Kanara Rusadi, wanita beranak satu yang menikah dengan laki-laki keji karena dijual oleh ibu tirinya. Kanara kabur dari rumah akibat mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia bersama putranya harus hidup serba berkekurangan.
Demi sang putra dan berbekal ijasah SMA, Kanara bertekad masuk di sebuah perusahaan besar milik laki-laki yang pernah dia tabrak mobil super duper mahalnya.
Pertemuan awal mereka meninggalkan kekesalan Brandon. Namun seiring berjalannya waktu, Brandon mengetahui bahwa Kanara sedang bersembunyi dari suaminya dan saat ini berada di dalam bahaya yang mengancam nyawanya.
Brandon yang diam-diam mulai ada rasa pada Kanara, berusaha menyelamatkan wanita itu dari ancaman sang suami yang berkuasa di dunia gelap. Tanpa ia sadari Kanara adalah wanita yang pernah pernah terjerat dengannya sepuluh tahun lalu dan bocah bernama Bian itu adalah putra kandungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Sekali lagi aku tanya, apa kau dan suamimu sudah bercerai?" ulang Brandon, nada suaranya datar.
Sontak Kanara kaget mendengar pertanyaan itu. Dia tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan yang tiba-tiba seperti itu oleh bos-nya.
Kanara menarik napas dalam-dalam, berusaha menguasai dirinya.
"Ke- napa bos menanyakan itu?" ia balik bertanya.
Brandon menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya tetap terfokus pada Kanara.
"Karena aku ingin tahu. Aku penasaran. Kau punya anak yang masih kecil, tapi kau malah memilih bekerja sekaligus menjaga anakmu. Harusnya suamimu yang bertanggung jawab atas segala kebutuhan hidup kalian. Sekalipun dia tidak tinggal di tempat yang sama denganmu, dia masih bisa mengirim biaya hidup untuk kalian berdua bukan? Setidaknya membuatmu fokus menjaga anakmu dulu. Hidup di rumah kecil seperti ini, aku saja rasa-rasanya ingin membelikan tempat tinggal yang lebih baik pada kalian. Kalau tidak cerai, apa ada alasan lain?" Brandon berkata panjang lebar. Sebelumnya ia tidak pernah berbicara sepanjang ini dengan seorang wanita.
Kanara terdiam. Tidak menyangka pertanyaan tersebut akan keluar dari mulut laki-laki itu. Namun, ia tidak pernah berniat membagikan kisah pribadinya dengan siapa pun di kantor, apalagi bosnya sendiri. Dia tidak bercerai dari suaminya. Sebaliknya, perceraian itu tidak akan mungkin bisa terjadi karena Damian sudah mengikatnya dengan kuat, sampai sahabat terbaiknya saja sampai meninggal karena membantunya mencari segala cara agar terlepas dari sosok brutal itu.
"Itu urusan pribadi saya," jawab Kanara akhirnya. "Saya berhak tidak menjawabnya kan?" ia cukup sensitif jika membahas tentang suaminya.
Brandon mengangguk pelan, tetapi ekspresi wajahnya sulit ditebak.
"Kau benar, itu urusan pribadimu. Tapi tidak bisakah aku tahu?"
Kanara menatapnya, merasa aneh kenapa pria itu kepo sekali dengan kisah hidupnya.
"Kau tahu," Brandon melanjutkan. Ia mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke Kanara.
"Aku tidak pernah sepenasaran ini pada perempuan. Awal bertemu denganmu membuatku selalu merasa kesal, tapi kemudian aku menyadari dirimu semakin menarik perhatianku. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, tetapi aku selalu merasa kau familiar, kita seperti pernah bertemu tapi entah di mana. Jantungku bahkan mulai berdebar-debar tak karuan ketika berada di dekatmu seperti ini. Apalagi menatap wajahmu." Brandon menatapi wajah Kanara dengan tatapan yang sangat dalam.
Ia adalah lelaki yang bergerak cepat dalam segala hal. Kalau dalam hal cinta, di saat ia makin yakin dengan perasaannya, dia pasti akan memperjuangkan perasaannya. Kalau wanita ini memang sudah bercerai, tidak ada salahnya kan kalau dia menawarkan dirinya menjadi pelindung baru untuk mereka.
Kanara sendiri kembali terdiam. Saat ini jantungnya yang berdebar-debar keras. Pengakuan Brandon membuatnya terpaku. Tidak dapat mengatakan apa-apa. Dia sendiri selalu merasa wajah laki-laki ini familiar, suaranya juga, tapi Kanara belum terpikir di mana mereka pernah bertemu.
"Jawab aku," kata Brandon lagi. Badannya semakin ia condongkan ke depan Kanara sehingga Kanara memundurkan tubuhnya sampai tersandar di dinding sofa. Ia merasa lelaki di depannya ini mengunci tubuhnya, hingga ia mati-matian menahan nafas dan rasa gugup.
"Sudah cerai atau belum? Karena aku harus memutuskan. Kalau sudah cerai, aku akan mulai mengejarmu."
Deg deg deg ...
Jantung Kanara tidak dapat berkompromi. Rasanya mau copot karena detakan jantungnya sangat cepat. Brandon sat set sekali. Atau, laki-laki ini hanya ingin mempermainkannya? Bukankah banyak pria yang senang bermain-main seperti ini untuk kesenangan mereka?
"Aku tidak main-main."
Deg. Pikirannya seperti bisa terbaca oleh pria itu.
"B- bos, anda menghimpit tubuh saya," Kanara mendorong pelan tubuh Brandon yang menguncinya. Dia takut Bian tiba-tiba keluar dan melihat mereka dekat sekali begini. Biar bagaimana pun dia masih berstatus seorang istri.
"Jangan panggil bos lagi. Panggil nama saja. Gaya bicaramu juga ubahlah menjadi aku dan kamu. Saya dan Anda terlalu kaku. Aku merasa tidak dekat kalau gaya bahasamu seperti itu."
Oh ya ampun pria ini. Tidak bisakah dia sadar kalau di rumah ini bukan hanya mereka berdua yang ada? Kanara mendorongnya lagi.
"Jawab aku,"
"Aku belum cerai dari suamiku." akhirnya Kanara menjawab.
Jawabannya berhasil membuat Brandon menjauhkan tubuhnya. Pria itu tidak terlihat senang. Suasana berubah hening. Kanara merasa tidak enak, tapi memang benar dia belum cerai dari Damian.
Walaupun ia tidak memungkiri bahwa dirinya merasa tersentuh dengan sikap Brandon yang begitu lembut dan baik hari ini, tapi ...
"MAMAA!"
Teriakan kencang Bian mengagetkan dua manusia dewasa yang sedang saling diam-diaman itu. Keduanya saling menatap lalu segera berlari menuju kamar. Ketika Kanara membuka pintu kamar, jantungnya seakan berhenti berdetak. Pemandangan yang terpampang di depannya terlalu mengerikan untuk dicerna. Bian tergeletak di lantai, tubuh mungilnya tertimpa lemari baju . Darah mengalir deras dari kepalanya, membasahi lantai kayu.
"Bian!" teriak Kanara dengan suara melengking. Tubuhnya langsung bergerak mendekati anaknya, sementara Brandon dengan kekuatan penuh mengangkat lemari yang menjepit tubuh kecil itu. Pria itu panik sekali, seperti Kanara. Demi apa? Bian bukan putra kandungnya tapi dia tidak mengerti kenapa dirinya sepanik ini.
Bian tampak setengah sadar, matanya berkedip pelan.
"Mama…" suara anak itu terdengar lemah, nyaris seperti bisikan.
"Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang." kata Brandon, panik namun sigap. Ia segera menggendong tubuh Bian yang lunglai, sementara Kanara mengambil kain dari dekat tempat tidur untuk menekan luka di kepala anaknya.
Air mata mengalir di pipi Kanara sepanjang perjalanan ke rumah sakit. Tangannya terus menggenggam tangan Bian erat-erat.
"Bertahan ya sayang," bisiknya ke sang anak, penuh harap. Doanya terus terucap dalam hati, memohon keajaiban untuk keselamatan buah hatinya.
Kalau sampai terjadi sesuatu pada Bian, Kanara tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Dia sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya berkali-kali, tapi karena Bian dia tidak bisa pergi. Hanya demi anak itu.
Seakan dalam kehidupan ini, Kanara hidup hanya untuk anaknya. Sungguh, kekecewaan terhadap Damian membuatnya merasa hidup bagaikan di neraka. Bagaimana dia bisa hidup kalau terjadi apa-apa pada anaknya?
"Tenanglah, Bian anak yang kuat. Dia pasti bertahan." ucap Brandon mencoba menenangkan Kanara yang panik. Bian sekarang berada dalam pelukan Kanara karena Brandon harus menyetir.
Kanara melirik Brandon sesaat. Kemeja biru pria itu terkena noda darah Bian, tangannya juga. Pada saat melihat raut wajah Brandon, Kanara bisa melihat kepanikan pria itu. Ia cukup tersentuh. Dia kembali menatap Bian. Melihat betapa lemahnya anak itu, Kanara kekhawatiran Kanara muncul lagi. Ia terus berdoa dalam hati agar anaknya tidak kenapa-napa.
aku suka
anak buah Brandon telp dan mengatakan semua,
Brandon tau kalo Bian anaknya tapi Kanara masih mengelak_____
#mungkin
lanjut thorrr
si Brandon Mlah ga pake gengsi, lngsung ungkapin lgi😭 gw smakin yakin disaat mereka udah saling buka hati, rintangan terbesar mereka berdua untuk bersatu ya si Damian, Damian ga bakal lepasin kanara utk Brandon