevin kerana dia suka Kevin tapi dia bukan teman vina CS sebab Juliet ada bela- belain temannya Zea masa pertandingan basket tempoh hari.
Tom & Jerry sekarang Asya& Arumi
Arumi seperti Jeniffer orangnya bar bar tapi lebih bar bar si Arumi dibandingkan Jeniffer dulu
Asya & Arumi pengganti Jonathan &Jeniffer masa zaman sebelum jadi suami isteri.
Elang umurnya 42 tahun mungkin Jonathan fathur dan Darren juga 42 tahun
Claudia umurnya 40 tahun
Erick dan Arnold tak tahu umur berapa tahun sama ada sebaya Elang atau lebih tua sikit umurnya dari elang
Alexander tidak tahu umur berapa tahun 60 tahun lebih ke atau 70 tahun lebih begitu juga umur Elis A.k.A Alista.
macam contohnya kamu mengecam aku di media sosial (medsos) sampai aku dipulaukan ( dipinggirkan) orang lain dan contoh satu lagi kamu mengancam aku untuk sebarkan aib aku.