Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
"Gue udah ketemu sama Deandra. "
Ucapan athar sontak membuat kedua temannya terkejut dan seketika langsung menatap ke arahnya, terutama kevin yang diam- diam tahu keberadaan dea, penasaran bagaimana bisa athar akhirnya menemukan gadis itu.
Athar kemudian menuangkan anggur kembali dalam gelasnya lalu meminumnya dengan sekali tenggakan, minuman yang dulu selalu ia hindari entah kenapa sekarang menjadi candu setelah dea pergi.
"Serius! " aryaan sampai menggebrak meja saking antusiasnya mendengar kabar itu.
Athar mengangguk samar. "Kita enggak sengaja ketemu di sebuah supermarket. jujur gue kaget, karena sekarang penampilan dea sudah jauh berbeda. "
Asrama"Berbeda maksud lo? " tanya kevin, menyipitkan mata. Entah athar beneran bertemu dengan istrinya itu atau dia hanya berhalusinasi saja karena saking merindukan dea, karena setiap ucapannya terdengar tak meyakinkan.
"Sekarang dia udah jadi pegawai kantoran, bajunya terlihat rapi dan modis, sepertinya dia sudah mendapat pekerjaan. "
Kevin dan aryaan lantas mengangguk- anggukan kepala mereka mendengar penuturan athar.
"Terus apa dia mau kembali sama lo?" tanya kevin lagi.
Mendapat pertanyaan seperti itu membuat wajah sendu athar semakin terlihat jelas, terlihat dari air mukanya pun kevin sudah bisa menebak jawaban yang akan di berikan lelaki itu.
"Dia udah terlanjur kecewa sama gue, Vin."
"Pantes lah, gue juga kalo jadi dea ogah balik lagi. " sarkas kevin.
Yang kemudian mendapat kan tatapan bengis dari athar.
"Sialan lo! "
"Tapi bener deh sekarang dia tinggal di mana ya? keberadaannya benar-benar gak bisa di ketahui, " ucap Aryaan.
Suasana berubah hening sampai akhirnya athar mengeluarkan helaan nafas yang terdengar keras, lalu pria itu mengusap wajahnya dengan telapak tangan, begitu terlihat sangat frustasi.
"Apa gue nyerah aja ya? jujur jalan gue bener-bener buntu buat ngajak dia kembali. "
Brakk! di saat itu kevin menggebrak meja. "Enak aja nyerah- nyerah, lo yang udah buat dea begini jadi lo juga yang harus bawa dia kembali, " ujar kevin yang terlihat geram.
"Setuju!" timpal aryaan dengan keras. " Lagian cemen banget kalo kamu nyerah gitu aja thar, waktu itu dea juga gak nyerah ngadepin sikap kamu. "
"Bener apa yang di katakan si aryaan, lagian waktu itu lo emang lagi sial aja jadi kena jebakannya si ranty, lagian gue gak habis fikir dia yang awalnya ninggalin lo malah sekarang dia yang ngejar- ngejar lo lagi. "
"Udah lah gue gak mau ngomongin dia. " ucal athar yang nampak muak.
Kevin menghela nafas lalu kembali membenarkan posisi duduknya seperti semula, dia menatap athar kedua mata pria itu memerah lingkaran hitam di bawah matanya terlihat jelas di sana pertanda jika dia tak pernah tidur nyenyak semenjak dea pergi.
Awalnya kevin memang memutuskan untuk tidak memberitahukan keberadaan dea agar athar bisa belajar dari kesalahannya, dan sekarang melihat athar yang bertekad kuat untuk membawa dea kembali ke sisi nya membuat kevin merasa jika inilah waktunya dia mengatakan yang sebenarnya.
"Thar."
"Hmm? "
"Sebenarnya gue tahu di mana dea tinggal sekarang. "
Seketika athar mengangkat wajah. "Yang bener lo?! "
Kevin mengangguk.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sini lah athar sekarang, di pekarangan rumah sederhana bercat hitam putih yang mana adalah alamat yang di berikan Kevin, tempat dea sekarang.
Pintunya tertutup rapat, jam masih menunjukkan pukul tujuh malam, wajar mungkin dea belum kembali dari tempat nya bekerja.
Athar kemudian memutuskan untuk menunggu, dengan bersidekap dada dan perasannya yang gugup menunggu dea kembali.
Setengah jam berlalu sosok yang di tunggu nya akhirnya tiba, dea dengan menenteng tas hitam terlihat dari kejauhan menuju ke rumahnya.
Athar yang sedang bersandar di samping tembok seketika meluruskan badan.
"Kamu? " dea yang semula tak pernah menduga athar akan muncul di depan rumahnya terkejut bukan main. "Bagaimana kamu mengetahui rumah ku? " tanyanya dari nampak tak suka dengan kehadiran athar di sini.
"Apa kamu tak ingin menawarkan ku minum dulu? aku adalah tamu."
Mendengar yang di katakan pria itu membuat dea yang semula memasang wajah waspada akhirnya menghela nafas pelan. "Duduk lah. "
Di luar dugaan athar, ternyata dea masih mau menerimanya meski hanya sebagai tamu.
Athar lantas duduk dengan cepat di salah satu depan teras. Dea kemudian masuk terlebih dahulu ke dalam rumah, dia menuju kamarnya untuk berganti pakaian nya.
"Bagaimana mas athar bisa mengetahui rumah peninggalan orang tua ku? ini pasti ada hubungannya dengan kevin. " monolog Dea, dia menduga hal tersebut karena hanya kevin dan thalita yang mengetahui tempat nya ini sementara dia yakin thalita tak mungkin membocorkan nya jadi ini sudah pasti ulah kevin.
Di luar athar menunggu dengan tak sabaran, dia ingin menjelaskan segalanya pada dea tentang malam itu, dan jebakan yang di lakukan ranty juga ke salah pahaman dea padanya.
Beberapa saat kemudian dea keluar membawa minuman untuk athar.
Meski baru seminggu wanita itu tak terlihat dari pandangan matanya namun athar sudah sangat merindu, dia sadar seratus persen jika perasaannya ini adalah cinta dan hanya dea lah satu- satunya wanita yang bisa melakukan ini padanya.
"Minum lah. "
Ucapan dea terdengar dingin, athar tahu betapa kecewa nya sang istri dan sekarang dia ingin meluruskan semuanya.
"Terima kasih. "
Dea hanya mengangguk samar. Athar lalu menyesap teh yang di buat dea rasa hangat nya seolah sampai ke hati athar, dulu apapun minuman yang dea buat untuk nya athar selalu menolak tapi kini setelah dia meminumnya dia sadar cinta dan ketulusan wanita itu untuk nya dengan hanya secangkir teh hangat.
Athar lalu memulai topik obrolan, athar harus menjelaskan pada dea secepatnya sebelum kesalah pahaman ini semakin membesar.
"Dea aku--"
"Kebetulan kamu ada di sini, aku bisa memberikan ini untuk mu. " dea menyodorkan sebuah amplop putih, yang membuat athar sampai tak jadi mengucapkan apa yang ingin dia utarakan.
"Apa ini? "
"Buka saja. "
Seperti ucapan wanita itu, athar lantas membuka isinya lalu kemudian membaca isinya setengah, kedua matanya sontak melotot tajam.
"Surat gugatan perceraian?! "
Athar lekas berdiri dari duduknya. "Apa maksud nya ini? "
"Seharusnya kamu mengerti mas, aku ingin berpisah dengan mu. "
Athar menggeram tertahan, mendengar ucapan dea serupa bom dalam dadanya.
"Aku sudah mengajukan nya ke pengadilan, kita selesaikan ini dengan baik- baik. Bukankah ini keinginan mu untuk bisa segera bercerai dengan ku-- hmmp! "
Dea seketika berhenti melanjutkan kata- katanya ketika athar yang spontan menarik dagunya dan menempelkan kedua bibir mereka dengan cepat.
Athar begitu mendominasi, entah karena kemarahannya hingga membuat dia seolah lepas kendali sementara dea seakan di buat lumpuh oleh sapuan hangat dari bibir pria itu.
****
Bersambung
hrse athar bisa buat rumah sendiri kan masak gk punya duit, pa lagi nnti athar sibuk kerja tinggal nunggu hancurnya rumah tangga dea dan athar saja sih ini. kn athar tau ibunya gk ska ma Dhea mlh di ajak serumah, aneh. lbih baik tinggal di rumah sederhana drpd tinggal di rumah megah tp bnyak racun di dalamnya.