Tim A.. merupakan tim rahasia yang di bentuk oleh militer untuk membantu pihak militer dalam menjalankan misi secara rahasia. Tim A adalah Gabungan dari beberapa orang-orang hebat yang kebetulan mereka semua anak didik dari seorang sersan Angakatan Darat.
karena kemampuan dari anggota Tim.A yang berbeda - beda, mengakibatkan mereka terpisahkan dan di latih oleh aliansi militer yang berbeda-beda. sampai akhirnya....
Salah satu anggota dari Tim.A menghilang dalam menjalankan misinya.....
Konspirasi mulai bermunculan...
Mereka yang mempunyai kekuasaan, posisi tinggi, berpengaruh , banyak uang mencoba menutupi kebenaran dan menyebarkan informasi palsu ke publik...
Sampai tiba-tiba Dia yang hilang muncul kembali dan memperingati teman-teman untuk tidak percaya dengan informasi yang mereka dengar dari mereka yang berada di atas...
Apa yang di sembunyikan oleh para penguasa yang berada di atas ?...
Akankah mereka semua bisa mengungkap kan kebenaran nya ?....
TIM.A
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ana jus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Interogasi.
Sang Mayor Jenderal berbalik badan dan berjalan pergi meninggalkan ruangan sambil di ikuti oleh Sersan Toni.
Adin, Akbar, Kevin dan Axel mulai membatu Letnan Daffa untuk berdiri lalu mereka berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
Sedangkan Hana dan Celsi menatap tajam ke arah Fiqri.
..." Bangun kau !."...
Dengan suara lantang Hana memerintahkan Fiqri untuk bangkit berdiri.
Sambil menahan pendarahan di kepalanya dengan tangan kanannya Fiqri, mulai bangkit berdiri.
..." Ikut dengan kami dan jangan mengharapkan kami akan membopong mu."...
Setelah Hana mengucapkan kata itu, dirinya mulai berjalan keluar sedangkan Celsi masih menatap Fiqri dengan begitu tajam, Fiqri yang mulai merasa risih pun, mulai berjalan dengan tertatih-tatih keluar dari ruangan sambil di ikuti oleh Celsi dari belakang.
Mereka bertiga berjalan di lorong menuju ruangan kesehatan. Fiqri yang mulai merasa pusing di sertai dengan pandangan mata yang mulai kabur, membuat dirinya sempat berhenti sesaat.
Celsi yang berjalan di belakangnya, menendang dengan keras ujung tumit kaki Fiqri. Fiqri yang merasakan getaran di kakinya, pun mulai tersadar kembali dan melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya di depan pintu Ruang kesehatan..
Hana dan Celsi berdiri tepat di depan pintu, lalu tangan kanan nya Hana menggenggam daun pintu.
Tiba-tiba...
" Brak..."
Mendengar suara itu Hana dan Celsi segera menoleh kebelakang dan melihat Fiqri sudah tergeletak di lantai.
Di sisi lain...
...Di Ruangan Mayor Jenderal....
Di ruangan yang sangat luas dan di kelilingi oleh banyaknya koleksi senjata serta foto-foto dari para Mayor Jenderal dari generasi ke generasi.
Mereka semua telah duduk rapih di sofa yang berada di dalam ruangan tersebut, dengan posisi sang Mayor Jenderal berada di tengah-tengah.
Dengan raut wajah yang sangat sangar dan tatapan mata yang sangat tajam seperti macan yang sedang memantau targetnya.
Membuat Akbar, Kevin dan Axel menjadi sangat grogi. Tapi berbeda dengan Adin, Letnan Daffa serta Sersan Toni yang tenang-tenang saja.
..." Apa sebenarnya telah terjadi dan siapa orang itu ? Kenapa dia bisa masuk ke sini ? Dan ada hal apa sampai membuat dirimu menangis ?."...
Pertanyaan Mayor Jenderal untuk Letnan Daffa.
Sambil menahan emosi dan airmata nya Letnan Daffa mulai menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada semua orang yang berada di ruangan tersebut.
..." Orang itu bernama Fiqri, dia merupakan seorang polisi yang bertugas di Bali .Dia jauh-jauh ke sini untuk memberitahu saya kalau putri saya Amelia telah meninggal dunia dari beberapa hari yang lalu dan kasus kematiannya telah di tutup tanpa kejelasan sedikit pun."...
Sersan Toni sangat terkejut saat mendengar kabar itu, sedangkan Adin, Akbar, Kevin dan Axel hanya bisa menundukkan kepala mereka masing-masing.
..." Lalu, Apa ada tujuan lain ?."...
..." Maaf Komandan untuk hal itu, saya kurang tau. Tapi dia memberikan saya Dokumen yang berisi bukti-bukti kematian Amelia serta sebuah surat dari salah satu polisi yang menangani kasus tersebut tapi sayang nya polisi itu telah meninggal dunia."...
..." Ijin Komandan, Saya curiga sepertinya ada hal besar di balik kasus ini."...
Sautan dari Sersan Toni yang menanggapi hal tersebut.
..." Ya... Saya juga merasa curiga, sepertinya ada hal yang sedang di tutupi-tutupi. Letnan Daffa, saya turut berdukacita atas kepergian putri mu dan kau tidak perlu khawatir saya pasti akan membantu mu dan putri mu untuk mendapatkan keadilan."...
Letnan Daffa hanya mengangguk kepalanya.
..." Adin, Akbar, Kevin, Axel."...
Mendengar nama mereka di panggil oleh Mayor Jenderal, mereka berempat pun segera mengangkat kepala masing-masing, dengan posisi tegak mereka memandang kearah Mayor Jenderal.
..." Saya perintah kalian untuk menginterogasi pria yang bernama Fiqri, kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya."...
..." SIAP KOMANDAN."...
Dengan suara yang lantang, mereka berempat dengan semangat akan menjalankan perintah yang telah di belikan.
Sementara itu...
...Di Ruang Kesehatan....
Fiqri akhirnya tersadar dari pingsannya, dia mulai membuka kedua matanya dan melihat dirinya sendiri terbaring di atas kasur, serta tangan kirinya yang sudah terpasang sebuah infus.
Sambil menahan rasa sakit, Fiqri berusaha mengangkat badannya untuk bangkit dari tempat tidur. Namun usaha itu hanya sia-sia, dia kembali terjatuh ke tempat tidur.
Ketika tangan kanan nya memegang kepalanya, dia tersadar kalau kepalanya telah di perban.
" Tak..."
" Tak..."
" Tak.."
Suara langkah kaki dari sepatu Pantofel wanita.
Fiqri terdiam saat melihat sosok tentara wanita yang merupakan sosok dokter medis dengan nemtek nama Dokter Sandra.
Dokter Sandra/Letnan Dokter Sandra melihat bahwa Fiqri telah sadar pun, mendekati dirinya lalu memeriksa kembali kondisi kesehatannya.
Setelah selesai memeriksa, Dokter Sandra pun menyatakan bahwa Fiqri dalam kondisi baik.
..." Sepertinya kondisi mu cukup baik, tinggal istirahat yang cukup dan jangan lupa minum obat nya secara teratur."...
Setelah mengucapkan hal itu Dokter Sandra pun berbalik badan dan berjalan pergi meninggalkan Fiqri sendirian.
Namun tiba-tiba....
Adin,Akbar, Kevin, Axel, Celsi dan Hana masuk ke dalam ruangan dan berdiri mengelilingi Fiqri yang terbaring dengan tatapan tajam dan sinis.
..." Mau apa kalian semua ?."...
Axel mulai memeriksa tubuh Fiqri.
..." Apa yang kau lakukan ?."...
Fiqri merasa risih dan mencoba melawan tapi kedua tangan nya Fiqri di tahan oleh Adin.
Axel akhirnya mendapatkan hp milik Fiqri yang dia simpan di saku celananya.
..." Mau apa dengan hp ku, kau juga belum tentu bisa membukanya."...
Axel langsung menyerahkan hp tersebut ke pada Celsi.Celsi yang menerima Hp terus pun mulai mengotak-atik sampai akhirnya, hp tersebut terbuka.
Dengan senyum sinis nya, Celsi menunjukkan kepada Fiqri bahwa hp nya berhasil di terbuka. Fiqri yang melihat hal tersebut sangatlah terkejut.
..." Sebenarnya apa yang kalian inginkan ?."...
Dengan suara berat nya, Adin membalas pertanyaan dari Fiqri.
..." Kami mau kau berkata jujur, Apa tujuan sebenarnya kau datang ke sini ?."...
Fiqri hanya terdiam.
..." JAWAB !."...
Dengan suara lantangnya, Adin kembali memaksa Fiqri untuk berbicara.
Sedangkan Celsi yang memeriksa isi hpnya Fiqri pun sangat terkejut saat melihat banyaknya foto-foto serta video yang berisi bukti-bukti kasus kematian Amelia serta tindakan yang dilakukan oleh para rekan-rekan kepolisian serta sang ketua kepolisian.
Yang telah melakukan kecurangan bahkan menjadi dalang utama kematian dari seorang polisi bernama pak Gabriel dan polwan Dewi, bahkan Celsi pun menemukan sesuatu yang lebih mengejutkan lagi.
Adin yang mulai merasa kesal saat melihat Fiqri hanya terdiam saja, pun mulai menggenggam erat tangannya lalu bersiap untuk memukul tepat di area wajahnya Fiqri.
Namun tiba-tiba, tangan nya Adin di tahan oleh Celsi.
..." Tahan.. Sepertinya ku tau alasan kenapa kau tidak berani berbicara."...
Mendengar hal tersebut, Adin pun menoleh ke arah Celsi, begitu juga yang lain mulai memandangi Celsi. Dengan raut wajah yang begitu tenangnya Celsi pun menujukan kepada Fiqri tentang berita kebakaran Rumahnya sendiri yang menyatakan bahwa dirinya telah di nyatakan meninggal dunia atas kebakaran tersebut.
Celsi juga menujukan berita tersebut kepada yang lain.
..." Sepertinya ku sudah paham polanya kawan-kawan, Dia ini adalah salah satu polisi yang menangani kasus kematian dari Amelia, yang berhasil selamat dari kematian yang di buat oleh sesama rekan kepolisian nya sendiri. Benar bukan seperti itu Fiqri ?."...
Sambil Celsi tunjukan bukti chat WA yang berisi Ancaman.
..." Ya kau benar, sebenarnya tujuan ku kesini ingin meminta bantuan kepada pihak keluarga korban untuk mengangkat kembali kasus tersebut, serta untuk mengungkapkan kebusukan yang telah di lakukan oleh oknum kepolisian dan sekaligus untuk membalas kan kematian dari rekan saya pak Gabriel."...
Mendengar pernyataan dari Fiqri yang di sertai dengan bukti yang di dapatkan oleh Celsi pun, telah membuat Adin, Akbar, Kevin, Axel dan Hana menjadi mengerti dan memahaminya.
..." Itu berarti sekarang nyawa mu sedang dalam bahaya, dikarenakan hp mu berisi banyak bukti dari kejahatan orang-orang itu. Apa lagi kalau mereka sadar bahwa kau sebenarnya belum mati, pasti akan terus berusaha untuk menemukan mu atau membunuh mu."...
Akbar mengungkapkan pendapat nya kepada Fiqri.
..." Ya... Kau benar."...
Fiqri pun mengiyakannya.
..." Kalau begitu Hp mu ku sita dulu."...
Sambil tersenyum dengan santai nya Celsi memasukan Hpnya Fiqri ke dalam saku celana nya dan berjalan keluar sambil menggenggam tangan Hana dan menariknya ke luar.
Adin, Akbar, Kevin dan Axel yang melihat hal tersebut pun cuma terdiam dan membiarkan mereka berdua pergi, Lalu mereka kembali mengintrogasi Fiqri.
Di depan pintu ruang kesehatan...
Hana yang bingung pun mulai bertanya kepada Celsi.
..." Celsi, lu kenapa narik gw keluar ?."...
..." Sebenarnya tadi, ketika gw memeriksa chat WA nya tuh orang, gw ga sengaja kepencet grup chat kepolisiannya dan kalau semua orang di grup itu sadar kan, bisa gawat."...
..." Waduh... Tapi lu ga kirim pesan apapun kan ke dalam grup tersebut ?."...
..." Ga, Tapi kan dari history nya bisa terlihat kalau chat nya telah terbaca."...
..." Aduh... Celsi kenapa lu bisa ceroboh sih."...
..." Maaf kan gw juga ga sengaja."...
..." Ok... Tenang-tenang kita tetap harus tenang."...
" Gimana mau tenang Hana, ini gawat."
..." Gw punya ide."...
..." Apa tuh ?."...
..." Gimana kalau, kita pindahkan semua bukti yang ada di dalam tuh hp, ke draf lain."...
..." Bagus juga ide lu, tapi orang nya gimana ?."...
..." Menurut gw sih, tuh orang akan aman-aman saja bila tetap berada di dalam pangkalan ini dan dalam pengawasan kita-kita. Kecuali dia berada di luar sana, mungkin dalam waktu 5 menit dia akan mati."...
..." Baiklah kalau gitu, ayo temenin gw. Buat memindahkan semua bukti-bukti yang ada di dalam hp ini."...
Celsi dan Hana berjalan pergi meninggalkan Ruang Kesehatan.