Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengujungi Orang Tua Mia
Suara kicau burung meramaikan suasan pagi di kampung Mia. Semilir angin pagi menerobos masuk melalui sela sela jendela dan membuat suasana menjadi semakin dingin. Mia yang sudah terbiasa bangun pagi, mulai meregangkan otot tubuhnya yang terasa berat karena ditindih lengan Arsen. Mia mulai membuka matanya saat hidungnya mencium aroma maskulin yang menenangkan.
"Mas Arsen. " Lirihnya.
"Kau memang tampan, tapi sayang... Aku hanya bisa menyentuhmu, memelukmu tapi aku masih belum bisa memiliki hatimu dan jiwamu seutuhnya. " Gumam Mia sambil terus memperhatikan wajah tampan suami kontraknya ini.
"Kalau aku terus mengagumimu, itu tidak akan ada habisnya. Aku harus bersiap, karena sebentar lagi teh Desi pasti ke rumah. "
Mia segera menyingkirkan lengan Arsen dan bergegas keluar dari kamar nya. Setelah kepergian Mia, Arsen langsung membuka matanya, dan menatap punggung Mia yang menjauh dengan pandangan yang, Entah...
Arsen lalu membalikkan tubuhnya dan terlentang sambil menatap langit-langit kamar Mia. Pikirannya jauh menerawang, ke masa lalu saat dia disakiti oleh wanita yang sangat ia cintai. Berjanji akan berjuang memulai semua dari awal, tapi ternyata cintanya tak sebesar itu. Dia lebih tergiur dengan kemewahan dan harta yang melimpah, lalu meninggalkan nya begitu saja.
"Semua wanita sama saja, Bahkan aku menikahi Mia juga karena uang. Cih..." gumam Arsen pada akhirnya.
Arsen lalu segera bangkit dari tempat tidurnya dan menuju dapur tempat Mia berada.
"Sedang apa? " tanya Arsen kepada Mia yang sedang berkutat di dapur.
"Bikinin mas Arsen teh hangat. Udaranya dingin mas, habis hujan semalam.. Aku juga udah siapin air hangat untuk mas Arsen mandi. Karena mas Arsen pasti nggak akan tahan kalau mandi air biasa. Dingin banget soalnya. "
Arsen tertegun mendengar semua ucapan Mia. Dia melakukan seperti apa yang mamanya lakukan kepada papanya. Seperti seorang istri betulan kepada suaminya.
"Kenapa kau lakukan semua ini Mia? "
"Melakukan apa? " tanya Mia bingung.
"Melakukan apa yang biasanya dilakukan istri kepada suaminya. "
"Oohhh... "
Mia hanya membulatkan bibirnya dan terus mengaduk teh di hadapannya. Lalu meletakkannya di meja makan. Dia lalu berbalik menghadap Arsen.
"Mas Arsen tau sendiri kan, perjanjian kita yang tertulis itu, kalau aku harus melayani semua kebutuhanmu kecuali kegiatan ranjang. Dan aku sudah melakukannya dengan baik kan? Mungkin itu yang mas Arsen pikirkan. Tapi mas Arsen salah, Aku melakukan semua ini karena aku adalah istrimu, benar-benar istrimu yang sah di mata hukum dan agama. Mengenai kontrak itu, Terserah mas Arsen saja mau mengakhirinya kapan. Tapi yang pasti, saat aku menjadi istrimu. Aku akan tetap menjalankan tugasku sebagai seorang istri betulan, bukan pura-pura. Melayanimu dengan baik seperti seorang istri sesungguhnya."
" Jangan khawatir aku tidak akan menuntutmu lebih dari ini. Kau sudah mengembalikan rumah ini saja bagiku sudah sangat luar biasa. Aku sangat berterima kasih padamu. Segera bersihkan tubuhmu, nanti airnya keburu dingin. Dan kita harus ke makam orang tuaku. "
Mia segera pergi meninggalkan Arsen yang diam saja setelah dia mengatakan hal itu. Arsen benar-benar tertegun mendengar semua ucapan Mia. Dia lalu sadar dan segera masuk kamar mandi. Dilihatnya ada seember air hangat yang sudah disiapkan Mia untuknya. Melihat itu hati Arsen jadi terenyuh.
"Apakah dia berbeda dengan semua wanita kebanyakan? "
Ah, Arsen tidak akan secepat itu menilai. Karena hatinya yang membeku akibat pernah dilukai seorang wanita .
Kini Mia dan Arsen sudah siap untuk pergi, mereka berdua hanya tinggal menunggu Desi sambil menikmati teh hangat yang sudah disiapkan Mia. Tak lama, terlihat Desi dan suaminya berjalan ke arah rumahnya bersama dua orang yang akan membantu mereka.
Arsen lalu menemui para pria dan meminta mereka berdua untuk membersihkan semua rumput liar yang tumbuh di pekarangan rumah Mia. Sedangkan Mia berbicara dengan Desi. Memintanya membuat kan sarapan dan gorengan untuk makan bersama nanti, sedangkan Encus di suruh mencuci sprei dan gorden yang kemarin dia ganti. Setelah itu mereka bantu membersihkan rumahnya yang masih sedikit kotor. Karena kemarin Mia hanya membersihkan ala kadarnya saja.
"Kalau begitu aku sama Aa' Mau ke makam dulu ya teh, titip rumah sebentar. " pmit Mia kepada Desi dan Encus.
" Ya sudah sana, pergilah. Rumah ini biar teteh yang jaga. "
Mia dan Arsen langsung masuk ke dalam mobil dan segera pergi ke makam orang tuanya yang berjarak satu kilometer, namun sebelum itu, Mia mampir ke pasar dulu untuk membeli bunga.
Sesampainya di makam Mia segera mencari makam kedua orang tuanya. Dan saat menemukannya, hatinya terenyuh karena makam mereka tidak terawat dan ditumbuhi banyak rumput. Mia langsung berjongkok dan segera membersihkan rumput liar di sekitar makan orang tuanya dengan kedua tangannya.
"Maafin Mia ayah, ibu. Mia baru datang. Mia memang anak yang tidak berguna. Maafkan Mia ayah. " ucap Mia sambil mencabuti rumput di makam orang tuanya dengan air mata yang tidak tertahan.
Arsen lalu berjongkok di samping Mia. Dan menghentikan gerakan tangan Mia yang masih terus mencabut rumput.
"Sudah, Mia, stop. Kita bisa menyuruh seseorang untuk membersihkan makam ayah dan ibumu. jangan seperti ini. Ayo kita bersihkan dulu tanganmu. Ayah dan Ibumu pasti sedih melihatmu seperti ini. "
Arsen lalu mengajak Mia untuk berdiri dan menuju air pancuran di dekat sana, untuk membersihkan tangan Mia. Dengan sabar Arsen membersihkan di tiap sela-sela jari Mia. Mia hanya diam dan terus meneteskan air matanya. Arsen menyuruh Mia duduk di sebuah kursi untuk menunggu. Sedangkan dia menemui penjaga makam dan memintanya untuk membersihkan makam kedua orang tua Mia. lalu memberikan selembar uang ratusan ribu kepadanya. Dengan senang hati penjaga makam itu melakukan apa yang di minta Arsen.
Arsen kembali menemui Mia yang sudah terlihat tenang dan duduk di sampingnya.
"Tunggu sampai penjaga itu selesai membersihkan makam setelah itu kita menemui ayah dan ibu mu. "
Mia hanya mengangguk memandang makam kedua orang tuanya dengan tatapan kosong.
"Jangan seperti itu lagi Mia. Orang tuamu pasti mengerti apa yang terjadi padamu. "
Setelah makam bersih Arsen lalu mengajak Mia menuju makam kedua orang tuanya. Jatuh lagi air mata Mia melihat nama yang tersemat di batu nisan itu.
"Ayah, ibu... Mia datang. Maafkan Mia datang terlambat, tapi Mia tidak pernah putus mendoakan kalian. Maafkan Mia yang tidak berguna untuk kalian. Sekarang Mia sudah menikah dengan seseorang yang sudah membantu Mia menebus rumah kita. Orangnya baik, dia adalah malaikat penyelamat ku ayah, ibu. Dia yang sudah mengangkat Mia dari jurang ke nistaan. Dan sekarang Mia sudah bisa hidup bahagia dengannya. Dia juga sudah mengangkat derajat Mia dengan menjadikan Mia istrinya. "
Arsen menatap Mia dengan tatapan yang sulit untuk diartikan dan mendengarkan setiap kata yang diucapkan Mia di depan pusara kedua orang tuanya.
"Ibu dan ayah tenang di sana ya? Disini Mia sudah ada yang menjaga. Apa ayah dan ibu ingin berkenalan dengan suami, Mia? "
"Mas... " panggil Mia kepada Arsen agar mau berjongkok sepertinya.
Arsen menurut dan berjongkok di samping Mia.
"Assalamu'alaikum ayah, Ibu... Aku Arsen. Suami Mia. "
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE