Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Zio jatuh
"Thanks Carlos..." ujar Emma lalu turun dari mobil.
"Aku pulang dulu, bye..," pungkas Carlos lalu pergi.
Emma membuka pintu rumahnya, berjalan menuju dapur untuk menyimpan kotak bekalnya.
"Sepertinya Stella sudah pergi," gumamnya mengingat ini malam minggu. Biasanya Stella pergi berkencan dengan pacarnya dan menginap disana.
Emma mengambil air minum dan membawanya ke dalam kamarnya.
"Ah iya, aku charger ponsel ku dulu sebelum mandi," monolog Emma mengambil ponselnya yang sudah lowbat dari dalam tas kerja miliknya.
Emma bersenandung ria menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini ia ingin berendam di bathtub, rasanya sangat lelah setelah satu harian bekerja. Emma mengisi bathtub dengan air hangat dan sabun. Sembari menunggu bathtub penuh, Emma menghidupkan lilin aromaterapi nya.
Hampir satu jam lamanya Emma habiskan waktunya di dalam kamar mandi. Kini ia sedang memakai baju tidurnya. Setelah berpakaian, Emma berjalan menuju meja riasnya untuk mengeringkan rambut basahnya.
"Akhirnya bisa istirahat dan tidur lama..," gumam Emma menatap wajahnya di cermin setelah ia memakai rangakaian skin care nya. Emma naik ke atas ranjangnya dan mengambil ponselnya dari atas meja nakas di samping tempat tidurnya.
Emma mengaktifkan kembali ponselnya dan mata Emma hampir saja lepas dari tempatnya melihat ada begitu banyak panggilan tak terjawab dari Zio dan Javier. 50 panggilan tak terjawab. Dan itu terjadi sekitar jam 5 lewat. Saat dia masih ada di cafe bersama Carlos dan kebetulan ponselnya mati karena baterainya habis.
"Astaga...apa yang terjadi, mengapa mereka meneleponku sebanyak ini," ucap Emma. Karena khawatir Emma menghubungi kembali ponsel Zio. Namun panggilannya tidak diangkat. Ia memanggil lagi dan tetap saja tidak diangkat Zio.
"Kemana perginya Zio, kenapa dia tidak mengangkat panggilanku, apa anak itu sedang marah karena tadi aku tidak mengangkat panggilannya," gumam Emma.
"Sebaiknya aku panggil Pak Javier saja,". Emma lalu menghubungi Javier.
"Halo, maaf Pak Javier menganggu waktunya. Saya melihat ada banyak panggilan dari nomor Bapak dan Zio. Apa terjadi sesuatu?" tanya Emma.
"Zio jatuh dari tangga, sejak tadi ia merengek ingin bertemu dengan mu," ujar Javier.
"APA???, bagaimana keadaan Zio sekarang Pak?" tanya Emma cemas, apa yang dipikirkannya ternyata memang benar. Zio jatuh dari tangga.
"Dokter sudah menanganinya, hanya ada beberapa luka di bagian tubuhnya," jawab Javier.
"Baiklah saya akan segera kesana Pak," ujar Emma. Ia tidak bisa tenang sebelum melihat keadaan Zio dengan mata kepalanya sendiri.
"Saya akan mengirim supir untuk menjemput mu," ucap Javier.
"Tidak perlu Pak, saya naik taxi saja. Kalau menunggu supir terlalu lama Pak. Bapak kirim saja alamat rumahnya," ujar Emma.
"Baiklah kalau begitu," ujar Javier lalu panggilan pun berakhir.
Dengan buru-buru Emma mengganti pakaiannya, ia mengambil tas, dompet dan juga jaket. Emma lalu memesan taxi.
10 menit kemudian Emma tiba di depan rumah Javier. Letak rumahnya berada di perumahan elit. Sejak tadi ia hanya menganga saja melihat rumah-rumah yang ada di sana.
"Maaf Pak, apa ini rumah milik Pak Javier?" tanya Emma pada satpam rumah Javier.
"Iya nona, ini rumah Pak Javier. Apa nona yang bernama Emma?" tanya satpam. Emma lalu mengangguk.
"Silahkan masuk nona Emma, tuan Javier sudah menunggu anda," ujar satpam pada Emma. Sebelumnya Javier sudah mengabari satpamnya agar orang yang bernama Emma diperbolehkan masuk ke dalam rumahnya. Rumah Javier sangat privat. Tidak sembarangan orang yang bisa masuk dengan bebas ke rumahnya.
"Terima kasih Pak," tukas Emma lalu berjalan menuju rumah Javier.
# Hai semuanya para readers tersayang, jgn lupa kasih love, rate, hadiah dan vote nya ya. Terima kasih.
buat author semangat nulis nya