SUN MATEK AJIKU SI JARAN GOYANG, TAK GOYANG ING TENGAH LATAR. UPET-UPETKU LAWE BENANG, PET SABETAKE GUNUNG GUGUR, PET SABETAKE LEMAH BANGKA, PET SABETAKE OMBAK GEDE SIREP, PET SABETAKE ATINE SI Wati BIN Sarno.... terdengar suara mantra dengan sangat sayup didalam sebuah rumah gubuk dikeheningan sebuah malam.
Adjie, seorang pemuda berusia 37 tahun yang terus melajang karena tidak menemukan satu wanita pun yang mau ia ajak menikah karena kemiskinannya merasa paling sial hidup di muka bumi.
Bahkan kerap kali ia mendapat bullyan dari teman sebaya bahkan para paruh baya karena ke jombloannya.
Dibalik itu semua, dalam diam ia menyimpan dendam pada setiap orang yang sudah merendahkannya dan akan membalaskannya pada suatu saat nanti.
Hingga suatu saat nasibnya berubah karena bertemu dengan seseorang yang memurunkan ajian Jaran Goyang dan membuat wanita mana saja yang ia kehendaki bertekuk lutut dan mengejarnya.
Bagaimana kelanjutan kisah Adjie yang berpetualang dengan banyak wanita...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga
Adjie merasakan sakit pasa kepalanya. Ia tak dapat membuang wajah Wati yang terus hadir diingatannya.
Akan tetapi, sang janda sangat begitu angkuh dan kasar padanya, bahkan sudah merendahkannya.
Pemuda itu bergegas menyudahi khayalan kotornya dan menuju teras rumah dengan balai-balai bambu yang menjadi tempat untuk mengkhayal akan kesendiriannya.
Meski hampir larut malam. Ia tak jua merasakan kantuk. Otaknya terlalu penat akan beban hidup yang begitu berat, bukan tentang ekonomi, tetapi tentang menemukan jodoh untuk pendamping hidupnya.
Udara malam yang semakin dingin, membuat Adjie merasakan hidupnya semakin nelangsa, dan ia menyulut sebatang rokok untuk mengurangi beban fikirannya.
Kepulan asap diudara seolah membentuk gambaran seseorang yang sedang mentertawakan ke jomblo-annya.
"Sialan!" makinya pada kepulan asap yang tak bersalah tersebut dan mengibaskannya dengan kasar.
Tak berselang lama, suara guntur menggelegar dengan begitu dahsyat dan diiringi dengan kilatan cahaya halilintar yang seolah membelah kegelapan malam-pun seolah ikut memperkeruh suasana hatinya yang sedang galau.
Adjie merasa jika hidupnya tidaklah adil. Mengapa ia yang mengapa ia yang memiliki wajah terbilang tidak jelek-jelek amat, tetapi sulit mendapatkan tambatan hati. Sedangkan Muji yang wajahnya buruk rupa dapat dengan mudah memiliki tiga orang istri sekaligus.
"Amalan apa yang dimiliki Kang Muji?" gumamnya dengan lirih.
Baru saja selesai ia bergumam, pria yang sedang ia fikirkan melintas dari arah depan rumahnya, tentu saja ia baru dari warung Inah yang merupakan wanita selingkuhannya.
Adjie menatap pria tersebut. Tanpa diduga sebelumnya, Muji justru menghentikan sepeda motornya, dan berjalan menuju ke teras rumahnya.
"Sial, panjang juga umur si playboy tua ini. Baru saja aku sebut, udah pake nongol!" Adjie menggerutu, lalu melemparkan puntung rokonya.
Muji tiba dibalai bambu miliknya. Lalu duduk tanpa ia persilahkan, dan lebih sialnya lagi, pria berwajah buruk itu mengambil sebatang rokok milik Adjie, lalu menyulutnya dan menyesapnya tanpa merasa bersalah karena mengambil milik orang lain tanpa permisi.
Adjie menatap pria itu dengan perasaan tidak senang. Jujur saja ia merasa jengah dengan sikap pria tersebut.
"Kamu belum menikah?" tanya pria itu, sembari menatap Adjie dengan sangat dalam.
"Ya," jawab Adjie malas. Ia merasa jika pria itu sama saja seperti yang lainnya, mentertawakan nasibnya yang masih terus membujang.
Terlihat Muji tersenyum mengejeknya. Andai saja memukul orang tidak masuk pidana, maka ia akan melakukannya detik ini juga.
"Kau tidak akan pernah menemukan jodohmu, jika auramu tertutup begini!" cibir Muji dengan gamblangnya.
Seketika Adjie mengerutkan keningnya. Ia tidak faham akan apa yang diucapkan oleh pria pendatang tersebut.
"Apa maksud Kang Muji?!" ia bertanya sembari menyelidik. Raut wajah penasaran yang kini begitu kentara diwajahnya, membuat pria itu terkekeh.
"Kau tidak bisa berpangku tangan pada nasibmu, kau harus menjemputnya!" pria itu tampak mulai memprovokasi.
Adjie yang tadinya sangat kesal pada pria buruk rupa tersebut, kini mulai tertarik pada untuk mengulik lebih jauh.
"Aura apa yang Kang Muji maksud-kan?" Adjie semakin merasa penasaran.
"Kau ingin aku ajarkan sesuatu?" Muji menawarkan. "Sebuah ajian yang dapat membuatmu dengan mudah mendapatkan wanita manapun yang kau inginkan," Pria itu mengulas senyum licik.
Seketika Adjie tercengang. Apakah ini yang menjadi rahasia bagi Muji dalam menaklukkan wanita yang ia inginkan.
"Seberapa ampuh sesuatu yang Kang Muji maksudkan?" tanya Adjie semakin merasa penasaran.
Muji kembali terkekeh. Lalu membuang puntung rokoknya dengan asal.
"Bukankah kau sudah jelas melihat bagaimana Inah takluk padaku. Bukan hanya kenikmatan tubuhnya yang ku dapatkan, akan tetapi harta dan juga uangnya akan ia berikan." Muji merogoh saku celananya dan memperlihatkan segepok uang yang ia dapat dari wanita yang sudah ia zinahi barusan.
Adjie terperangah dan mulai terpengaruh dengan apa yang dikatakan oleh Muji. "Aku mau," jawabnya tanpa ragu.
Muji terkekeh kembali sembari memperlihatkan barisan giginya yang ompong. Lalu beranjak bangkit dari balai bambu dan menatap pada seped motornya. "Datanglah esok kerumah, ku tunggu sebelum Maghrib," ucapnya tanpa menoleh pada Adjie dan ia melangkah menuju sepeda motornya, lalu meninggalkan Adjie yang seolah tak sabar untuk mendapatkan ajian darinya.
Sepeninggalan Muji, Adjie merasakan menemukan secercah harapan untuk mendapatkan wanita dan pastinya ia sangat beruntung malam ini.
*****
Pagi ini Adjie tampak begitu bersemangat. Ia pergi menuju kebun juragan Wahyu untuk menanam singkong.
Sepanjang jalan, ia berkhayal dan berandai-andai jika memiliki ajian yang masih menjadi rahasia tersebut, maka ia akan sangat bahagia.
Bayangan wanita cantik terlintas dalam imajinasinya seperti para gadis cantik dalam dunia fantasinya, tak jarang ia tersenyum sendiri saat membayangkannya.
Tanpa terasa ia sudah tiba didepan rumah Wati sang janda super galak yang telah menghinanya semalam.
Tiba-tiba saja ia merasakan sebuah dendam yang membara pada wanita tersebut.
Ia menatap rumah Wati yang masih tertutup meski sudah pukul delapan pagi , dan itu tak seperti biasanya.
Adjie terus melangkah, dan ketika ia melintas dari samping rumah sang janda, terdengar suara yang khas orang sedang bercinta.
Seketika jantungnya merasa berdegub lebih kencang. Semua hal itu karena suara de-sahan yang keluar dari mulut Wati membuat ia seolah gagal fokus.
Rasa penasaran yang lebih dominan, membuat Adjie ingin mengintip tentang apa yang terjadi, sebab tidak mungkin Wati bercinta karena ia sudah menjadi janda.
Rumah sang janda yang terbuat dari papan kayu, memberi celah untuknya menemukan rasa penasarannya yang cukup kuat dan menggebu.
Adjie menempelkan mata sebelah kanan untuk melakukan pengintaian pada sang janda.
Seketika jantungnya seolah berhenti saat ia menemukan objek yang menjadi incarannya.
Alangkah tersentaknya Adjie saat melihat Wati sedang ditunggangi oleh juragan Wahyu yang terlihat bersemangat dalam berolah raga sembari bercocok tanam.
Adjie memundurkan langkahnya. Ia seolah merasakan langit runtuh dengan apa yang baru saja dilihatnya.
Ia mengira jika Wati adalah janda terhormat yang tidak mudah untuk tergoda pada pria manapun sehingga menghinanya semalam.
Akan tetapi, wanita itu begitu rendah dan murahannya hingga menyerahkan tubuhnya untuk bermaksiat, dibanding harus ia nikahi untuk menjadi pasangan halal, dan lagi-lagi ia merasakan jika uang merupakan salah satu ajian yang termasuk ampuh dalam meluluhkan hati wanita.
Adjie mempercepat langkannya untuk menuju kebun singkong, sebab tak ingin ketahuan akan aksinya barusan.
Setibanya dikebun, ia mempercepat pekerjaannya dan merasakan kegalauan yang sangat tinggi karena Wati telah digarap oleh Wahyu dan ia akhirnya kecolongan juga.
Adjie tak sabar untuk segera mendapatkan ajian dari Muji agar dapat membalaskan dendamnya pada wanita yang sudah menghinanya dan merendahkannya yang mana ternyata lebih hina dan juga rendah.
baru x ni si Adjie garap sawah tp mlh dia yg ambruk sndri 🤣🤣
slma ini kn si Adjie sllu diam dan Nerima JK sllu di bully ,,,
tp skrg pas punya ilmu , akhirnya di pakai tuk Balas Dendam
g aji pangestu ataupun aji masaid kan? 🤭🏃♂️