Dijodohkan sejak bayi, Zean Andreatama terpaksa menjalani pernikahan bersama aktris seni peran yang kini masih di puncak karirnya, Nathalia Velova. Memiliki istri yang terlalu sibuk dengan dunianya, Zean lama-lama merasa jengah.
Hingga, semua berubah usai pertemuan Zean bersama sekretaris pribadinya di sebuah club malam yang kala itu terjebak keadaan, Ayyana Nasyila. Dia yang biasanya tidak suka ikut campur urusan orang lain, mendadak murka kala wanita itu hendak menjadi pelampiasan hasrat teman dekatnya
--------- ** ---------
"Gajimu kurang sampai harus jual diri?"
"Di luar jam kerja, Bapak tidak punya hak atas diri saya!!"
"Kalau begitu saya akan membuat kamu jadi hak saya seutuhnya."
-------
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 - Boleh?
Ayolah, ini masih pagi.
Tidakkah Syila ketahui kebiasaan kaum pria di pagi hari. Zean berusaha menyembunyikannya seraya menggigit bibir, tidak lucu jika sampai Syila mengetahui sesuatu mulai terbangun dari tidurnya kala wanita itu memasuki kamar.
"Wah, rajin ternyata ... makasih loh."
"Makasih untuk apa?" tanya Zean gugup dan menutupi bagian bawah perutnya dengan telapak tangan, ingin sekali dia mengutuk istrinya yang sengaja mendekat hingga aroma khas tubuh Syila membius indera penciuman Zean.
"Ini, rapi banget," puji Syila bertepuk tangan dan seakan lupa siapa pria yang ada di hadapannya, senyum Syila yang mengembang membuat Zean berpikir apa mungkin wanita ini tengah menggeodanya.
"Masalah kecil, aku sudah terbiasa melakukannya," ucap Zean kemudian dan membuat mata Syila membulat sempurna.
"Apa? Mau mengejekku lagi? Tidak selamanya hal semacam ini jadi tugas istri, suami juga sah-sah saja." Dia khawatir dianggap banci, sungguh Zean memang paling anti diremehkan ini dan itu oleh siapapun.
"Siapa yang mengejek, aku tadi bilang makasih ... jangan salah paham, pikirannya negatif terus." Lebih menyebalkan lagi, wanita itu menggigit bibirnya hingga Zean tidak dapat menahan diri untuk tidak menyentuhnya.
Zean yang sejak tadi memang sudah setengah waras sontak menarik pinggang Syila hingga keduanya tidak lagi berjarak. Dada Syila berdegub tak karuan, pemandangan semacam ini membuat jiwanya porak poranda.
"Sengaja menggodaku?" tanya Zean dengan suara beratnya, sejak tadi dia sudah hampir gila rasanya.
"Go-goda? Siapa yang menggoda, aku tid_"
Belum selesai Syila berkata, Zean kini membuatnya terhempas di atas tempat tidur. Hanya dengan balutan handuk, mata Zean masih tak berkedip menatap wajah sang istri yang tampak panik di bawahnya.
"Hehe mau apa?" Dia tengah dicekam bencana, bisa-bisanya tertawa, pikir Zean.
"Menurutmu apa? Rutinitas pengantin baru biasanya apa?" tanya Zean mulai mengarah ke arah yang iya-iya, tanpa Zean jelaskan Syila sangat paham makna tatapan itu. Tatapan penuh damba, namun seakan ditahan lantaran tertutup gengsinya.
"Seperti orang pada umumnya, senin sampai jum'at kerja ... sabtu sama minggu di rumah, hidup manusia gitu-gitu aja, 'kan?" Lihatlah, dia cari mati dengan jawaban yang membuat Zean kesal.
Sepertinya sang istri memang tengah menguji kesabaran Zean, pria itu tidak lagi bisa menahan diri hingga dia melummat bibir sang istri agar berhenti mengucapkan kalimat yang membuat Zean menyesali pertanyaannya.
Begitu lembut dia lakukan, Zean bukan penjelajah. Hanya Syila yang pernah dia perlakukan begini, walau dia punya istri sebelumnya tetap saja Nathalia enggan melayani Zean sepenuhnya.
Meski demikian, kemampuan Zean membuat wanita luluh jelas tidak perlu diragukan. Meski Syila belum bisa membalas gigitan kecil dan gerakan lidah yang beraksi di sana, Zean sama sekali tidak masalah. Pria itu tidak akan berhenti selagi dia ingin, hingga dia baru tersadar napas istrinya hampir habis kala Syila mendorong dadanya.
Wanita itu terengah-engah, dia ingin marah pada Zean yang semena-mena. Matanya menatap kesal Zean, pria itu hanya tersenyum tipis kemudian mengusap bibir istrinya yang tampak basah dengan jemarinya.
"Maaf, aku tidak sengaja," ucapnya kemudian lantaran mengerti jika saat ini Syila tengah kesal padanya.
Masih dengan posisi yang sama, handuk Syila sudah melorot dan hampir memperlihatkan seluruh tubuhnya. Pagi ini berakhir sudah, tampaknya Zean sengaja membuat Syila terlambat. Tanpa keraguan, tangan pria itu menelusup ke dalam handuknya dan mengusap pinggang Syila hingga membuat sang istri menggigit bibir bawahnya.
"Boleh?" tanya Zean lembut, dia menatap mata Syila begitu lekat. Dia meminta izin, meski wanita itu adalah miliknya tetap saja dia tidak ingin bertindak semaunya.
Sadar betul jika menolak suami adalah dosa, Syila mengangguk meski dia sadar resikonya jelas harus mandi lagi setelah ini. Akan tetapi, tubuhnya juga menginginkan sentuhan itu hingga dia tidak ragu menerima Zean pagi ini.
Mendapat izin resmi dari pemilik tubuh itu, Zean lantas menghujaninya dengan kecupan. Leher dan dadanya jadi sasaran, akan tetapi pria itu masih mampu berpikir hingga dia tidak meninggalkan tanda kepemilikannya di tempat yang dikhawatirkan mengundang fitnah untuk Syila.
"Maaf, aku egois ... salah sendiri mandi lebih dulu."
.
.
- To Be Continue -