"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Xiela bertemu
Arya mengintai rumah nya Rizal untuk membuktikan apa kah pria ini memang melakukan pembunuhan yang sangat membuat orang heboh bukan main, bukan cuma heboh saja melainkan membawa buruk nama orang lain. Purnama harus kena imbas dari kejadian buruk ini, maka nya Arya dan yang lain tidak terima dan mereka tidak mungkin bila hanya diam saja tanpa melakukan sesuatu yang berguna.
Semua nya sudah bergerak untuk mencari pembunuh berantai, bila seperti ini warga mana ada yang tau tentang perjuangan Arya dan para member nya. saat nanti sudah tertangkap baru lah semua nya bersorak senang dan tidak peduli juga pada Arya dan Purnama, sebab Arya atau pun Purnama tidak pernah menyombongkan diri saat mengurus sesuatu.
Melakukan nya secara diam dan warga hanya tinggal terima beres saja, selama ini yang bersangkutan dengan masalah iblis pun selalu Purnama yang mengurus nya dengan baik. tapi selalu dia diam tidak di pamerkan, malah yang di tolong kadang bercerita, oleh sebab itu lah orang orang ada yang tahu bahwa Purnama orang sakti.
Tapi gara gara pandangan orang sakti itu pula lah yang membawa Purnama kedalam tuduhan jahat ini, mereka tau nya Purnama seorang dukun yang berilmu tinggi. sehingga butuh tumbal untuk menyempurnakan ilmu nya, padahal dia adalah iblis sehingga tidak akan butuh tumbal untuk ilmu lagi tentu nya.
"Tidak ada apa apa, hanya orang tua nya saja yang tertidur pulas." Wira mendatangi Arya.
"Berarti dia memang kabur dari rumah ini, ada dua kemungkinan dia kabur." Arya berkacak pinggang kesal.
"Apa tebakan mu?" tanya Wira penasaran juga.
"Yang pertama karena dia takut karena tidak melakukan nya, yang kedua dia memang pelaku nya sehingga memilih untuk lari." ujar Arya mengawasi rumah Rizal.
"Kalau ku dengar dari orang orang, seperti nya memang dia!" Wira juga mulai menebak.
"Itu cuma dugaan sementara saja dulu, karena kita juga belum pernah melihat wujud pembunuh berantai ini." Arya berkata berat.
"Kau benar! aku merasa dia seolah memang ingin semua orang menuduh Purnama." ucap Wira yakin.
"Rizal tidak paham betul dengan Purnama, tapi tidak tau bila dia tau fakta nya Purnama dari orang lama dan mulai mengawasi nya." tebak Arya.
"Pasti ada orang lama yang mendukung dia, kata Nana dia punya ilmu kabut kematian." Wira juga paham soal ilmu.
"Itu yang aku tidak paham! kabut kematian bukan ilmu yang gampang untuk di ambil, harus kuat dan pasti nya di telateni sejak usia muda." jelas Arya.
"Kan tidak mungkin Rizal menuntut ilmu sejak da berusai lima belas tahun." celetuk Wira.
Mereka tau bagai mana susah nya mengambil ilmu kabut kematian, selain ilmu itu sangat susah. yang mengambil juga butuh waktu sangat lama, dua puluh tahunan orang baru bisa menguasai ilmu itu dengan baik, dan kata Nana pembunuh itu sudah sangat mahir menggunakan ilmu kabut kematian saat akan di tangkap oleh Nana.
"Apa keluarga Rizal punya rumah lain?" tanya Arya pelan.
"Tidak tau, besok siang akan ku selidiki." sahut Wira.
Arya pun terdiam sambil menatap sana sini melihat keadaan sekitar rumah, cahaya bulan menerangi bumi. tapi sama sekali tidak ada orang yang keluar dari dalam rumah karena rasa takut yang berlebihan, maka nya mereka cuma diam saja walau pun ada keperluan di luar.
Padahal sekarang ini para member nya Purnama sedang bergerak kesana sini untuk mencari pembunuh, sehingga kalau pun keluar maka mereka akan aman di sini. tapi mereka sudah takut, sehingga sama sekali tidak ada yang keluar.
"Ayo kita pergi kearah sana!" ajak Xiela pada Arini.
"Aku sama Jalak, kamu saja Bagas saja." tolak Arini membuat Xiela kaget.
"Kau lupa apa kata nya Purnama? tidak boleh ada yang berpasangan!" kesal Xiela karena dia malah di suruh sama Bagas untuk keliling desa mencari pembunuh berantai yang sangat jahat.
"Itu kan kemarin, sekarang ketua kita Arya jadi ya beda lah urusan nya! lagi pula kalau kerja sama orang yang kita cintai, maka akan semangat." ujar Arini.
"Arini benar, tidak seru kalau aku sama Abang ku!" Jalak juga membuka suara.
"Terserah kalian mau berdua atau pun bertiga, aku akan pergi sendiri!" Xiela sudah sangat kesal sekarang.
"Xielaaaa! kamu kok malah marah gini sih?" Arini menahan tangan Arini.
"Aku tidak suka pada orang yang mencampurkan urusan cinta dalam urusan pekerjaan! kalau kau memang mau sama Jalak ya silahkan." tegas Xiela menyentak tangan Arini hingga terlepas sangking kuat nya kekuatan gadis ini.
Xiela meninggalkan Arini yang melongo karena Xiela memang benar benar marah, saat dia akan mengejar nya. Bagas langsung mencegah karena dia tidak ingin Arini malah bertengkar dengan XIela, sebab gadis cantik itu sangat keras kepala saat sudah marah di kuasai oleh emosi besar.
"Cepat sekali dia pergi." gumam Panglima menatap kesana kemari.
Gerakan Xiela memang sangat cepat, dia punya ilmu yang sering di sebut sebagai bayangan setan. karena itu lah gerakan nya sangat cepat, bahkan satu kali kedipan mata saja dia tidak bisa terlihat oleh orang lain, jangan kan para member nya, Purnama saja tidak bisa melihat Xiela bila sudah menerapkan ilmu bayangan setan.
"Dasar Arini bangsat, tau nya cuma pacaran saja!" Xiela menggerutu marah.
Lebih baik kerja sendiri begini saja dari pada harus di pasang kan dengan Bagaskara, setelah penolakan berulang kali dari pria itu membuat Xiela sudah mundur total dan tidak mau lagi dekat dekat dengan nya.
Dalam urusan cinta memang dia tidak main main saat memperjuangkan nya, tapi saat yang di perjuangkan sudah menolak berulang kali, maka Xiela tak akan pernah ragu lagi untuk berhenti. harga diri nya masih ada, cukup saat masa pengejaran saja harga diri di injak injak fan sekarang dia sudah tidak mau berjuang.
"Jubah hitam?!" Xiela menatap sosok jubah hitam yang berjalan bersama srigala nya.
"Kata Xiefa sudah di bunuh, tapi kok masih ada?!" heran Xiela mendekati.
Jubah hitam agak kaget karena di hadapan nya sudah ada gadis cantik berdiri sembari mengacungkan pedang biru nya, dia tau senjata gadis ini tidak bisa di anggap sembarangan.
"Kau tidak akan bisa kabur lagi!" geram Xiela.
"Tentu aku tidak akan kabur karena aku akan mencincang tubuh mu!" geram jubah hitam.
"Silahkan bila kau mampu!" tantang Xiela ganas.
Jubah hitam mengeluarkan celurit nya yabg sangat besar dan panjang, mereka bersiap mengerahkan tenaga dalam satu sama lain nya karena ini bukan pertempuran biasa.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi
dan yg pasti,slah 1 d antara mreka adlh plakunya...