"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"kalian sudah bangun?" Tanya ku yang mendengar suara langkah kaki.
"Ya mari kita lanjutkan perjalanan" jawab putri lenora.
Aku berdiri dari duduk ku.
"Kau tidak tidur semalam?" Tanya putri lenora saat kami kembali turun.
"Tidak" jawab ku singkat.
"Lalu apa yang kau lakukan?" Tanya putri lagi.
"Hanya duduk dan bersantai" jawab ku. Padahal aku sempat mengasah kemampuan sihir ku lagi.
Sekarang kita berada di depan pintu yang ada di ruang bawah tanah ini.
"Memerlukan sihir yang kuat untuk membukanya" ucap ku setelah memperhatikan pintu ini.
"Aurora coba lah untuk membukanya" ucap ku kemudian mundur.
"Kenapa aku? Kenapa tidak kau saja?" gerutu aurora.
"Sebagai guru mu, Aku memberi mu kesempatan untuk mengasah sihir mu" jawab ku.
"Yang benar saja, tapi aku akan mencobanya" balas aurora kemudian maju ke dekat pintu.
Dia menempelkan ujung tongkat sihirnya ke pintu, kemudian mengalirkan energi sihirnya hingga cukup lama sampai akhirnya terbuka.
"Yang benar saja pintu ini menghabiskan seluruh energi sihir ku" ucap aurora setelah pintu terbuka.
"Selamat, kamu berhasil melakukannya" jawab ku kemudian masuk ke dalam pintu ini.
Ada sebuah padang rumput yang cukup luas dikelilingi lautan, seperti berada di sebuah pulau. Selain itu, yang membuatnya menarik adalah banyak pohon buah-buahan disini, semua berjarak dan rapi.
"Ada istana disana" sang putri menunjuk bangunan yang megah di tengah pulau ini.
"Ayo kita kesana" jawab ku dan melangkah.
"kalian tidak ingin makan dulu, sayang jika dilewatkan, kita belum makan dari bangun tidur" sahut aurora dan mendekat ke salah satu pohon apel.
"ide bagus, aku juga ingin" jawab ku kemudian aku terbang membawa putri lenora dan duduk di salah satu batang pohon.
"makan lah" aku memetik satu apel dan memberinya pada putri, kemudian aku memetik satu lagi untuk diriku.
"hey kalian curang" sahut aurora, dia masih belum bisa menggapai apel-apel ini.
"kupikir kamu bisa mencari makanan sendiri" aku mengejek aurora kembali.
"tangkap" ucap putri setelah memetik satu apel dan melemparnya pada aurora.
"terima kasih putri, kau yang terbaik, tidak seperti dia" ucap nya kemudian duduk di batang pohon ini dan memakan apelnya. Aku mengabaikan nya.
Kami makan beberapa apel hingga akhirnya meneruskan perjalanan menuju istana itu.
Saat kita masuk, ada aula yang sangat besar. beberapa lantai atas juga terlihat dari sini dengan pagar-pagar nya yang berwarna keemasan.
"Mengapa bisa ada vampir disini" ucap seseorang ketika sihir gravitasi menyerang ku yang membuat ku jatuh berlutut dan tidak bisa bergerak.
"Nicolas" teriak sang putri dan hendak mendekat.
"Menjauh lah Nora, tubuh mu bisa hancur jika terkena sihir ini" jawab ku sambil menahan gravitasi yang terus menekan ku.
"Owhh vampir yang baik" sahut seorang itu lagi.
"Siapa kamu?" Tanya aurora saat dia muncul dari lantai 2 dan melihat ke bawah.
Dia seorang wanita muda dan cantik.
"Sama seperti mu, aku seorang penyihir Aurora" jawab penyihir itu.
"Bagaimana kau bisa tau nama ku?" Tanya aurora.
"Bahkan aku juga tau bahwa yang disana adalah putri lenora, dan vampir dari ras terkuat, keturunan kerajaan vampir, pangeran nicolas" balas penyihir itu
"Lepaskan dia" ucap putri lenora.
"Hey, apakah kau yakin? Dia vampir yang kuat, dia bisa memangsa kita semua disini" tanya penyihir itu.
"Kami sudah bersama akhir-akhir ini, aku percaya pada nya" jawab putri lenora.
"boleh aku menumbalkan vampir ini?" Tanya penyihir itu.
"Tidak boleh, lepaskan dia" teriak putri lenora.
"Kenapa manusia, vampir dan penyihir seperti kalian bisa bersama?" Tanya penyihir itu.
"Karena aku mencintainya" jawab putri lenora.
"Karena dia guruku" jawab lenora, aku tidak menyangka akan jawaban aurora.
"Hubungan yang tidak biasa, aku penasaran bagaimana vampir seperti mu bisa melakukan itu" jawab delta, kemudian sihir gravitasi berhenti menyerang ku, aku kembali berdiri.
"Berapa banyak vampir yang telah kamu tumbal kan?" Tanya ku.
Aku merasakan ada aura vampir di tubuhnya, dia telah menumbalkan banyak vampir untuk dirinya.
"Ohh jadi kamu menyadarinya?" Tanya penyihir itu kemudian bergaya berpikir.
"Mungkin 3 vampir" Tambahnya, aku menatapnya tajam.
"Kenapa? Kamu marah?" Tanya penyihir itu santai.
Aku menghela nafas.
"Marah tidak akan mengembalikan nyawa yang telah hilang" jawab ku setelah menenangkan diri.
"Anda vampir yang bijaksana nicolas, seperti ayah mu" balas penyihir itu.
"Anda mengenalnya?" Tanya ku.
"Tentu saja, kami pernah bertemu, walau sudah lama sekali" jawab penyihir itu.
"Siapa kamu?" Tanya ku lagi.
"Jika kamu bertemu ayah mu, tanya lah dia, ingatkah dengan penyihir bernama delta" balas penyihir itu.
"Tidak perlu, ayah sudah menceritakan nya kepada ku, kamu yang menyerang bangsa vampir 300 tahun lalu dan membuat banyak vampir mati" balas ku.
"Ohh begitu, kamu tidak marah?" Tanya penyihir itu.
"Kenapa kau ingin sekali aku marah?" Tanya ku.
"Jika kau marah lalu menyerang ku, aku tidak akan segan-segan membunuh mu" jawab delta.
"Apa kah kamu bisa membunuh ku?" Tanya ku.
"Aku sudah membunuh banyak vampir, sekuat apapun vampir itu, kelemahannya sama" jawab penyihir delta itu.
"Apa yang kamu inginkan hingga menginginkan berumur panjang?" Tanya ku.
"aku hanya menginginkan kekuatan, tapi aku juga mendapatkan keabadian dengan menumbalkan para vampir" jawab delta.
"Walau kamu kuat, tapi aku melihat kamu kesepian, percayalah keabadian bukan anugrah tapi kutukan" tambah ku lagi.
"Kau benar-benar berbeda dari vampir lainnya" balas delta.
"Aku akan menjawab semua pertanyaan mu, tapi sebelum itu, bertarung lah dengan adil melawan ku" balas penyihir itu.
"Tenang saja, aku tidak akan memanfaatkan kelemahan mu, kita hanya adu kekuatan" tambah delta.
"Kenapa aku harus melakukannya?" Tanya lagi.
"Kamu ingin pergi ke negeri penyihir bukan? Dan aku tau apa tujuan mu, jika kamu berhasil mengalahkan ku, aku akan memberikan semua sihir yang ku punya kepada mu" jawab delta.
"Memang apa tujuan mu nicolas?" Sahut Aurora.
"Tenang saja, dia tidak mempunyai niat jahat, dia hanya ingin melindungi negerinya dan putri lenora" delta menjawab itu.
"Baiklah, aku akan menemani mu" jawab ku.
"Lalu boleh aku melihat wujud vampir mu?" Tanya delta.
Aku mengubah wujud ku menjadi vampir.
"Ahh, aku ingat, kamu anak kecil yang sempat menjadi target ku, tapi seseorang melindungi mu" jawab penyihir itu.
"Ya, itu paman ku, dia mati saat memeluk ku karena melindungi ku" jawab ku.
"aku turut berduka, tapi kau tumbuh menjadi anak yang kuat" balas penyihir itu.
"Itu karena aku tidak ingin peristiwa itu terulang" tegas ku kemudian menyerangnya.