" Ku mohon menikahlah dengan Tuan Sadam, rahimmu bisa menyelamatkan hidupku!" pinta Danu memohon kepada Istrinya, yakni Mahira.
Karena hutang Suaminya, Mahira rela membayarnya dengan rahim miliknya, ia pasrah Saat Suaminya menjatuhkan talak padanya dan memintanya untuk segera menikah dengan bosnya sendiri.
Apalagi Danu telah mendapatkan ancaman akan masuk bui jika syarat yang ia ajukan tidak di penuhi.
Tuan Sadam Narendra Hito adalah sosok seorang pengusaha kaya raya yang telah memberikan pinjaman tersebut. Dan ia juga yang mengajukan syarat seperti itu.
Akan kah Mahira bisa mengandung benih dari pria yang tidak di cintainya?
Di lain sisi, rupanya Danu telah bermain api selama dirinya menikah dengan Mahira. akankah kebusukannya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengatakan yang sejujurnya
Pagi-pagi sekali Sadam sudah berangkat ke kantor, rencananya jam sembilan pagi ia dan Hans akan segera meluncur ke Kalimantan untuk meninjau lokasi proyek pembangunan pengolahan bahan hasil tambang, dengan menggunakan pesawat jet pribadinya. Tidak lupa Hans menyiapkan Dokumen penting yang akan mereka bawa sebagai bahan meeting serta evaluasi saat pertemuan bersama para investor lain, karena proyek besar ini tidak hanya melibatkan Sadam dan juga Mr. Smith. Akan tetapi melibatkan Investor lain yang telah menanamkan sahamnya di proyek besar ini, ada empat perusahaan asing dan tiga perusahaan lokal yang ikut bergabung.
Sebelum Sadam berangkat, ia cukup berat untuk melangkahkan kedua kakinya untuk segera berpamitan dengan Mahira, kedua bola matanya telah berkaca-kaca, entah kenapa ia sangat berat hati meninggalkan istri tercintanya selama beberapa hari ke depan.Sadam sendiri sangat heran dengan perasaannya kali ini terhadap seorang wanita, menurutnya rasa seperti ini tidak pernah ia rasakan terhadap Alisa, memang ini semua sangat gila menurutnya, namun inilah yang ia rasakan saat ini, hatinya begitu menggebu saat berada didekat Mahira
"Jaga diri kamu baik-baik, karena aku cukup lama berada di Kalimantan. Jika kau butuh sesuatu yang sangat mendesak kau bisa segera langsung menghubungiku. Dan ingat Mahira, selama kepergian ku kau jangan pernah berbuat yang macam-macam, faham kamu!" ucap Sadam memberi peringatan kepada istri mudanya. Namun netranya tidak pernah putus memandangi istrinya
"Faham Tuan, anda hati-hati di sana, jaga selalu kesehatan Tuan!" sahut Mahira yang masih terlihat canggung, namun entah kenapa ia pun merasakan sesuatu yang aneh seolah ia tidak rela suaminya pergi jauh meninggalkannya selama beberapa hari, ia pun tidak tahu mengapa bisa merasakan hal seperti ini, setiap berada di dekat suaminya, wajahnya selalu saja merona, bahkan debaran jantungnya selalu berdegup cukup kencang
Sadam yang tidak pernah putus untuk terus memandangi Mahira yang berdiri mematung di hadapannya, perlahan kedua tangannya mulai menyentuh tengkuk leher istrinya, ia semakin mendekatkan posisi wajahnya dan ia pun sudah tidak tahan ingin mengecup bibir ranum Mahira yang telah membuatnya menjadi candu, kali ini Sadam melakukan penyatuan terhadap Mahira dengan sangat lembut, kini kedua bibir mereka saling menyatu, Mahira sendiri dengan suka cita membalasnya, setiap pagutan diantara keduanya semakin lama semakin mendalam, terdengar suara decakan begitu jelas di telinga mereka masing-masing, saking menikmati setiap pagutan di antara keduanya yang seolah tidak mau terlepas, nafas keduanya semakin lama kian memburu bahkan sampai tersengal, rasanya detak jantung keduanya serasa melompat dan berhenti berdetak, Sadam semakin menahan tengkuk leher Mahira dan kembali memperdalam ciuman mereka. Bibir Mahira kali ini serasa di gigit seekor lebah, entah kenapa ciuman kali ini begitu berbeda menurutnya.
'Tahan Sadam, kau harus kuat dan terbiasa jauh dengan Mahira.' ucapnya dalam hati.
'Mengapa aku begitu menikmati setiap sentuhan yang selalu Tuan Sadam berikan untukku, seolah tidak ingin semua ini segera berakhir, Arrkkhhh ini sangat gila! ' batin Mahira begitu dengan perasaan yang kian menggebu
Selesai melakukan hal yang memabukkan, Sadam kembali memeluk erat tubuh Mahira, rasanya ia bisa gila jika seandainya Mahira pergi dari hidupnya, ia sudah tidak bisa lagi membohongi perasaannya, sebuah perasaan yang setiap harinya semakin tumbuh subur.
Perusahaan Shadow Hito group
ketika tiba di perusahaan, Sadam mendapati Papahnya sudah berada di sana bersama dengan Mamahnya.
"Mamah, tumben datang kesini?" tanya Sadam tidak percaya.
Kemudian Tuan Hito mendekati putranya dan membisikan sesuatu.
"Sadam, Papah minta kau berbicara jujur soal Mahira terhadap ibumu ini, walau bagaimanapun Ibumu berhak tahu jika ia akan segera memiliki seorang cucu!" desis Tuan Hito sambil berbisik.
Mendengar hal itu, Sadam sangat kaget. Ia takut ibunya kecewa dan juga marah padanya! Karena setahu Sadam jika ibunya sangat membenci penghianatan apalagi poligami.
"Sadam, apa sebenarnya yang telah terjadi? Mamah merasa kau telah menyembunyikan sesuatu dari Mamah, ayo katakanlah Nak. Mamah ingin mendengarnya dari mulutmu secara langsung." pinta Nyonya Sandra
'ini semua gara-gara Papah, lagian kenapa mesti sekarang sih? Momennya tidak tepat sekali! Tapi baiklah memang Mamah harus segera tahu Masalah ini, bagaimana pun Mamah sebentar lagi akan menjadi seorang nenek.' ucap Sadam dalam hati.
Sadam pun mencoba relaks, perlahan ia menarik nafas panjangnya lalu kemudian mengeluarkannya. Setelah dirinya merasa lebih tenang, akhirnya Sadam menceritakan rahasia besar kepada ibunya.
"Aku telah menikah lagi dan sekarang istri keduaku sedang mengandung darah dagingku, Mah!"
Mendengar hal itu, Nyonya Sandra terlihat syok. Ia tidak menyangka jika putranya akan tega mengkhianati Alisa.
"Apa, Kenapa kau bisa Setega itu dengan Alisa? Kau tidak memikirkan perasaan nya hah? Mamah kecewa sama kamu Sadam!"
"Maafkan Sadam Mah, Sadam terpaksa melakukan ini semua, karena Sadam sangat merindukan seorang anak, dan Alisa tidak bisa memberikan itu! Hidupku terasa hampa tanpa hadirnya seorang bayi mungil dan aku sangat mengharapkan menjadi seorang Papah, dan itu semua bisa di wujudkan oleh istri keduanya Sadam, ia telah memberikan kebahagiaan yang sempurna untukku Mah, Sadam Mohon Mamah bisa mengerti dengan keadaan Sadam saat ini!" pinta Sadam memohon.
Nyonya Sandra malah memijit pelipisnya. "Tapi bagaimana kalau sampai Alisa tahu Nak, hatinya pasti akan sangat hancur berkeping-keping setelah tahu kau telah mengkhianati nya, hati perempuan mana yang tidak akan merasakan sakit hati ketika suami yang sangat di cintainya telah memiliki wanita lain, bahkan sampai menikah dan hamil! Astaghfirullah Sadam, kenapa kau bisa sekejam itu?" protes Nyonya Sandra.
"Mah, ini semua tidak sepenuhnya salah Sadam, mau sampai kapan Sadam hidup dengan seorang wanita mandul? Apa Mamah mau seumur hidupnya Sadam tidak memiliki keturunan?" ucap Tuan Hito mencoba membela putranya.
Nyonya Sandra pun langsung terdiam.
"Lantas apakah sekarang kau menyukai wanita itu Sadam?"
Sadam pun mengangguk.
"Ya ampun Sadam, lantas bagaimna dengan nasib Alisa? Mamah sangat menyayanginya Nak! Dia sudah Mamah anggap seperti putrinya Mamah!"
"Alah, sudahlah Mah kamu itu jangan lebay! Justru Papah sangat mendukung dengan rencananya Sadam! Sesuai dengan keinginan Papah!" sahut Tuan Hito.
"Itu karena Papah sedari awal tidak pernah menyukai Alisa, iya kan?"
"Oh jelas lah, memang sedari awal aku tidak menyukai pilihannya Sadam, dulu Papah lebih setuju Sadam menikah dengan putri guru spiritualnya Papah, tapi apa? Sadam malah menolaknya mentah-mentah, Papah sangat malu saat itu, dan sampai sekarang Papah tidak berani untuk menemui guru spiritualnya Papah, padahal beliau sudah banyak membantu Papah selama ini!" tutur Tuan Hito
"Dari dulu Papah selalu seperti itu, selalu memaksakan kehendak!" balas Nyonya Sandra.
"Kalau untuk kebaikan putraku, why not!" jawab Tuan Hito begitu entengnya.
"Ish, Papah ini nyebelin!"
"Biarin, habis Mamah selalu saja memanjakan Sadam,Mamah lihat kelakuannya sudah seperti bocah yang terjebak dalam tubuh orang dewasa, tapi setelah Sadam mengenal Mahira, dia mulai ada perubahan menjadi pria yang lebih baik, dan itu yang Papah suka dari Mahira, istri keduanya Sadam ketimbang dengan Alisa, menantu kesayanganmu itu!" Sungut Tuan Hito begitu puasnya.
Raut wajah Nyonya Sandra pun berubah menjadi masam.
"Kau sangat menyebalkan Pah, dasar pria tidak punya perasaan!" sahut Nyonya Sandra.
Kemudian Sadam mencoba mendekati ibunya, iya berusaha membujuk agar ibunya mau menerima sosok Mahira sebagai menantunya.
"Bagaimana Mah, apakah Mamah bisa menerima Mahira sebagai menantunya Mamah?"
Nyonya Sandra malah diam membisu."Entahlah Sadam, Mamah masih syok dengan kejadian ini! Tapi Mamah akan mencoba untuk menerimanya meskipun sangat berat, itu semua karena wanita itu telah mengandung darah dagingmu!"
Mendengar hal itu Sadam malah tersenyum senang dan ia pun segera memeluk tubuh ibu tercintanya.
"Terima kasih Mamah, Sadam harap Mamah bisa secepatnya menerima Mahira, dia adalah wanita baik-baik dan juga sangat lembut!"
"Iya Sadam, yang terpenting kau bahagia! Bagi Mamah itu semua sudah sangat cukup!" balas Nyonya Sandra.
"Iya Mah, Sadam sangat bahagia bersama Mahira, dan Sadam mohon sama Mamah agar merahasiakan Maslah ini terhadap Alisa, Mamah bisa kan?" pinta Sadam.
"Meskipun berat Nak, tapi Mamah akan coba merahasiakannya, Mamah juga tidak tega melihat Alisa tersakiti akibat kejadian ini!"
"Iya Mah, tolong maafkan Sadam!"
"Jangan minta maaf sama Mamah, tapi meminta maaflah terhadap Alisa,walau bagaimanapun ia adalah istri pertamaku, hargai dia dan sayangi dia Nak!" pinta Nyonya Sandra.
"Iya Mah, Sadam janji sama Mamah!"
"Satu lagi Sadam yang ingin Mamah katakan padamu!"
"Apa itu Mah?"
"Bersikaplah adil terhadap kedua istrimu, meskipun Mamah sangat membenci poligami, tapi karena keadaanmu yang seperti ini, Mamah akan memakluminya Nak!"
"Baik Mah, terima kasih Mamah atas pengertiannya."
"Iya putraku, kau adalah putra kebanggaan Mamah, kebanggaan keluarga Hito!" jawab Nyonya Sandra.
Karena waktu semakin mendesak, Sadam pun berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk segera pergi ke Kalimantan.
"Hati-hati Putraku, jika sudah sampai sana, segera kau hubungi kami!" ucap Nyonya Sandra.
"Siap Mamahku tersayang, Sadam juga titip Alisa dan juga Mahira Mah, kalau bisa sekali-kali mamah tengok Mahira, pasti Mamah akan menyukainya!"
"Iya Nak, insyaAllah nanti Mamah akan menyempatkan untuk mengunjungi Mahira." jawab Nyonya Sandra tersenyum tipis.
Mendengar hal itu, perasaan Sadam menjadi sangat lega, akhirnya kedua orangtuanya sudah tahu tentang istri keduanya, Ia pun berharap jika Ibunya bisa menyayangi Mahira sama halnya ketika menyayangi Alisa.
POV Tuan Hito dan Nyonya Sandra
Bersambung
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁