Malam hari dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang dokter, Lin Feng mengalami kecelakaan saat mobilnya menabrak sebuah truk. Mengalami luka parah, nyawa Lin Feng tidak terselamatkan. Dia mati dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Mengira dirinya akan di kirim ke tempat penghitungan kebaikan dan keburukan selama hidupnya, Lin Feng justru menyadari dirinya terbangun sebagai seorang Kaisar Kekaisaran Petir, yang berada di Alam Langit.
Terbangun dengan kekuatan sistem, Lin Feng harus berjuang mempertahankan Kekaisaran Petir yang berada di ujung kehancuran. Dengan bantuan sistem, sanggupkah Lin Feng mempertahankan Kekaisaran Petir dari kehancuran?
Cari jawabannya dalam Novel “Sistem Sang Penguasa...”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kota Api Abadi
Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih.
...----------------...
Lin Feng, Yin Hua, dan yang lainnya mulai melakukan perjalanan menuruni gunung Tianhuang. Sampai di tempat pertempuran mereka dengan rombongan Putra Mahkota Huo Wen, Lin Feng tidak lagi melihat keberadaan rombongan Putra Mahkota Huo Wen. Kemungkinan rombongan itu telah pergi meninggalkan puncak gunung Tianhuang setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Tidak ingin memikirkan apa yang tidak perlu dipikirkan, Lin Feng terus saja melanjutkan perjalanan menuruni gunung Tianhuang. Mereka sebenarnya bisa terbang langsung menuju wilayah Kekaisaran Petir, tapi Lin Feng merasa perjalanannya akan lebih menyenangkan kalau dia berjalan kaki menuruni gunung. Bagaimanapun juga, saat masih menjalani kehidupan di Bumi dia sangat menyukai rutinitas mendaki gunung.
Lin Feng dan Yin Hua berjalan beriringan, sedangkan Xiong Hu dan yang lainnya mereka memilih berjalan di belakang Tuan mereka. Meski terlihat saling acuh dan tidak peduli, Lin Feng diam-diam terus memperhatikan setiap langkah yang diambil Yin Hua, begitu juga dengan Yin Hua yang senantiasa memperhatikan langkah Lin Feng.
Entah sejak kapan mereka merasa harus saling melindungi satu sama lain.
“Kita belum lama saling kenal, tapi kita sudah memiliki ikatan suami istri. Jujur saja, sekarang aku bingung harus memanggik kamu seperti apa,” kata Lin Feng.
“Kamu bisa memanggil namaku, tapi kalau kamu tidak tahu malu, kamu bisa memanggil statusku sebagai istrimu,” balas Yin Hua terkesan acuh, tapi dari ekspresi wajahnya terlihat kalau dia berharap Lin Feng memanggilnya dengan panggilan status yang dimilikinya.
“Kalau begitu aku akan memanggilmu Hua er,” kata Lin Feng sambil menunjukkan senyuman di wajahnya.
“Aku bukan anak kecil dan lagi usia kita sama. Sebaiknya, kamu cukup panggil namaku,” protes Yin Hua, tapi hanya dengan melihat rona merah di wajahnya, semua orang akan tahu kalau dia menyukai cara Lin Feng memanggilnya.
“Meskipun usia kita sama dan kekuatan kamu jauh lebih kuat dariku, bagiku kamu tetaplah gadis kecil, dan panggilan itu sangat pas untukmu,” ungkap Lin Feng sama sekali tidak memiliki keinginan merupah panggilannya untuk Yin Hua.
Xiong Hu dan yang lainnya hanya bisa tersenyum melihat interaksi diantara Lin Feng dan Yin Hua. Keduanya memang terlihat acuh satu sama lain, tapi mereka tahu kalau keduanya dalam diam saling memperhatikan satu sama lain. Melihat itu sebenarnya cukup membuat mereka iri, dan berharap akan segera menemukan pasangan yang tepat. Bagaimanapun juga mereka harus melanjutkan keturunan, supaya keturunan keluarga tidak berakhir sampai di mereka.
"Kalau itu maumu, mulai sekarang aku akan memanggilmu Feng gege, dan aku akan membuat semua orang tahu kalau suamiku adalah pria lemah,” kata Yin Hua sambil memalingkan wajah menghindari interaksi mata dengan Lin Feng.
Lin Feng hanya tersenyum melihat itu, dan kembali dia fokus pada perjalanan menuruni gunung Tianhuang.
Dengan adanya aura kuat yang dikeluarkan Xiao Lan dan Xiao Xi, tak ada monster ataupun iblis yang menghadang perjalanan rombongan Lin Feng, dan setelah melakukan perjalanan selama dua hari dua malam mereka akhirnya sampai di kaki gunung Tianhuang.
Tak lagi ada kepentingan di gunung Tianhuang, Lin Feng memutuskan melanjutkan perjalanan menuju Kekaisaran Api, sebelum nantinya kembali ke Kekaisaran Petir. Memanfaatkan banyak waktu yang tersedia sebelum hari pertemuan seluruh Kaisar di Alam Langit, Lin Feng ingin menjelajahi Kekaisaran Api, memperbaiki ingatannya tentang keadaan Kekaisaran Api.
“Aku penasaran, seberapa jauh perkembangan kekuatan Kekaisaran Api dibandingkan ingatan yang aku dapat dari pemilik tubuh yang sekarang menjadi milikku,” gumam Lin Feng.
...----------------...
Putra Mahkota Huo Wen dan Permaisuri Shui Mei telah lebih dulu meninggalkan kawasan gunung Tianhuang dibandingkan rombongan Lin Feng. Saat ini mereka berada di dalam kereta naga dalam perjalanan pulang menuju ibukota Kekaisaran Api.
“Kita memang berhasil mendapatkan apa yang kita cari, tapi aku tidak menyangka harus kehilangan dua Jenderal dalam perjalanan kali ini,” gumam Putra Mahkota Huo Wen.
“Bukannya mati di tangan iblis atau monster, mereka justru mati di tangan orang-orang yang tak sedikitpun menghormatiku sebagai Putra Mahkota Kekaisaran Api.”
“Yang Mulia, sebaiknya kita tidak memperpanjang masalah dengan mereka! Hamba takut mereka bukanlah sosok yang sebenarnya tidak bisa kita singgung,” ujar Permaisuri Shui Mei.
Putra Mahkota Huo Wen mengarahkan pandangannya pada Permaisurinya. “Kamu tenang saja, setelah Ayahanda turun tangan, mereka hanya akan menjadi mayat tak bernyawa,” kata Putra Mahkota Huo Wen.
Permaisuri Shui Mei hanya bisa menghela napas panjang setelah mendengar perkataan suaminya. Meskipun apa yang sebelumnya dia katakan adalah untuk melindungi pria yang sampai sekarang masih mengisi hatinya, dia tahu kalau suaminya tidak akan mendengarkan kata-katanya.
‘Semoga saja tidak terjadi apa-apa dengannya,’ katanya Permaisuri Shui Mei membatin.
...----------------...
Satu hari berlalu, rombongan Lin Feng telah sampai di kota terdekat dari gunung Tianhuang. Dikarenakan letak kota berada di dekat gunung Tianhuang, kota yang diberi nama Kota Api Abadi memiliki penjagaan selayaknya ibukota Kekaisaran. Ribuan prajurit Kekaisaran Api terlihat menjaga setiap sudut benteng yang mengelilingi kota.
Setelah mengantri di gerbang masuk kota, kini giliran rombongan Lin Feng memasuki kota. Tidak mungkin menunjukkan identitasnya sebagai Kaisar Kekaisaran Api, Lin Feng memilih membayar delapan keping koin emas sebagai syarat memasuki Kota Api Abadi. Begitu membayar dan melewati pemeriksaan, rombongan Lin Feng mendapatkan izin memasuki Kota Api Abadi.
“Awasi keberadaan mereka! Mereka memang tidak memiliki niatan buruk di kota ini, tapi aku merasa mereka bukanlah sekelompok orang yang bisa sembarangan kita singgung.”
“Dari aura tipis yang aku rasakan, salah satu dari mereka dapat menghancurkan kota ini hanya dengan menjentikkan jarinya,” kata pemimpin prajurit penjaga gerbang Kota Api Abadi.
Beberapa prajurit yang mendengar itu bergidik ketakutan. Selama mereka menjadi penjaga di Kota Api Abadi, baru kali ini ada sosok yang begitu mengerikan singgah di kota yang mereka jaga. Beruntung, pemimpin mereka mengatakan orang-orang itu tidak memiliki niatan buruk, dan mereka hanya diberi tugas untuk melakukan pengawasan.
Empat prajurit diam-diam mengikuti rombongan Lin Feng. Akan tetapi, meski mereka dapat menyembunyikan keberadaannya, tetap saja Lin Feng dapat mengetahui keberadaan mereka, hanya dengan merasakan aura tipis yang keluar dari tubuh mereka. Meski sangat tipis, bukan sesuatu yang sulit bagi Lin Feng dan yang lainnya merasakan aura keberadaan mereka.
Namun, Lin Feng dan yang lainnya membiarkan keberadaan mereka, selama mereka tidak mencari masalah. Akan tetapi, ceritanya akan lain kalau mereka tina-tiba saja mencari masalah. Hanya dengan kekuatan di tingkat Raja dan Kaisar, bukan hal sulit bagi Lin Feng seorang diri untuk melenyapkan mereka.
Terus berjalan, rombongan Lin Feng akhirnya sampai di pusat Kota Api Abadi yang siang ini sangat ramai. Jalan-jalan dipenuhi pejalan kaki, sementara restoran dan penginapan terlihat penuh sesak oleh pengunjung. Dari keramaian yang dilihatnya, Lin Feng yakin akan ada sesuatu yang menarik di Kota Api Abadi.
Melanjutkan Perjalanan, rombongan Lin Feng yang ingin beristirahat sambil menikmati makanan di Kota Api Abadi, akhirnya mereka menemukan restoran empat lantai yang tidak seramai restoran lainnya. Tidak terlalu ramai bukan karena restoran tidak menyediakan makanan terbaik, tapi restoran yang didatangi rombongan Lin Feng adalah restoran terbaik di Kota Api Abadi yang menyediakan makanan dan minuman terbaik.
Dengan menyediakan makanan dan minuman terbaik, tentu harga yang ditawarkan tidaklah murah. Oleh karena itu, pelanggan restoran hanyalah mereka yang memiliki banyak uang.
Dengan satu poin sistem yang setara 10.000 keping koin emas, tentu bukan hal sulit bagi Lin Feng untuk membawa rombongannya makan di restoran itu.
Hanya dengan 100 keping koin emas, rombongan Lin Feng sudah bisa menikmati ruangan pribadi di pantai keempat restoran, dan 100 keping emas kembali dikeluarkan Lin Feng supaya rombongan dapat menikmati makanan dan minuman terbaik.
“Tempat ini jauh lebih baik dibandingkan terjebak selamanya di puncak gunung Tianhuang,” gumam Yin Hua.
Lin Feng tersenyum mendengarnya, lalu dia berkata, “Setelah ini kita akan berkeliling mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi tentang apa yang membuat kota ini sangat ramai.”
...----------------...
Bersambung.
kan udh jdi permaisuri
tapi kok putra mahkota sih??
bukan raja atau kaisar yahh