Doa Disepertiga Malamku

Dya mengerjapkan matanya saat sinar mentari menyapa wajah cantiknya dari sela jendela yang tidak tertutup gorden dengan sempurna.

Dya terlonjak kaget saat melihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 7 pagi dan matahari sudah menampakan sinarnya untuk menyinari alam semesta.

Dya beristigfar sebanyak banyaknya kala ingat jika dirinya melupakan sholat subuh karena terlalu lelap tertidur didalam dekapan Kala.

Belum lagi ponsel yang selalu Dya gunakan untuk memasang alarm tersimpan dikamar yang otomatis suaranya tidak akan terlalu kedengaran.

'Eh tapi tunggu dulu. Dekapan Kala? Tunggu tunggu. Jangan jangan? Oh ya ampun...' batin Dya bermonolog.

Dya menutup mulutnya dengan satu tangan saat menoleh ke arah samping, dan Dya bisa melihat wajah Kala yang masih terlelap damai sembari memeluk erat tubuhnya.

Ingin rasanya segera bangkit dari pembaringan nya, tapi urung Dya lakukan demi bisa melihat wajah Kala dari jarak dekat sedekat ini.

Menatap wajah yang selalu memasang muka jutek bin angkuh. Namun, tidak bisa Dya pungkiri jika wajah suaminya itu terlihat sangat tampan saat tertidur damai seperti saat ini.

Dya menatap setiap inci wajah yang terlihat jauh lebih tampan jika dilihat dari jarak yang begitu dekat seperti saat ini.

"Ganteng banget sih jodoh orang, hihihi." Gumam Dya saat menatap wajah tampan pria yang sudah menjadi suami untuknya, tapi belum tentu jodohnya 🥺. Sambil tersenyum geli saat menyadari jika pria itu tidaklah mencintai dirinya. Meski keduanya sudah lah resmi menjadi suami istrti.

"Kata siapa jodoh orang? Yakin banget ya, kalau kita akan pisah? Hhmm?"

Seketika, tubuh Dya dibuat membeku saat Kala menjawab gumaman nya meski dengan mata yang masih tertutup.

Merasa malu karena kepergok saat mengagumi wajah tampan Kala. Dya pun berusaha melepas tangan kekar Kala yang masih melingkar indah dipinggangnya dan berusaha bangkit untuk menghindar dan menyembunyikan rasa malunya.

Dya pun bisa bernafas lega saat tangan Kala terlepas dari pinggangnya dan saat akan bangkit untuk bangun.

Tiba tiba, Dya merasa jika tubuh kembali melayang lalu jatuh diatas tubuh Kala yang masih berbaring diatas lantai beralaskan karpet bulu dan Kala kembali mendekap erat tubuh mungil Dya.

"Mau kemana? Ini masih terlalu pagi untuk bangun," tanya Kala masih dengan mata yang terpejam, tapi tangan nya bergerak memeluk erat tubuh Dya.

"Ta_tapi ini sudah siang Mas dan aku harus bangun sekarang. Aku akan mulai kerja hari ini," jawab Dya mencoba menetralkan degup jantungnya yang kini nampaknya tidak baik baik saja.

"Memang nya siapa yang mengijinkan kamu untuk bekerja, hhmm?" jawab Kala yang langsung membuka matanya.

"Mas Kala, Dya mohon Mas, boleh ya Dya kerja? Please," bujuk Dya agar Kala mau mengizinkan nya bekerja.

"Ok, tapi besok. Aku akan mengijinkannya asal itu kamu melakukannya besok,"

"Mas Kala janji?"

"Insya Allah, tidak boleh berjanji akan dosa jika kita tidak bisa menepatinya,"

"Terima kasih Mas, terima kasih,"

Tanpa sadar saking senang nya saat mendapatkan izin dari Kala untuk bekerja, Dya refleks membalas pelukan di tubuh Kala.

Dan hal itu membuat Kala kaget, tapi detik kemudian merasa senang dan merasa begitu nyaman.

"Tapi sampai kapan kita harus begini? Aku tidak bisa tertidur lagi Mas, ini sudah terlalu siang untuk kembali tertidur,"

"Sebentar lagi ya? Sebentar lagi saja. Tetaplah seperti ini dulu, ini pertama kalinya aku bisa tertidur dengan lelap setelah kepergian Mama."

Mendengar penjelasan dari Kala, Dya pun hanya bisa pasrah menemani sang suami yang kembali tertidur lelap sembari memeluk erat tubuhnya.

Merasa bosan hanya berbaring tanpa bisa bergerak sedikitpun karena pelukan dari Kala begitu mengunci tubuhnya.

Tak terasa mata Dya pun kembali ikut terpejam. Kala tersenyum tipis saat mendengar dengkuran halus dari sang istri yang ikut kembali tertidur.

Niat Kala hanya sekedar menggoda Dya, eh wanita itu malah tidur kembali dan mengusak, masuk semakin dalam kedalam pelukan Kala yang membuat hati Kala tiba tiba girang setengah mati.

Tidak ingin menyia nyiakan waktu dan kesempatan. Bukan nya kembali tidur, Kala malah asik menatap lekat wajah cantik Dya yang masih terbalut oleh kain mukena yang tadi malam Dya pakai untuk melakukan sholat malam nya.

Merasa gemas dengan wajah cantik sang istri Kala pun mendaratkan beberapa kecupan diwajah cantik itu. Namun, tampaknya hal itu sama sekali tidak mengganggu waktu tidur Dya. Dya tetap terlelap meski Kala beberapa kali menciumi wajahnya.

*

*

...🌸🌸🌸...

Note.Ini Othor kasih bonus 1 bab ya...semoga suka dan selalu setia menanti Kala dan Dya up.🤗🤗🥰🥰🥰