"Aku akan mengingat wajah kalian semua, Dan tunggu pembalasanku!" Ucap Chen Long sebelum kematiannya..
Jiwanya melesat dan bermigrasi ke tubuh bayi yang baru meninggal dan dia susupi, Hingga bayi dan jiwanya dapat hidup kembali
Ambisinya terpantik untuk menjadi Dewa Pedang yang tak terkalahkan bersama dengan ingatan masa lalu tentang Kitab Pedang Dewa dengan mengukir namanya dalam legenda yang tak terlupakan, Long Chu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berlatih teknik bayangan
Long Chu mempelajari teknik bayangan yang dipinjamkan oleh Cai Liu untuk dia pelajari satu hari sesuai janjinya.
Dengan pemahamannya yang sudah banyak melihat buku teknik dalam hidupnya di masa lalu walau tak mempelajarinya. Namun hal itu masih terlalu baik untuknya saat ini. Pemahaman itu membuatnya dapat merasakan hal yang kurang dari teknik bayangan dan dia menyempurnakan tahap pertama dari bayangan ilusi mata. Yang awalnya hanya untuk menutupi tingkat kependekaran. Sekarang dia kembangkan menjadi teknik bayangan ilusi pikiran dengan menyuntikan Qi dan bukan tidak mungkin dia bisa menjadi pembunuh yang tidak terdeteksi keberadaannya dengan teknik temuan itu.
Hingga hawa di dalam Gua terasa hangat yang menandakan matahari sudah naik ke permukaan, dia pun menyudahi membongkar teknik bayangan itu.
Sekarang hanya tinggal memperagakannya saja dengan mencampur dua teknik maka ini akan menjadi sangat luar biasa. Kitab pedang dewa memang sudah sesuatu yang luar biasa dipadukan dengan teknik Bayangan ilusi. Setiap gerakan akan menjadi begitu mengerikan.
"Bukankah dengan ini aku bisa menjadi yang terkuat" ucapnya terlalu sombong. Untung tidak ada yang mendengarnya. Jika Wen Hao ada! Mungkin dia akan memukul kepala muridnya itu yang begitu songong.
"Saatnya berteman dengan sidat" gumamnya dia langsung menceburkan tubuhnya setelah melempar pakaian. Dan dia memberikan penutup pada bagian bawahnya agar tidak disengat sidat.
"Jika terus menggunakan cara ini. Lambat laun tidak akan efektif lagi. Aku harus mencari tumbuhan dan sumberdaya penguat tulang lebih banyak untuk merendam tubuhku" katanya sambil melangkah naik ke permukaan dengan membawa seekor sidat di tangan kanan lalu dibersihkan dengan air panas yang selalu mendidih di kolam sebelah. Setelah itu dia memakai kembali pakaiannya.
Langkah kaki terdengar mendekat, Long Chu tau siapa yang datang jadi dia bersiap untuk menerjang dengan sebuah pukulan.
Dengan memadukan teknik bayangan ilusi pikiran dan teknik pernapasan dari kitab Pedang Dewa. Long Chu bergerak seperti semilir angin yang berhembus dengan ringan. Tambah kecepatan ilmu meringankan tubuh warisan nenek Zhou. Tubuhnya sangat ringan seperti dia bisa terbang. Hanya memerlukan dorongan Qi yang kuat untuk benar-benar terbang.
"Gerakan pertama, Tapak raja kera!" Sebuah gumaman pelan keluar dari mulut Long Chu.
Menderu angin mengelilingi Wen Hao. Dia terpikat dengan hal itu, walaupun dia tidak bisa melihat keberadaan dan arah serangan yang datang. Sebagai pendekar Raja bintang lima dia memiliki insting yang cukup dalam.
Dia mengayunkan tangan kedepan. Tepat dimana Long Chu sudah bersiap dengan jurusnya.
Beng! Long Chu terpental ke belakang dengan tubuh yang terjerembab di bebatuan. Sedangkan Wen Hao pijakan kakinya sedikit masuk ke lantai keras yang terbuat dari batuan rata dan ada asap yang keluar dari sana.
'Serangan yang luar biasa, jika anak ini berkembang satu tahun lagi. Mungkin bisa memukul mundur pendekar raja sepertiku lebih jauh' matanya berbinar. Dia mengangkat kaki dan mendekati Long Chu yang berusaha berdiri.
"Kau sudah sangat berkembang, padahal baru satu malam aku meninggalkanmu" kata Wen Hao, dia menepuk bahu Long Chu.
"Ugh!" Lenguhan keluar dari mulut Long Chu "Guru terlalu kencang memukulku, badanku rasanya remuk. Guru harus memberikan suatu hadiah agar aku tidak kesakitan lagi"
Melihat wajah cengengesan muridnya itu, Wen Hao hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Apakah aku harus mencari murid baru yang penurut ya" gumamnya seraya mendelikkan matanya melirik Long.
"Kalau bisa cari wanita muda yang cantik guru!" Kata Long Chu, dia semakin berani bercanda dengan Wen Hao.
"Kau ini dasar, kau terlalu cepat tua jika berurusan dengan wanita. Berlatih saja yang rajin, Jika kau kiat seperti guru. Maka akan banyak wanita yang mengantri" senyum tersungging di wajah Wen Hao.
Guru dan murid kelakuan hampir sama dan mereka tertawa bersama.
"Mengapa guru baru datang, aku sudah menunggu satu bulan lamanya, dan kau malah mengatakan baru semalam. Apa karena ketuaan? kau jadi orang pikun sekarang!" Long Chu langsung melompat mundur selesai berkata. Tak ingin dipukul untuk kedua kalinya.
"Haha aku kadang memang pelupa. Mungkin karena terlalu banyak lelehan keju yang keluar dari tubuhku" ungkapnya. "Ikut aku, jika kau ingin melihat dunia"
"Aku ikut guru! Bisa berjalan bersamamu, siapa tau akan bertambah pengalaman baikku" katanya bersemangat.
"Cepat ganti pakaianmu, kita sekalian berlatih di luar saja" kata Wen Hao lagi. Dia duduk menunggu Long Chu selesai berpakaian. Pakaian yang diberikannya.
"Kau cukup tampan" puji Wen Hao yang melihat Long Chu selesai berganti pakaian.
Segera Long Chu berpaling. "Aku masih normal guru, jika kau memujiku seperti itu, takutnya kau jatuh cinta kepadaku"
"Dasar murid bodoh!" Wen Hao mengirim seberkas sinar yang cukup terang yang berasal dari tenaga dalam.
Bom! Serangan itu menghempaskan banyak bebatuan dan menggetarkan Goa.
"Maafkan aku guru, aku hanya bercanda" Long Chu berguling-guling untuk melepaskan serangan yang dilesakkan oleh wen Hao tanpa henti.
Ada begitu banyak lubang yang tercipta di area itu.
Walau tidak ada yang kena serangannya. Tapi Wen Hao cukup puas dapat mengerjai murid bandelnya itu.
"Baiklah, sekarang ikuti aku. Kita akan ke kota terdekat"
"Baik guru!"
Segera keduanya berjalan santai beriringan, sambil diperjalanan Long Chu terus menyerap tenaga dalam agar tidak membuatnya lelah. Wen Hao terus melirik kesamping yang tak mengerti mengapa muridnya melakukan hal seperti itu. Tapi dia tidak bertanya. Karena setiap manusia memiliki rahasia.
Satu jam perjalanan mereka. Sore itu dua orang memasuki antrian masuk kota. Namun tidak ada kekaguman dihati Long Chu.
"Ini pasti pertama kalinya kau memasuki kota kan?" Tanya Wen Hao.
"Benar guru. Ternyata sebuah kota itu pagarnya saja sangat besar!" Terpaksa dia berpura-pura
Tidak berapa lama. Antrian mereka pun sampai. Wen Hao menunjukan lencana Sekte miliknya sebagai identitas dan mengatakan bahwa pemuda di sampingnya adalah muridnya.
Mereka memasuki kota yang tidak terlalu besar, kota itu berada dibawah kekuasaan kerajaan Bai. Namun penduduk cukup padat. Tidak banyak pendekar yang berlalu lalang di sekitar. Lebih banyak penduduk biasa yang berdagang.
Mereka berdua memasuki rumah makan yang cukup mewah dengan penutup kepala dipakai keduanya.
"Aku akan traktir. Kamu mau makan apa?" Tanya Wen Hao duduk di sudut tempat.
"Apa saja Guru! Sebenarnya kita ke kota ini ada urusan apa. Tak mungkin hanya jalan-jalan saja 'kan?"
"Kau pandai! Kita akan mencari sebuah informasi. Aku lagi ada misi" kata Wen Hao seraya melambaikan tangan ke arah pelayan.
"Patriark sekte juga mengerjakan misi?" Tanya Long Chu penasaran.
"Kau benar, untuk menyambung hidup. Aku juga akan mengerjakan sebuah misi yang sulit. Agar banyak mendapat hadiah berupa koin emas" ucap Wen Hao menjelaskan