Bukan Tulang Rusuk

Bukan Tulang Rusuk

Prolog 'Sahabat Cerita'

...Love Story 'Nofiya & Zaenal'...

Happy reading 😘

Mbok De, buruan hapus gambar kodoknya! Geli tau' ... pinta Nofiya pada salah seorang sahabatnya yang tak lain adalah penulis kisah ini. Sebut saja dia ... Ayu.

Nofiya mengetik pesan tersebut dengan mata terpejam, sebab teramat takut sekaligus geli melihat gambar kodok hijau yang dikirim oleh Ayu di group 'Sahabat Cerita'.

Nofiya teramat gemas dan jengkel setiap Ayu menyalurkan hobinya--usil.

Meski sering dibuat gemas dan jengkel, nyatanya Nofiya tidak pernah 'benar-benar' marah pada Ayu.

Entah, ada saja ide Si Ayu untuk mengusili sahabatnya terkasih--Nofiya Hayati.

Sampai terkadang membuat Andrea kesal dan terpaksa mengeluarkan jurus gertakan supaya sahabat yang sering dipanggilnya 'Mantan' itu berhenti mengusili Nofiya.

Tan, buruan hapus gambar kodok nya! Kasihan Si Nyai. Andrea mengetik kalimat titah dan tentu saja ditujukannya pada Ayu.

Namun sebelum kalimat titah itu terkirim, Ayu sudah terlebih dahulu menghapus gambar kodok yang dimaksud oleh Andrea, sebab ia sudah sangat hafal dengan titah yang sering dilayangkan oleh komandan group, Andrea Winata.

Sesuai janji yang telah mereka sepakati tadi pagi, malam ini mereka berkumpul di Group 'Sahabat Cerita' dan saling berbincang melalui vidio call, terkecuali Andrea.

Andrea teramat sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang CEO sekaligus arsitek dan bapak muda. Apalagi sang bidadari hati--Cantika Maharani baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki, putra kedua mereka.

Group Sahabat Cerita, di sinilah tempat tongkrongan Nofiya dan keempat sahabatnya, Andrea, Ayu, Najwa, dan Riri sejak tiga tahun yang lalu setelah perkenalan mereka di aplikasi menulis 'Ntoon'.

Di sinilah tempat mereka berbagi kisah hidup, suka maupun duka.

Di sinilah tempat mereka sharing mengenai berbagai ilmu, terutama ilmu literasi dan dunia pernovelan.

Di sinilah tempat mereka melepas penat setelah seharian bergelut dengan kisah di real life dan di negeri halu.

Meski terpisah jarak yang cukup jauh, tetapi hati dan pikiran mereka saling bertaut.

Nofiya berada di Luar Negeri--Taiwan, Andrea berada di Kalimantan Barat, Ayu berada di Yogyakarta, Najwa berada di Jember, sementara Riri berada di Riau.

Syukur pada Illahi, hubungan persahabatan mereka terjalin hingga saat ini dan semoga sampai di negeri akherat kelak.

"Kak Naj, Mbokde, Dek Ri, aku sambil makan ya," ucap Nofiya sembari mengaduk-aduk Pop Mie Kuah Pedes Dower yang sudah siap dinikmati.

Mie nya terlihat lezat dan sukses membuat Ayu menelan ludah. Ia hanya bisa memandang, tanpa bisa menikmati.

"Dipenake, Nyai!" ujar Ayu dengan logat Jawanya yang khas.

"Iya, Nof. Sambil makan nggak pa-pa." Najwa turut membalas ucapan Nofiya sembari membenahi posisi duduk. Saat ini ia tengah duduk di sofa dengan menyandarkan punggungnya yang terasa pegal karena seharian menjahit.

"Iya, Kak Nof. Tapi sendoknya jangan ikut dimakan ya!" Riri berceloteh.

Seketika Nofiya tersedak mendengar celotehan yang dilontarkan oleh Riri, sehingga membuat Riri dihinggapi rasa sesal karena melontarkan candaan di waktu yang tidak tepat.

Namun saat menyaksikan ekspresi wajah Nofiya yang terlihat lucu, Riri tidak bisa membendung keinginan untuk mengudarakan tawa.

"Ada-ada gajah, Ri. Gara-gara ucapanmu Si Nofi keselek 'kan. Besok-besok kalau dia lagi makan jangan di becandain!" ujar Najwa seraya menegur Riri. Namun diselipi candaan dan membuat Riri seketika menghentikan tawanya yang mengudara.

Gadis manis bermata sipit itu pun lantas meminta maaf pada Nofiya.

"Nggak pa-pa, Dek Ri. Nyai udah terbiasa keselek, apalagi keselek kodok. Eh --" Ayu menyahut permintaan maaf yang diucapkan oleh Riri, lalu buru-buru menutup mulutnya yang sering kali lancang mengucap kata 'kodok', hewan yang paling membuat Nofiya takut dan geli.

Sepasang netra Nofiya membulat sempurna kala mendengar ucapan Ayu. Nafsu makannya pun seketika hilang saat terbayang rupa kodok hijau.

"Mbokdeee, kebiasaan, tuman!" Nofiya terlihat sebal dan kesal. Namun Ayu malah tersenyum nyengir--memperlihatkan deretan giginya yang lumayan putih sambil mengangkat dua jari ke atas.

"Muehhehe, maaf Nyai. Bersyanda."

"Jangan nyebut kodok lagi! Aku gilo tenan lho!"

"Iya, Nyai. Maaf ya! Tadi mulutku khilaf. Buruan, diterusin makannya!"

"Udah nggak nafsu, Mbok! Nanti aja yang nerusin. Lagian laper ku udah hilang."

"Ya udah, kamu mulai cerita aja! Mumpung aku belum ngantuk, oppa sama Kiran juga masih di bawah. Jadi, nggak ada yang gangguin obrolan kita."

"Iya, Nof. Buruan cerita! Aku, Dek Ay, dan Riri sudah siap mendengar ceritamu." Najwa turut bersuara--menimpali ucapan Ayu.

"Baiklah." Nofiya menghirup udara dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan.

Kemudian ia mulai bercerita mengenai kisah hidupnya yang sangat pelik.

Bermula dari kisah kasihnya dengan Zaenal yang terjalin di bangku kuliah .....

🍁🍁🍁

Bersambung ....

Assalamu'alaikum, Kakak-Kakak terkasih. Alhamdulillah, kita dipertemukan kembali di kisah Nofiya.

Karya baru yang berjudul 'Bukan Tulang Rusuk' diilhami dari kisah hidup salah seorang sahabat saya yang teramat pelik.

Meski diilhami dari kisah nyata, novel ini dibalut dengan imajinasi, sebab ada beberapa hal yang bersifat privasi.

Semoga tulisan saya kali ini bisa menghibur Kakak-kakak pembaca dan para sahabat, sekaligus sebagai pengobat rindu setelah beberapa purnama kita tidak berjumpa di dunia halu.

Terima kasih dan love sekebon untuk Kakak-kakak yang berkenan memberi dukungan.

Wassalamu'alaikum .... 😊🙏🏻

Terpopuler

Comments

Najwa Aini

Najwa Aini

Assalamualaikum, Dek..
terharu baca prolognya. jadi ingat beberapa waktu lalu

2024-11-05

1

Ririn Rira

Ririn Rira

Aku baru mampir semoga sampai ending ya Kak 🥰

2024-11-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!