Dokter Amelia, seorang mata-mata cantik dan cerdas, menyusup ke dalam kehidupan Gubernur Tantra. Misinya adalah mencari kelemahan Tantra untuk kepentingan musuh politiknya. Namun, keadaan berubah ketika Tantra jatuh cinta padanya dan menikahinya. Amelia terjebak antara tugas dan cinta.
Bagaimana kelanjutannya, selamat membaca.....
Ada Giveaway untuk pembaca setia yang mau ikut komen di setiap episodenya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33 Musuh
Brugh!
Tantra jatuh ke tanah dengan bersimbah darah, memegangi lengan kirinya. Marni yang sedang membersihkan halaman langsung berlari ke arah Tantra.
"Pak Tantra! aduh kenapa?!" Marni panik melihat ada darah yang keluar. dari lengan Tantra.
"Bu Amelia!" Marni mencoba memapah Tantra tapi kesulitan.
"Marni cepat telepon Johan!" kata Tantra sembari menahan sakit. ia memegangi lengannya yang terluka.
"Iya pak"
Dua orang sekuriti yang berjaga segera berlari ke arah Tantra memapah Tantra masuk kedalam rumah.
Amelia yang mendengar teriakkan Marni berusaha berjalan. ia perlahan menuruni anak tangga menuju ruang depan. di lihatnya Tantra terduduk di sofa memegangi lengannya sembari kesakitan dengan wajah pucat.
"Mas Tantra? ada apa ini?!" Amelia ikut panik ia mendekati Tantra dan melihat luka di lengan atas sebelah kanan dan mengeluarkan darah segar.
"Luka tembak?" Amelia menutup bibirnya, ia bingung kenapa Tantra bisa terluka.
"Bibi! cepat kita bawa bapak ke rumah sakit!"
"Tunggu Amelia, Johan akan da...tang" kata. Tantra terbata-bata. keringat dingin terlihat di wajah pucat Tantra.
"Tidak bisa, luka ini harus segera di tangani!"
"Bibi cepat!"
"Iya Bu"
"Kalian cepat keluarkan mobil dan bawa bapak ke rumah sakit!" perintah Amelia pada dua sekuriti yang ikut panik.
"Baik Bu".
Mobil telah siap di depan rumah, Amelia yang akan mengemudi. ia tidak bisa mengemudikan mobil tapi ia pernah belajar satu kali.
"Amelia tenanglah, aku tidak apa-apa"
Amelia adalah dokter ia tahu seberapa dalam luka tembakan itu dan seberapa sakit nya luka itu. bisa-bisa Tantra kehabisan darah.
"Mas peluru itu harus segera diambil"
"Tapi Amelia,.kau tidak bisa..." belum selesai Tantra bicara Amelia sudah menginjak gas dan menjalankan mobil perlahan. dengan selamat mobil keluar dari area rumah lalu Amelia menambah kecepatan saat mobil melaju di jalan raya.
Tantra hanya pasrah, ia berharap dirinya dan Amelia selamat. Tantra memejamkan matanya merasakan luka di lengannya sembari berpikir siapa yang melakukan semua ini padanya. sejauh ia menjadi gubernur semua aman terkendali dan baru pagi ini ada insiden penembakan seperti ini.
"Amelia pelan saja" kata Tantra.
Amelia tidak menghiraukan Tantra, ia juga tidak begitu bisa mengendalikan mobil itu sebenarnya. tapi karena panik dan takut Tantra kenapa-napa jadilah Amelia nekat.
Mobil tiba dengan selamat di depan gedung rumah sakit, perawat berlarian untuk memberi pertolongan.
"Bawa ke UGD!" kata Amelia.
"Baik dok"
Di rumah sakit terdapat wartawan yang kebetulan meliput berita disana. mereka melihat insiden yang menimpa pak gubernur dan tak buang waktu par wartawan itu segera mengerubungi Tantra yang akan memasuki lift.
Keamanan mencegah para pemburu berita itu tapi mereka berhasil mengambil foto Tantra yang terbaring di atas ranjang yang sedang di dorong masuk ke dalam lift.
Dokter Amelia sendiri yang menangani gubernur Tantra. ia melakukan prosedur pembedahan untuk mengeluarkan peluru yang ad di lengan kanan Tantra. Operasi berjalan cukup cepat, setelahnya Tantra segera di pindahkan ke ruang perawatan. Johan terlihat cemas menunggu di luar ruangan.
"Dokter Amelia, bagaimana kondisi pak Tantra?" tanya Johan yang tidak bisa menyembunyikan rasa panik.
"Ikut dengan ku" kata Amelia. ia mengajak Johan bicara di ruang rawat Tantra.
Johan menatap Tantra yang terbaring belum sadar karena efek bius. ia merasa bersalah kenapa tidak menjaga gubernur dengan baik.
"Sebentar lagi mas Tantra akan siuman, luka di lengannya akan mengalami pemulihan paling tidak selama satu Minggu. untunglah peluru itu tidak menembus ke dada bagian kana itu bisa fatal" kata Amelia.
"Maaf dokter saya lalai menjaga bapak"
"Bukan salah mu Johan, mungkin kau perlu berhati-hati setelah ini. sepertinya musuh mas Tantra banyak sekali menjelang pemilu tahun depan, banyak yang ingin menyingkirkannya"
Johan mengangguk paham, ia haru mencari tahu siapa yang sudah berani menembak gubernur. orang itu harus menerima imbalan setimpal.
Tantra menggerakkan badannya perlahan, ia membuka matanya.
"Mas...?" dokter Amelia segera memeriksa kondisi Tantra.
"Amelia, aku haus" kata Tantra dengan suara parau.
Johan sigap mengambilkan segelas air putih. dengan hati-hati Johan membantu menyangga bahu Tantra sementara Amelia meminumkan sedikit air pada suaminya itu.
"Aku ingin pulang" kata Tantra.
"Tidak bisa mas, besok saja" kata Amelia.
"Aku ingin pulang sekarang, Amelia aku mohon"
"Mas di luar banyak wartawan mereka pasti mencari berita tentang mu"
"Kita lewat pintu samping saja Amelia, biar Johan yang menemui wartawan di pintu depan"
Amelia menghela napas, Tantra memang keras kepala apa boleh buat Amelia akhirnya menuruti permintaan Tantra untuk pulang. lagipula ia bisa merawat Tantra di rumah.
Amelia bergegas memapah Tantra menuju mobil setelah berhasil melewati pintu samping yang lengang. sementara Johan ia sengaja mengalihkan perhatian para wartawan di pintu depan.
terimakasih thor sdh up .. Next,🙏