Vanila Fedora, gadis berusia 27 tahun itu tiba-tiba di culik oleh kedua orang tuanya yang dulu sudah menelantarkan dirinya. Wanita itu dipaksa menikah dengan mantan suami kakaknya demi anak kecil yang bernama Baby Fiona Barnett. Vanila juga di paksa oleh Calvin Barnett pria yang akan menjadi suaminya untuk melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Barnett. Seperti apa kehidupan rumah tangga Vanila dan Calvin ? Yuk kepoin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
“Aku ingin memakanmu.” Bisik Calvin di telinga Vanila, wanitanya itu di baringkan di atas ranjang. Sementara dirinya langsung membuka pakaianya dan bertelanjang dada tanpa mengalihkan tatapanya dari sang istri.
Vanila menelan salivanya susah, rasanya ia ingin kabur. Namun ia tahu diri jika dirinya harus bersedia melayani sang suami, karena inilah nasibnya menjadi istri Calvin dan ibu dari putri kecil sang Kakak.
Tubuh Calvin langsung turun dan menghimpit tubuh sang istri saat ia selesai membuka bajunya, ia tidak langsung membuka bagian celananya. Calvin takut jika Vanila akan ketakutan dan kesemoatanya untuk bercinta hilang jika Vanila kabur.
“Aku meminta hak ku malam ini, tidak masalahkan?” Tanya Calvin dengan bibirnya yang nyaris menyentuh bibir istrinya itu.
Vanila tidak menjawab, ia mengulurkan tanganya untuk menyentuh pipi Calvin dan menarik tengkuk lehernya agar bibir mereka saling beradu.
Tanpa aba-aba, Calvin langsung melahap bibir Vanila yang sudah memberikan lampu hijau agar dirinya melanjutkan apa yang Calvin minta.
Calvin sangat bahagia, sudah lima tahun lamanya ia tidak pernah merasakan lagi bagaiman rasanya bercinta. Pria itu langsung meremas dada padat milik Vanil, sampai membuat wanita itu meringis ngilu.
“Aahhh! Sa-sakit kak.” Ucap Vanila dengan wajah sedihnya, Calvin melepas ciuman itu dan menatap Vanila bingung.
“Maaf aku lupa, apa dadamu tidak pernah di remas?” Tanya Calvin, ia heran karena dulu Bella tidak pernah berkomentar jika dirinya bermain kasar.
Wajah Vanila merona, ia memalingkan wajahnya malu.
Calvin terdiam, menatap lurus pada Vanila yang sedang memalingkan wajahnya.
“Baiklah aku akan bermain lembut.” Ucap Calvin, sungguh tadi niatnya ia ingin langsung melampiaskan hasratnya tapi rupanya ia harus bermain santai dengan wanita ini.
Calvin mendaratkan lagi bibirnya di di bibir Vanila dengan lembut, perlahan bibir Calvin merambat turun menyusuri leher putih mulus Vanila dan menggigit kecil, membuat istrinya melenguh karena merasakan sensasi aneh di sekujur tubuhnya.
Dengan gerakan cepat Calvin melepas semua pakaian miliknya dan milik Vanila sampai keduanya polos tanpa sehelai benang pun.
Vanila semakin memejamkan matanya dengan erat, ia tak mampu menatap tubuh Calvin tanpa sehelai benang pun, ia juga malu pada dirinya sendiri.
Calvin tersenyum dan menarik dagu wanitanya untuk menatap ke arahnya. “Lihat aku saat beconta denganku, jangan memejamkan matamu seperti itu. Kamu akan sangat menyesal jika tidak melihat wajah tampan ini saat mengerang nikmah.” Bisik Calvin sensual sampai membuat Vanila semakin malu.
Namun ia sendiri sangat penasaran baganimana wjah Calvin saat ini, perlahan ia membuka matanya. Tubuh Vanila seketika menegang saat melihat wajah Calvin yang sayu penuh dengan aura sensual, di tambah tatapan memujanya membuat Vanila semakin merona.
Wajah Calvin tenggelam di lekuk leher Vanila, ia menjilati area itu agar tubuh Vanila tidak tegang.
Tentu saja Vanila yang merasakan itu mulai gelihas, tubuhnya tidak berkenti bergerak dan mendongak kecil saat rasa kenyal dan geli mulai mengobrak abrik perasaanya sampai membuat tubuhnya merasakan lemas.
Tangan kekar Calvin pun tidak tinggal diam, merayap dan meremas sepasang benda bulat milik Vanila. Wanita itu pun meremang rasanya sampai membuat kakinya terasa lemas hanya dengan kegiatan seperti ini padahal mereka belum melakukan penyatuan.
Bibirnya mulai merambat, menciumi sekujur tubuh itu. Sungguh Calvin tidak menyangka jika Vanila memiliki tubuh yang indah, ia berhenti ketika wajahnya sudah berada tepat di inti tubuh sang istri.
Sungguh pemandangan yang indah, sampai membuat jantung Calvin berdebar-debar tidak karuan.
“Jadi seperti ini bentuknya, sungguh indah.” Batin Calvin sambil menelan salivanya susah, ia tidak menyangka bentuknya berbeda dirinya kira semuanya akan terlihat sama bahkan warna merah muda itu sangat menggoda dan menantangnya.
Vanila yang merasa tidak ada pergerakan dari Calvin pun langsung membuka matanya, ia terkejut saat melihat Calvin yang sedang memandang area intinya.
“Se-sedang apa Kak— Aaahhh!!” Lenguh Vanila.
Calvin lalu menghisap kuat inti tubuhnya, Vanila pun meliukan tubuhnya saat lidah Calvin menerobos dan mengobrak-abrik inti tubuhnya. Hisapan kuat yang di lakukan oleh Calvin membuat sensasi aneh di bawah sana hingga membuat kepala Vanila mendongak dengan kaki yang mengejang merasakan nikmat yang tiada tara.
“Aarrrgghhhh!!” Lenguh Vanila kuat dengan tubuh yang tidak karuan seperti cacing kepanasan.
"Aaahhh," lenguh Vanila. Tangan Vanila tanpa sadar menekan dan meremas rambut Calvin sebagai pelampiasanya saat sesuatu dari dalam tubuhnya meledak dengan pikiran yang kosong seperti melayang.
Napas wanita itu masih terengah-engah, Calvin tersenyum saat melihat pelepasan pertama Vanila. Dia harus lebih sabar lagi karena ini pertama kalinya bagi sang istri, walau bagian bawahnya sudah tidak tahan dan meronta-ronta ingin segera di keluarkan.
“Apa sekarang sudah boleh giliranku?” Tanya Calvin sambil mengarahkan miliknya.
Vanila yang mendengar itu langsung menatap ke arahnya. “Apa ini belum selesai?” Tanya Vanila, ia kira jika sejak tadi mereka sudah melakukanya.
Calvin terkekeh pelan, namun hasratnya tidak menghilang, justru semakin tinggi saat melihat wajah dan tubuh sexy sang istri yang berada di bawah kungkunganya.
“Tentu saja belum, karena kamu belum merasakan hal yang jauh lebih luar biasa dari pada ini.” Ucap Calvin sampai membuat Vanila seketika berteriak karena mendapat serangan mendadak dari inti tubuhnya.
Cukup lama Calvin sampai berhasil menerobos dinsing suci milik Vanila, ia bahkan berkali-kali menyeka air mata istrinya sambil terus bergerak di atas tubuh Vanila.
Sungguh tidak ada niat untuk bermain lama, namun waktu terus bergulir Calvin belum juga berhenti menghentakan tubuhnya.
Sungguh, di luar dugaanya. 5 tahun tidak melakukanya sampai membuat Calvin kehilangan akal dan tak mau berhenti, karena akhirnya ia merasakan nikmat yang selama ini di inginkanya.
"Aarrgghh!!" Gigitan Vanila justru membuat dirinya semakin bergairah, dia mulai bergerak mencari kepuasan yang baru pertama kali lagi ia rasakan setelah sekian lamanya.
Tatapan sendu dan bergairan Calvin menjadi isyarat jika dirinya akan mendapatkan pelampiasanya dengan pinggung yang terus bergerak semakin kuat membuat Vanila kembali merasakan sesuatu yang membuat darah dalam tubuhnya memanas dengan pikiran yang kosong dan membawanya kembali melayang kelangin ketujuh bersamaan dengan Calvin yang juga sudah mulai mengerang.
“Arrgghh..”
.
.
To be continued…
ga bertele tele..
q suka thooor..