NovelToon NovelToon
Bukan Tulang Rusuk

Bukan Tulang Rusuk

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Mengubah Takdir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Novel ini diilhami dari kisah hidup Nofiya Hayati dan dibalut dengan imajinasi penulis.

🍁🍁🍁

Semestinya seorang wanita adalah tulang rusuk, bukan tulang punggung.

Namun terkadang, ujian hidup memaksa seorang wanita menjadi tangguh dan harus terjun menjadi tulang punggung. Seperti yang dialami oleh Nofiya.

Kisah cinta yang berawal manis, ternyata menyeretnya ke palung duka karena coba dan uji yang datang silih berganti.

Di judul lain, kisah ini akan berlanjut ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 32 Camping

Happy reading 😘

Bagi Nofiya, hal termanis yang dilakukan oleh Zaenal selama mereka berpacaran adalah selalu menuruti semua kemauannya.

Zaenal selalu memanjakan Nofiya bak seorang ratu. Namun Nofiya tidak lantas memanfaatkan kekasihnya itu.

Ia lebih suka menghabiskan waktu libur bersama Zaenal dengan camping atau berwisata kuliner dari pada shoping.

Sangat berbeda dengan semua mantan Zaenal yang sangat hobi berbelanja barang-barang mewah meski unfaedah.

Malam ini Zaenal dan Nofiya camping di Desa Rondo bersama Dino dan Arumi, sahabat mereka.

Selesai mendirikan tenda, Zaenal dan Dino mulai menyalakan api unggun. Sementara Nofiya dan Arumi membuat susu hangat untuk mereka berempat.

"Zen, Din, nih diminum dulu susu hangat nya." Nofiya meletakkan dua cangkir susu hangat di hadapan Zaenal dan Dino.

"Makasih, Zeyenggggggg," ucap Dino bercanda.

Satu jitakan mendarat tanpa dosa di kepala Dino, sebagai hadiah dari Zaenal.

Zaenal tidak suka jika sahabatnya itu memanggil Nofiya 'Zeyeng', plesetan dari kata 'Sayang'.

Bagi Zaenal, yang berhak memanggil sayang hanya dirinya seorang.

"Ck, zeyeng, zeyeng, pala lu teyeng!" ujar Zaenal sewot.

Dino tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan ekspresi Zaenal yang terlihat lucu baginya. Begitu juga Nofiya dan Arumi. Kedua gadis itu tak kuasa menahan tawa, hingga membuat Zaenal bertambah sewot.

"Puasin ketawanya sebelum makhluk di sini nongol! Dijamin, kalian nggak bakal bisa ketawa lagi kalau mereka nongol beneran."

"Zen, jangan bilang gitu ih! Aku jadi takut tau'." Arumi bergidik ngeri. Ia takut jika makhluk yang dimaksud oleh Zaenal benar-benar datang dan menampakkan diri di hadapan mereka.

"Nggak usah takut, Rum. Ada Aa' Dino di sini."

"Heleh, kamu aja penakut, Din." Zaenal menyahut ucapan Dino.

"Nggak lah, kamu itu yang penakut. Lihat bayangan di dinding aja langsung ngibrit."

"Kamu yang penakut, Din! Tirai jendela dikira gaun kebesaran Mbak Kun. Saking takutnya, kamu ngibrit sampai kejedot pintu. Ingat nggak lu?"

"Udah-udah, nggak usah ngomongin itu!" Nofiya menginterupsi dan melerai sepasang sahabat yang tengah berseteru.

"Dari pada terus berseteru, kita bakar jagung aja sambil gitaran!" sambungnya dan diindahkan oleh Zaenal.

"Sippp, Yang. Yuk gass, kita bakar jagung sambil gitaran." Zaenal tampak antusias. Ia lantas mengeluarkan peralatan dan bahan-bahan dari dalam tas nya.

Mereka pun mulai membakar jagung yang telah dikupas dan dibumbui.

Zaenal memetik dawai gitar, mengiringi alunan lagu yang dilantunkan oleh Nofiya.

Sementara Dino dan Arumi menyaksikan sepasang kekasih itu sambil menikmati jagung bakar yang telah matang.

"Sweet banget mereka."

"Iya. Pingin ya?" Dino menimpali ucapan Arumi.

"Iya, tapi sayang. Aku belum punya pacar."

"Gimana kalau mulai malam ini, kamu jadi pacarku."

Arumi menggeleng pelan dan terkekeh. "Nggak bisa, Din. Kita terhalang tembok yang sangat tinggi."

"Iya. Kamu benar, Rum. Keyakinan kita berbeda." Dino menghela nafas dalam, menghempas rasa tak nyaman yang tiba-tiba saja menyelinap ke relung kalbu.

Sudah lama Dino menyimpan perasaan pada Arumi, gadis bermata indah yang telah berhasil menawan hati.

Tanpa ia tahu, Arumi pun sama sepertinya. Menyimpan perasaan yang seolah haram untuk mereka.

Tidak mungkin mengorbankan iman yang sudah diyakini, hanya demi cinta yang fana.

Lebih baik mencintai dalam diam dan mendoakan yang terbaik untuk insan yang dicinta.

Jika mereka berjodoh, maka Illahi pasti akan berkenan memberi hidayah dan menyatukan mereka.

Namun jika mereka tidak berjodoh, Arumi meyakini jika Sang Maha Cinta pasti tengah mempersiapkan jodoh yang lebih baik untuknya.

Zaenal masih memetik dawai gitar sambil menikmati jagung bakar dari tangan Nofiya.

Sepasang kekasih itu terlihat romantis, hingga membuat dua sahabat mereka menatap iri.

"Gaesss, besok kita mandi di air terjun Rondo yuk!" Dino memecah suasana.

"Jangan!" Arumi segera menyahut.

"Loh kenapa, Rum?" Dino dan Zaenal kompak bertanya.

"Mitosnya, kalau ada sepasang kekasih yang mandi di air terjun itu, maka mereka akan putus. Sebagai sahabat Fiya, aku nggak mau Fiya dan Zen putus hanya gara-gara melanggar pantangan."

"Jangan percaya sama mitos, Rum. Kalau mereka putus, berarti belum jodoh."

"Bukan masalah percaya atau enggak, Din. Sebagai tamu yang berkunjung di desa ini, kita harus bisa menghormati dan menghargai adat atau peraturan di sini. Jangan malah sengaja menentang."

"Aku sependapat dengan Arumi. Lebih baik kita mandi di sungai. Jangan di air terjun Rondo." Nofiya turut bersuara. Ia sependapat dengan Arumi karena pernah mendengar mitos mengenai air terjun Rondo.

Mitosnya, air terjun tersebut dihuni oleh seorang Dewi yang tidak mengizinkan sepasang kekasih mandi di air terjun, karena ia tidak ingin menyaksikan mereka bersenang-senang di atas penderitaannya sebagai seorang janda.

Malam semakin larut. Sinar Sang Dewi Malam mulai meredup.

Suara hewan-hewan malam dan suara gesekan ranting-ranting pepohonan semakin jelas terdengar, mencipta suasana mencekam.

"Yuk, tidur!" Arumi menggamit lengan Nofiya, lalu menariknya agar bangkit dari posisi duduk.

Meski masih ingin menikmati suasana malam, Nofiya memaksa tubuhnya untuk bangkit, menuruti ajakan Arumi yang terlihat menahan kantuk.

"Zen, Din, kami tidur duluan ya!"

"Iya, Yang. Nanti kami susul," balas Zaenal menanggapi ucapan Nofiya.

"Tapi jangan nyusul ke tenda cewe ya!"

"Nggak lah. Aku takut kena bogem papa. Papa udah ngasih kepercayaan, jadi aku harus bisa menjaga."

Nofiya tertawa kecil. Kemudian masuk ke dalam tenda bersama Arumi.

Tak berselang lama, Dino dan Zaenal pun masuk ke dalam tenda.

Mereka merebahkan tubuh di atas rumput yang dialasi tikar dari anyaman daun pandan.

Dino langsung memejamkan mata dan dengan mudahnya berlayar ke negeri mimpi.

Namun tidak dengan Zaenal. Meski sudah sangat mengantuk, ia serasa sulit memejamkan mata.

Terngiang olehnya ucapan Arumi dan Nofiya mengenai mitos air terjun Rondo.

Zaenal dihinggapi rasa was-was dan gelisah, jika ternyata mitos itu juga berlaku di desa yang mereka singgahi saat ini.

"Ck, itu 'kan cuma mitos. Insya Allah kami tetep berjodoh dan nggak bakal terpisah," monolognya sambil berusaha memejamkan mata.

Lamat-lamat terdengar suara Gending Jawa yang membuat bulu kuduknya seketika berdiri.

Zaenal berusaha tak acuh dan tetap memaksa sepasang matanya terpejam.

Ia tidak menghiraukan suara-suara yang mengiringi alunan Gending itu.

Terdengar merdu, tetapi membuat hati pilu.

Entah suara siapa dan dari mana, Zaenal benar-benar tidak mau tau.

Yang diinginkannya saat ini bisa segera memejamkan mata dan menyusul Dino ke alam mimpi.

"Zen --" Terdengar suara orang memanggil namanya. Namun Zaenal tak acuh. Ia menutup kedua telinga dengan headset, agar tidak lagi mendengar suara itu.

"Zen --"

Lagi. Terdengar suara orang memanggil namanya. Kali ini diikuti guncangan tenda.

"Zen --"

Suara itu semakin terdengar jelas dan keras.

"Aku mau pi-pis," sambung si pemilik suara.

"Woeee, siapa kamu? Jangan mengganggu ku!" Zaenal berteriak dan melepas headset yang menutupi lubang telinga.

Ia berusaha memberanikan diri, meski rasa takut kian mendominasi.

"Zen, aku Fiya. Buruan keluar! Aku kebelet pi-pis."

"Astogeh --" Zaenal menghembus nafas lega.

Ia lega karena yang memanggil bukan sesosok makhluk mengerikan, tetapi kekasihnya. Gadis tercantik sejagad jiwa.

"Tapi, bisa aja dia makhluk yang nyamar jadi Fiya. Waduh, kalau beneran gimana?" Zaenal menjadi ragu untuk membuka tenda. Ia takut jika ternyata yang berada di luar tenda bukan Nofiya, melainkan makhluk yang merubah wujud seperti kekasihnya.

"Zen, buruan!"

Tenda kembali berguncang. Bahkan guncangannya semakin hebat dan berhasil memaksa Zaenal keluar.

"Eng, Fi --" ucapnya tertahan.

"Ayo buruan! Anter aku --"

"Beneran kamu Fiya, atau --"

"Ck buruan, Zen! Atau aku pi-pis di sini?" ancamnya, yang membuat Zaenal meyakini bawah gadis yang berdiri di hadapannya itu adalah Nofiya. Bukan makhluk jadi-jadian.

"Pffttt iya, Yang. Maaf, tadi aku kira makh--"

Zaenal urung melanjutkan ucapan. Tanpa sengaja pandangan netranya membentur objek yang sukses menarik perhatian.

Entah, apa yang dilihat olehnya ....

🍁🍁🍁

Bersambung ....

1
Najwa Aini
hadeuhhh...
ada2 gajah deh
Najwa Aini
ihh kok horor sihh
Najwa Aini
Ahh kirain apa...
dasar Conal
Najwa Aini
Liat apa si Zen?
Najwa Aini
mantap nih filosofi catur..
Najwa Aini
papanya Cika gak kejam. Tapi kerennnnn..caranya ngasih hukuman
Ayuwidia: Makasih udah selalu hadir, Kak. Ah jadi terhura /Scowl/
total 1 replies
Najwa Aini
napa namaku juga dibawa2....
Ayuwidia: karena nama Kak Naj terlalu indah, uhuk
total 1 replies
Najwa Aini
sampek sini aku ngerasa...lebih baik Dino aja yg jadi pacarnya Fiya..
Dia otaknya encer...hehehege
Ayuwidia: sayang yang berani ke rumahnya Fiya cuma Zaenal 😆
total 1 replies
Najwa Aini
Bagus juga hasil kerja si detektif dadakan, Dino...kalau ditambahin ...Saurus..gak papa kannnn
Najwa Aini
Ditunggu hasil kerjamu, Dino
Najwa Aini
seseorang pernah mengatakan padaku, bahwa asumsi itu adalah rayap dalam sebuah hubungan.
Najwa Aini
idenya si Dino...
Ampuunnn Dahhh
Najwa Aini
Jiahhh mau nenangin pikiran aja pakai ke pantai..jauh amatt..
sini di belakang rumahku..sambil ngingu pitik
Najwa Aini
Ooh berubahnya karena omelan Fiya..kirain karena dirukyah
Najwa Aini
kayak yg udah tau aja, nyanyian katak kayak apa
Najwa Aini
Sek ya...
Dari tadi, aku baca di Zaenal manggilnya YANG..YANG..terus..
itu nama pacarnya Zaenal, Fiya apa Mayang sih..
Ririn Rira
Bagas di bayar nih kaya nya
Najwa Aini
Bukan hanya kmu, Fiya.
Aku juga ketawa nihh
Najwa Aini
oh ...Kirana dokter obgyn...
Aku pikir Kirana putri cantiknya Author
Najwa Aini
ini kok cerita hidupnya hampir mirip sama adik virtualku ya...
yang gantengnya sejagad jiwa..yang kumisnya bikin Author gak bisa lupa
Ayuwidia: waduhhhh, kena Omelan Kakak pertama gara2 mantan 😆
Najwa Aini: Jangan menistakan mantanmu Dong...
mantan terindah yg tak kan bisa dilupa
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!