Setelah hidup dengan suami yang suka memukulinya selama bertahun-tahun, Freya 'dijual' karena suaminya telah jatuh hati pada wanita lain. Dia hanya bisa pasrah saat pelelangan berlangsung, sampai akhirnya... "Satu juta Yuan!" Semua mata tertuju pada pria bertudung yang menawar dengan harga ribuan kali lebih mahal. Siapa pria itu dan kisah seperti apa yang menanti mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossywiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bebas
Keesokan harinya, para guru mulai berdatangan. Mereka belum memulai pelajarannya, hanya berkenalan dan menyapa.
"Selamat siang nyonya marchionnes Davinci, saya Angelina Lingston, saya di beri tugas untuk mengajari anda tentang tata Krama, saya juga akan memberitahu anda tentang informasi dunia sosial yang mungkin akan anda butuhkan untuk bersosialisasi", sapa seorang guru yang bernama Angelina Lingston itu.
"Salam nyonya marchionnes Davinci, nama saya Debby Marine, guru pengetahuan dasar dan sejarah. Saya sangat menyukai buku cetak, mungkin selanjutnya kita bisa berbagi kebahagiaan bersama!", ucap seorang dengan kacamata yang bertengger di matanya. Dia terlihat ceria.
"Salam nyonya Freya, saya Audrey Frans, Senang bisa berkesempatan untuk mengajar anda!", ucap seorang gadis muda dengan senyum manisnya.
Ya, semua pergi setelah mereka memperkenalkan diri dan sedikit bercakap-cakap denganku.
.
"Tuan Albert menyiapkan semua untuk nyonya dengan sangat baik", ucap Lily sambil memilih-milih gaun dan sepatu yang ada di ruang ganti ini.
"Benarkah?", tanyaku menanggapi ucapannya.
"Tentu saja nyonya! Lingston adalah keluarga dengan reputasi terbaik di pergaulan sosial kelas atas, nyonya tahu? Lingston secara turun temurun menjadi ratu dunia sosial! Bangga sekali saya memiliki nyonya yang dengan secara langsung menjadi murid dari Angelina Lingston!!!", ucap Lily dengan semangat yang menggebu-gebu. Lucu sekali tingkahnya saat ini.
"Dan dua guru lainnya, Marine dalah salah satu pemilik serikat dagang terbesar di negeri ini nyonya, guru nyonya, Nona Debby adalah juru bicara langsung dari pemilik serikat dagang. Kalau Frans, walau tidak seterkenal mereka berdua, tapi dia salah satu keluarga yang sedang menaiki tangga sosial dalam hal ekonomi!", lanjut Lily sambil menjelaskan.
Ternyata Albert sangat ketat dalam memilihkan guru untukku. Aku sangat berterimakasih kepadanya karena dia mau menuruti permintaanku untuk mencarikan guru perempuan.
Ya, Albert memang sangat baik.
"Meskipun keluarga Davinci tidak memiliki celah, tapi ada baiknya juga nyonya menjalin hubungan baik dengan tiga keluarga tersebut. Itu akan sangat membantu nyonya ketika secara resmi menunjukkan diri di dunia sosial", kata Lily sambil berjalan menghampiriku.
Begitu ya? Sudah berapa lama aku putus hubungan dengan dunia luar? Apakah sudah 3 tahun? Sepertinya lebih lama dari itu.
Orang tuaku tadinya adalah rakyat kelas menengah yang sukses dalam tiap bisnis.
Meskipun kami bukan masyarakat kelas atas, tapi kami hidup dengan serba berkecukupan.
Aku tidak pernah berpikir bahwa kehidupan yang begitu nyaman tersebut tidak akan berlangsung selamanya.
Hingga akhirnya orang tuaku tewas oleh serangan misterius.
"Oh, lihatlah ini nyonya!", kata Lily dengan antusiasnya.
"Tuan sudah menyiapkan beberapa pakaian untuk anda!", Lily menunjukkan pakaian-pakaian baru yang tergantung di display baju.
"Tampaknya beliau berpikir bahwa pakaian yang sudah beliau belikan sebelum nyonya datang masih kurang. Beliau juga mempersiapkan sepatu dan aksesoris yang senada!! Bagaimana nyonya? Apakah nyonya ingin mencobanya?", tanya Lily dengan antusias sambil mengerjapkan matanya.
Sepertinya dia lebih senang daripada aku. Lihatlah tingkahnya, sangat manis!
'.. ya", jawabku sambil mengangguk.
"Baiklah nyonya, saya akan membantu anda memakainya!", balasnya sambil kegirangan.
Yah, sepertinya mendandani ku adalah hobinya?
"Anda mau coba yang mana dulu nyonya?", Lily bertanya padaku sambil melihat isi lemari pakaian dan gantungan.
Pakaian yang aku inginkan..
Kalau aku masih bersama John, aku tidak di perbolehkan memakai pakaian bagus.
Dia terobsesi padaku dan mengurungku di rumah.
"Itu, yang warna kuning..", jawabku.
"Kulit nyonya putih, maka dari itu pasti cocok menggunakan pakaian warna apapun!!", balas Lily sambil tersenyum.
Ahh..
Dulu ibu juga pernah bilang begitu..
Entah kenapa, aku jadi merindukan ibu..
Sambil mengambil gaunnya, Lily erus saja tersenyum dan beberapa kali berceloteh.
"Nahh.. ini memang cocok dengan nyonya! Sepertinya gaun ini memang di buat untuk nyonyaku!", kata Lily sambil mengambil beberapa aksesoris.
"Kalau memakai gelang yang ini, lalu di padu dengan pita begini..", Lily terus mendandaniku dengan antusias.
"Nahhh.. ya tuhan!!! Apakah saya bertemu bidadari?? Nyonya sangat menyilaukan!!", teriak Lily ,
Ahhh..
Kapan terakhir kali aku bisa memakai pakaian dan aksesoris seperti ini?
Rasanya seperti menemukan kehidupan baru!
"Kemampuan menilai tuan Albert sangat bagus loh!!", kata Lily sambil menatapku di cermin.
"Tampaknya tuan Albert sudah mengamati perawakan anda dengan baik", lanjut Lily.
Albert sendiri yang memilihkan?
Benarkan dia sudah mengamati ku seperti itu?
"Tuan Albert sendiri yang memilihkan?", tanyaku pada Lily .
"Ya! Beliau sangat ahli! Itulah mengapa beliau mendirikan beberapa pusat pakaian", jawab Lily sambil terus merapikan rambutku.
"Lihatlah, anda memang cantik.. tapi dengan begini, terlihat lebih cantik nyonya! Jawab saya, apakah sebenarnya anda bidadari yang sedang menyamar?", tanya Lily sambil tertawa geli.
Aku ikut tersenyum mendengar perkataan konyolnya itu.
Setidaknya, ini tidak seburuk yang aku pikirkan.
Semua orang yang ada disini memperlakukan ku dengan penuh kasih.
Dengan menatap cermin, aku teringat hari itu.
Benar..
Hari itu semua tertawa..
Aku yang memakai gaun berwarna kuning, yang dipilihkan ibu sebelum beliau meninggal.
Seperti itulah keluargaku saat itu.
.
POV Author
Albert yang pergi bekerja keluar kota, semalam tidak pulang. Dia berpamitan dengan wajah yang memelas seperti enggan untuk pergi.
Freya tidak tahu pekerjaan macam apa yang sedang digeluti Albert , tapi yang jelas, Albert selalu sibuk dengan berbagai pekerjaan yang menggunung.
Saat tidak ada keperluan yang mendesak, Albert selalu meluangkan waktu untuk sekedar menghampiri Freya, entah itu hanya sekedar bercakap-cakap, atau minum teh bersama.
Tanpa sadar, Freya sudah terbiasa dengan kunjungan Albert. Jika tidak ada kunjungan seperti kali ini, rasanya seperti ada yang hilang.
'Aku tetap merasa dia aneh!', Freya tetap berpikir bahwa mungkin saja dia juga di manfaatkan seperti sebelum-sebelumnya.
Kebaikan tanpa pamrih itu takhayul.
Apalagi, Albert bukanlah keluarganya.
Bagi Freya, pria adalah makhluk yang membuatnya tidak nyaman. Seperti saat itu, dia tidak menyadari bahwa dia sedang dimanfaatkan.
Tapi saat kini dia mendapat kebebasan, barulah Freya menyadari hal itu. Betapa mudahnya dia dimanfaatkan selama ini.
Setelah kematian orangtuanya, tetangga terdekat Freya mendatanginya. Mereka berkata bahwa harta keluarganya telah habis untuk membayar hutang yang membengkak. Mereka berkata bahwa ternyata selama ini ayahnya berhutang banyak untuk semua bisnisnya. Dan ternyata bisnis itu gagal total dan mereka kehilangan segalanya.
Karena itulah, mereka sok berbaik hati dengan berkata bahwa Freya akan di Carikan pekerjaan dengan mengurus anak-anak dengan tinggal di panti asuhan.
Tapi, ternyata pasangan suami istri itu tidak pernah sekalipun menjenguknya ketika dia bekerja keras di panti itu.
Freya hanya pernah melihat sekilas, mereka yang terlihat jauh lebih kaya dari sebelumnya. Selain itu, kepala panti asuhan berbicara seolah-olah semua pria yang ada di luar sana pasti ingin melakukan hal buruk kepada Freya.
"Kamu harus bersyukur karena akulah kepala panti asuhan ini. Kamu pasti mengalami hal buruk jika kepala panti asuhan ini adalah seorang pria!", ucap kepala panti dulu.
Freya yang akhirnya ketakutan oleh doktrin yang di beri kepala panti asuhan setiap saat itu, akhirnya semakin jarang keluar dari panti asuhan.
Meskipun setiap harinya dia bekerja sangat keras untuk memasak, mencuci dan bersih bersih. Tapi Freya tidak sekalipun mendapatkan upah yang memadai.
Setiap kali dia membicarakan tentang upahnya, kepala panti selalu saja memberi alasan agar dia tidak membayar upah kerja Freya. Kepala panti bilang bahwa untuk makan dan tidur Freya saja sudah menghabiskan banyak anggaran.
Lebih di sayangkan lagi, Freya tidak bisa pergi dari sana karena terhalang oleh kontrak yang telah dia tanda tangani ketika pertama kali datang kesana. Lebih kiris lagi bahwa kepala panti selalu memaksanya mengenakan pakaian monoton dan melarangnya untuk berdandan.
"Aku khawatir karena kamu terlalu cantik, jangan sampai kamu menarik perhatian pria!" Ucap kepala panti kala itu.
Meskipun begitu, lama kelamaan kepala panti makin tampil begitu mewah layaknya seekor burung merak.
Hingga suatu hari, kepala panti semakin sering memanggil Freya..