Tuan Alaxander Almahendra adalah seorang CEO dan tuan tanah. Selain memiliki wajah yang tampan ia juga pintar dan cerdas dan nyaris sempurna. Namun, siapa sangka di balik kesempurnaan fisik dan kecerdasannya tuan Alex terkadang sangat kejam terkesan tidak berprikemanusiaan. Ia seperti tenggelam dalam lorong hitam yang menggerogoti jiwanya.
Nayla De Rain gadis canti dengan paras sempurna. Setelah mengalami kegagalan dengan Fandy ia memutuskan untuk menikah dengan Zainy lelaki yang tida di cintainya. Namun, sebuah peristiwa membuatnya tertangkap oleh anggota tuan Alex dan di bawa ke menara dengan seribu tangga memutar.
Nasib baik atau buruk yang menimpa gadis bernama Nayla iti malah mempertemukannya dengan tuan Alex. Entah tuan Alex dan anggotanya akan akan menyiksa Nayla seeprti yang lainnya atau malah menjadikannya tahanan abadi. Novel 'REMBULAN YANG TENGGELAM' adalah kisah cinta dan balas dendam. Para tokoh mempunyai karakter unik yang membuat mu jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dongoran Umridá, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Tak Terduga
Tuan Alex sedang tiduran di sebuah bangku panjang di taman bunga putih. Jemarinya bertaut satu sama lain di posisikan di bawah kepala yang di fungsikan sebgai bantalnya. Pandangannya tertuju ke arah langit. Fikirannya menerawang entah ke mana. Andan yang duduk di samping tuan Alex memperhatikan bunga putih di sisi kirinya.
"Tuan Alex! Tau gak? Konon ceritanya warna putih membawa kebaikan." Gumam Andan mempermainkan bunga putih di sampingnya yang dari tadi di pehatikannya. Di coleknya sesekali.
"Sejak kapan kau menyukai bunga dan sok romantis padahal jomlo?" Tuan Alex menanggapi dengan asal tanpa menoleh.
"Tuuut... tuuut... tuuut..." HP Andan bergetar. Ia segera mengangkatnya. Berbicara sebentar lalu memetiknya lagi.
"Tuan! Seseorang tertangkap lagi. Di duga orang ini juga terlibat karna ia di temukan berada di dalam markas musuh." Andan melapor.
"Di mana mereka kini?"
"Mereka berada di ruang A tuan."
"Baiklah mari kita ke sana." Tuan Alex bangkit. Bergegas menuju bangunan X. Andan mengikuti berjalan di samping tuan Alex.
Saat tiba di pintu ruang A si penjaga pintu membuka pintu. Empat orang pengawal tuan Alex dan dua orang lainya membungkuk hormat. Tuan Alex memasuki ruangan. Matanya tertuju pada seorang gadis berkerudung memakai gaun putih berlumuran darah. Kerudung pink lembut membalut wajahnya. Gadis itu cantik, berantakan dan tangannya terikat kebelakang. Gadis itu duduk di lantai tampak lemas. Pandangannya sayu tertuju pada tuan Alex yang baru masuk, pandangan penuh harapan, seolah berkata 'Ku mohon tolong aku.'
Langkah kaki tuan Alex terhenti menyaksikan gadis itu. Ia tidak mengenal gadis di hadapannya namun, hatinya terasa sakit dan teriris melihatnya. Mungkinkah karna dendam? Atau mungkin karna gaun itu? Gaun warna putih yang dahulu juga seperti gaun putih yang di pakai oleh kakaknya di villa green palace?
Langkah tuan Alex pelan-pelan menghampiri Nayla. Perlahan pula ia jongkok memperhatikan gadis di hadapannya. Matanya terlihat jernih penuh harapan. Bulu mata lentiknya bergerak bersamaan dengan pandangannya yag terarah pada tuan Alex. Hanya sebentar, lalu menundukkan kepalanya lagi. Meski berantakan tetap saja ia terlihat gadis yang cantik, saat air matanya jatuh tuan Alex merasa hatinya semakin sakit dan terasa pilu.
"Siapa kamu?"
Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut tuan Alex. Ia menyentuh dagu Nayla membuat gadis itu terpaksa menatapnya. Nayla tidak tahu harus bicara apa, ia begitu takut dan bingung kenapa dirinya di culik oleh orang-orang ini. Jika Antoni dan anggotanya menculik dirinya atas suruhan Fandy lalu orang-orang ini? Kenapa mereka menculik dirinya? Jelas ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa orang-orang ini bermusuhan dengan Antoni.
Tapi ada satu hal yang aneh ketika tuan Alex masuk ke dalam ruangan di mana Nayla kini, jantungnya semakin berdetak dan takut.
Selanjutnya apa yang akan terjadi pada dirinya? Namun, saat tatapan mata tuan Alex menembus ke dalam matanya ada kesedihan yang dalam menusuk hatinya. Saat tuan alex berjongkok dan menyentuh dagunya, membuatnya menatap kedalaman mata lelaki itu dan hatinya semakin sakit.
"Dalam keadaan seperti ini mungkinkah aku jatuh hati pada lelaki ini?" Gumam Nayla dalam hati. Bahkan sentuhan tangan lelaki ini mampu membuat dirinya memikirkan hal lain. Entah karna wajah tampan milik tuan Alex yang membuatnya seperti ini atau ada hal lain yang belum terungkap.
Air mata Nayla jatuh membasahi punggung tangan tuan Alex. Air mata yang terasa hangat di kulit tangannya hingga ke hatinya. Untuk pertama kalinya tuan Alex merasa hatinya yang membeku seperti mencair. Tuan Alex menatap ke ke dalaman mata gadis di depannya. Tak tega rasanya berlaku kasar apalagi sampai menampar wajah lembut gadis itu. Andan sempat heran menyaksikannya, para pengawal pun demikian. Andai tuan Alex jatuh cinta janganlah pula jatuh cinta pada wanita dari pihak musuh yang pernah memporak-porandakan hidupnya sendiri. Andan berandai dalam hati.
Tuan Alex masih berjongkok memandangi ke dalaman mata Nayla. Untuk beberapa saat keadaan menjadi hening. Tangan tuan Alex berpindah dari dagu Nayla ke pipinya lalu menghapus air mata di pipi Nayla dengan lembut.
"Jangan menangis." Tuan Alex bergumam pelan hampir tak terdengar, nadanya terkesan sedih.
Nayla membiarkan tangan tuan Alex menyentuh dagunya lalu berpindah ke pipinya dan menghapus air matanya. Hal yang belum pernah ia biarkan di lakukan oleh lelaki manapun padanya. Bahkan Fandy sewaktu pacaran dengannya tidak pernah ia biarkan menyentuh tangannya. Zaini sekalipun yang pernah menjadi suaminya tak pernah bisa melakukan hal seperti ini padanya. Tapi tuan Alex yang tidak di kenalnya ini, Nayla membiarkan lelaki itu menyentuh dagunya dan menghapus air matanya. Sepertinya ia terlena oleh tuan Alex.
Andan hampir memukul tangan tuan alex agar segera sadar. Ia menganggap lelaki dingin dan kejam yang menjadi tuannya ini terhipnotis oleh gadis ini. Namun, jika gadis ini tukang hipnotis kenapa ia tidak tidak menghipnotis orang-orang yang menangkapnya? Andan benar-benar bingung. Andan mendekati tuan Alex. Berjongkok di samping tuan Alex lalu berbisik.
"Tuan! Apa yang tuan lakukan?"
"Andan! Suruh lah para pengawal itu keluar, biarkan aku yang mengurus gadis ini." Tuan Alex memberi perintah.
"Baik tuan!" Jawab Andan mundur dengan ragu.
Aku akan mengurusnya." Gumam Andan.
Para pengawal itu membungkuk hormat di penuhi rasa heran. Semua keluar meninggalkan ruangan.
"Tuan! Sekarang apa yang harus kita lakukan? Tuan sangat membingungkan kali ini" Andan bergumam. Tuan Alex terhenti lalu menoleh ke Andan.
"Oh, biar aku yang mengurusnya." Gumamnya kemudian.
"Apa mungkin tuan menyukainya?"
"Jangan asal bicara jika tidak ingin aku pecat."
"Maaf tuan!"