Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Rendi turun dari motor membantu Cyra turun. Mereka masuk kedalam rumah bersamaan.
Didalam rumah suasana sudah sepi dan juga hanya lampu dapur yang menyala. Hasa tentu sudah tidur bersama Nenek, Kakeknya.
"Mas, aku mau mandi" Seru Cyra masuk kamar mengambil handuk.
"Aku buatkan air hangat" Rendi keluar kamar tanpa menunggu jawaban istri.
Cyra tersenyum, merasa beruntung memiliki suami seperti Rendi.
"Semoga kau selalu sayank dan cinta padaku Mas" Batin Cyra, melepas semua pakaian dan melilitkan handuk dibagian dada hingga pahanya.
Meringis saat luka dipergelangan tangan tersenggol.
Cyra keluar kamar menuju dapur karena kamar mandi ada disisi dapur.
"Mas"
"Eh, sayank" Rendi menoleh, mematikan kompor.
"Sudah siap airnya?" Tanya Cyra.
"Sudah panas tapi belum terlalu panas tidak papa kan?"
Cyra tersenyum dengan anggukan.
Rendi menyiapkam air panas dikamar mandi. Mencampurnya dengan air dingin. Setelah itu Rendi keluar.
"Sudah siap, kau berendam dulu biar rilex. Aku buatkan wedang jahe"
"Makasih Mas"
Rendi menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup. Dengan langkah gontai ia membuatkan wedang jahe untuk Cyra.
"Maaf kan aku sayank. Aku ingin mengusut seseorang yang telah menyakitimu, tapi aku tak memiliki bukti apapun hingga sekarang, seandainya CCTV rumah sakit waktu itu tidak rusak, pasti orang kejam itu sudah tertangkap"
Lirih Rendi menatap sendu wedang jahe untuk Cyra yang telah jadi.
🔹🔹🔹
Usman, Andi, Wawan dan Ahmad. Mereka berkumpul dipos dalam diam. Mereka tengah sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Aku heran?" Celetuk Andi tiba-tiba.
Usman menoleh Andi. "Heran apanya?"
"Cyra kan jelek, kurus, dan dilihat-lihat tuh wajahnya masih mirip bocah kecil. Tapi kok si Rendi terlihat cinta banget ya? Tidak habis fikir sih aku" Jawab Andi.
"Setahu aku nih ya, cinta itu buta tidak mandang fisik atau apapun itu, jadi ya wajar kalau si Rendi cinta mati ke Cyra" Sambung Wawan.
"Eh, karena kalian berdua ngebahas si Cyra, kalian dengar beritanya si Cyra beberapa minggu lalu yang dianiaya orang tidak?" Usman ikut menimbrung.
"Aku sih dengar, kasihan juga si Cyra" Jawab Wawan.
"Kapan? Kok aku tidak tahu ya?" Sahut Andi penasaran.
"Ya walaupun Cyra itu bukan cewek tipeku, tapi aku tidak setuju sih kalau menganiaya seorang wanita. Apa lagi kalau alasannya hal sepele. Kalau aku jadi Rendi sudah aku laporkan orang keji itu kep0l1s1 !" Sungut Wawan.
"Yeee ! Berlagak sekali kau ini Wan. Lapor itu jika ada bukti kuat ada saksi juga, kalau tidak ada ya tetap tidak bisa atuh suka sembarangan kalau ngomong !" Omel Usman.
Wawan cengengesan "Maaf atuh Usman, aku tidak tahu"
"Menurut kalian, jika orang yang menganiaya Cyra waktu itu orang terdekat kita, kalian akan berbuat apa? Menyi---"
"Ya jelas akan kita laporkan ke pak rt, pak kades. Finalnya jeruji besi, iya kan teman-teman?" Tanya Usman pada Andi dan Wawan.Menyerobot perkataan Ahmad.
"Yo i !" Wawan, Andi berbarengan.
Ahmad memejam dalam, ia merasa gundah gulana sekarang ini. Benci ke Cyra itu memang iya, tapi?
"Ah, pusing aku !" Kesal Ahmad.
Usman, Wawan dan Andi saling beradu tatap.
"Kenapa sih?" Usman bertanya pada Ahmad mewakili kedua temannya yang penasaran akan perilaku Ahmad yang aneh.
"Oh, ti-tidak papa aku hanya mengantuk makanya jadi pusing" Kilah Ahmad.
Usman, Wawan dan Andi kembali beradu tatap. Lalu Usman mengedikan kedua bahunya tanda dirinya juga tidak tahu. Dan mereka bertiga memilih acuh tak terlalu memikirkannya.
🔹🔹🔹
Cyra keluar kamar sudah berpakaian baju tidur panjang dan jaket hitam polos.
Diruang tengah Rendi yang tengah sibuk dengan ponselnya sampai tak menyadari kedatangan Cyra disampingnya.
"Mas, lagi apa?" Lirih Cyra, takut mengganggu tidur putra dan mertuanya.
Rendi dan Cyra duduk diantara kegelapan hanya diterangi lampu ponsel saja.
"Eh, Yank. Tidak papa, aku hanya sedang mengirim pesan pada pak rt. Wedang jahenya diminum dulu nanti keburu dingin lho,Yank" Jawab Rendi setelah rasa terkejutnya hilang.
Cyra mengangguk dan segera meminum wedang jahe buatan suami. Tiga tegukan saja terasa begitu hangat ditenggorokan.
"Mas" Seru Cyra sembari menempelkan gelas wedang jahenya ditelapak tangan guna menghangatkan telapak tangan.
"Iya" Sahut Rendi tanpa menoleh, ia tengah sibuk berbalas pesan dengan pak rt.
"Mas Rendi mengirim pesan apa ke pak Husnan? Soal orang yang menyakitiku?" Tebak Cyra.
Rendi menghela, menatap Cyra dengan perasaan sedih dan bersalah.
"Yank, maafkan aku. Maaf karena dua kali gagal menjagamu, aku sungguh suami yang tak bisa diandalkan, aku gagal jadi suami siaga"
"Mas"
Rendi menaruh telunjuknya dibibir Cyra. "Tidak Yank, jangan menyela pembicaraanku, aku salah aku sedih melihat kau dua kali terluka. Aku sakit, dan aku tak terima wanita yang paling berharga dalam hidupku, paling kucinta diperlakukan kejam seperti ini, lihat lah"
Rendi menggapai kedua tangan Cyra dan mengusap luka dipergelangannya perlahan.
"Luka ini membuatku sangat sakit, aku akan mengusut orang itu, aku akan berusaha untuk mendapatkan identitas orang itu dan memenj4r4kannya"
"Mas, jika orang itu adalah orang yang berpunya didesa ini, anak orang penting didesa ini. Apa yang akan kau perbuat? Apa kau akan tetap melakukan itu?" Cyra ingin tahu respon suami jika tahu kebenarannya.
"Apa maksudmu?!" Rendi menatap Cyra serius.
Cyra menunduk, akankah ia jujur atau terus menutupinya.
"Yank, jawab aku !" Desak Rendi.
"Yudi"
"Yudi?!" Kaget Rendi.
Cyra mendongak, ingin tahu mimik wajah suami. Dan ya, suaminya terlihat terkejut.
"Yudi pelakunya Mas, dia yang melakukan ini semua padaku, dan kau tahu? Waktu dirumah sakit kau telah dibodohi oleh Yudi dia membayar satpam itu untuk membohongimu. Rekaman CCTV itu ada pada Yudi sekarang !"
"Tidak mungkin Yank !" Sangkal Rendi.
"Tidak mungkin? Apanya yang tidak mungkin?" Bingung Cyra.
"Yudi anak pak rt? Anak pak Husnan itu? Tidak mungkin Yank. Yudi itu baik, apa lagi pak Husnan. Beliau yang menolongmu waktu itu !"
Rendi merasa lucu, dan menjadi teringat akan perkataan dokter Rudi dirumah sakit waktu itu, Cyra sedikit stres.
"Mas, kau percaya padaku kan?" Menatap serius wajah suami.
"Kau lelah, kau harus istirahat. Sudah tengah malam, kita lebih baik tidur ya" Rendi menaruh gelas wedang jahe diatas meja.
"Mas, kau tak percaya padaku?" Ini yang Cyra takutkan sedari awal, jika dirinya jujur Rendi tidak percaya padanya.
Rendi tersenyum, menggendong Cyra kekamar. "Kau harus istirahat. Selamat malam istriku" Rendi mengecup kening Cyra dan menidurkannya diranjang. Rendi pun berbaring disisi Cyra.
"Maaf sayank, aku tidak yakin" Batin Rendi memejamkan mata dan terlelap.
percuma cantik dan semok kalau hatinya jahat.
emang cari istri cukup di lihat dari segi semok dan cantik doang.
nggak kan?
suer ikut kesel sama tingkah yudi sama temen temennya./Angry//Angry/
gimana kalau kalian yg ada di posisi cyra ? sudah pasti kalian juga akan di tertawakan.
aku sarankan kalian merubah sikap deh.
justru malah biar sehat.
eh tak tahunya malah dokter momo.
penasaran sama visualnya thor.
pake bilang baru hadir di antara kalian kan mereka nggak ada hubungan spesial.
ya udh pasti atasan mu keselek.
dasar asisten agam..
Rendi salting cieeeeeee
jadi pengen lihat wajahnya Rendi pas lagi malu malu meong..
hehehaha/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
cyra selau di pndng sebelah mata oleh orang orang mereka smua mandang cyra karena fisiknya.
merek jht bngt pak/Sob/
hehehe
menanti bapak.
aku aja tahu kok
hehehe