***^^ Cerita ini adalah kisah nyata.
Nama tempat dan tokoh dalam cerita hanya samaran semata, serta ada tambahan-tambahan bumbu di dalamnya. Selamat membaca 🤗🤗 ***^^
Yulia Kinanti, wanita cantik asal desa yang menikah dengan seorang laki-laki dewasa asal kota yang bernama Rama Bagaskara 45 tahun. setelah mereka menikah, Yulia di boyong ke rumah suaminya yang ada di kota.
Namun siapa sangka, sang suami ternyata mempunyai anak laki-laki yang sudah dewasa, dia bernama Dewangga Arya Bagaskara 23 tahun yang seorang mahasiswa.
Dewangga Jatuh hati terhadap ibu tirinya sejak pertama kali melihatnya. namun, Angga berusaha untuk menahannya dan melupakannya, akan tetapi rasa itu tidak bisa di hilangkankan dan justru semakin besar. membuat Angga gila dan melakukan banyak cara untuk mendapatkan hati ibu tirinya. bagaimana kah kisah mereka selanjutnya. ? yuk terus ikuti ceritanya ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~ Dewi KEGELAPAN ~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Yulia mengusap layar dari benda pipih itu, dan menuju ke sebuah pesan, yang ternyata adalah pengiriman sebuah Foto. Yulia segera membukanya, dan seketika matanya melotot melihat sosok yang sangat di kenalnya berada dalam foto tersebut.
Terlihat Rama sedang berpelukan dengan seorang wanita. Yulia lebih kaget lagi, saat melihat wanita yang sedang berpelukan dengan suaminya itu adalah Silvia, wanita yang mengaku mantan suaminya di Cafe tempo hari.
Rama tampak lelap di pelukannya Silvia, dan mereka tampak tidur nyenyak di sebuah sofa. Kirana menggelengkan kepalanya, tak percaya dengan semua yang baru dia lihat.
Bisa saja itu hanyalah rekayasa Silvia, bukankah wanita itu sangat menginginkan suaminya. Tapi mengapa Rama tampak begitu pasrah, saat berada di dalam pelukan Silvia.
*****
Aarrggg. !!
Angga berteriak sekencang mungkin, untuk melampiaskan kekesalannya. Saat ini dia berada di dalam apartement mewahnya. Di kamar apartemen, di buat kedap suara oleh Angga. Jadi tak akan ada tetangga yang terusik dengan suara teriakannya.
Yuliaaa..!!
Angga kembali berteriak, dia melempar semua barang-barang yang ada di dalam kamarnya. Hingga kamar tak ubahnya bak kapal pecah. Semua berantakan.
Angga jatuh terduduk di bawah ranjang. Pemuda itu meremas rambutnya dengan frustasi. Menyandarkan kepalanya pada tepian ranjang king size miliknya.
Ranjang yang menyimpan momen saat dia berhasil membuat Yulia melenguh dan mendesah di bawah kungkungannya. Detik ini juga dia menyesali takdir hidupnya, mengapa takdir cintanya tidak bisa mulus di saat dia benar-benar jatuh cinta dengan seseorang.
Apa memang seumur hidup, dia tidak akan mendapatkan cinta sejati dari seorang wanita. Mengapa di saat cinta datang padanya, justru malah salah alamat.
kenapa cintanya harus berlabuh pada wanita yang sudah bersuami, dan parahnya lagi wanita itu adalah istri dari Ayahnya sendiri.
Tanpa terasa, air mata Angga mengalir begitu saja. Ada yang berdenyut di dalam dadanya. Ada rasa sakit, di saat mengingat penolakan Yulia. Padahal dia sudah menabur benih cinta di dalam rahim Yulia. Bolehkah dia berharap, benih itu akan tumbuh menjadi calon buah hatinya bersama Yulia. Apakah bisa, dan apakah mungkin.
Untuk saat ini, mungkin dia lebih baik menjauhkan diri dari Yulia. Siapa tau, dengan dirinya menjauh, Yulia bisa sadar, bahwa mereka saling membutuhkan.
*****
Rama membuka matanya yang terasa berat, dia sedikit bingung, dan melayangkan pandangan ke sekeliling ruangan. Saat sadar bahwa saat ini dia sedang berada di ruangan kantor miliknya. Rama terperanjat, kenapa dia bisa sangat ceroboh, bisa tertidur saat bekerja seperti ini.
Dengan kepala yang sedikit berdenyut, Rama mencoba bangun dari tidurnya. Kemudian berjalan mendekati meja kerjanya.
Ting.!
Notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya yang tergeletak di atas meja. Rama langsung meraih dan membuka pesan yang masuk. Seny manis tersungging saat nama sang istri muncul di layar pesan ponselnya.
Ada rasa bersalah, saat sadar bahkan seharian ini dia belum bisa mengirim pesan kepada sang istri yang sedang sakit.
Rama membuka pesan, dia terperanjat saat melihat foto yang di kirim oleh sang istri.
<<< " Coba jelaskan apa maksud semua ini. " >>>
*****
Begitu bunyi pesan yang di kirim oleh Yulia. sontak saja kepala Rama berdenyut hebat. Rama tentu saja bingung, apa yang sebetulnya terjadj pada dirinya. Rama ingat, tadi siang dia makan bersama Silvia, setelah selesai, kemudian Rama tak ingat apa-apa lagi. Saat terbangun dia malah terbaring di Sofa. Rama sontak saja geram, ini semua pasti ulah dari Silvia.
"Hey, kamu sudah bangun ?"
Tiba-tiba Silvia masuk, dan menyapa Rama seperti tanpa dosa. Wanita genit itu tak berhentinya tersenyum, entah apa yang membuatnya begitu senang.
" Jelaskan padaku, apa maksud dari foto ini. ? !" Rama menunjukkan ponselnya pada wanita itu.
" Oh, foto ini. " dengan santai Silvia berkata sembari mengembalikan ponsel Rama.
" kenapa kamu seperti tidak kaget sama sekali. " ketus Rama.
" Harusnya aku yang marah Ram, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa, tapi kamu malah melecehkan aku waktu kamu tak sadar tadi. " Jawab Silvia dengan memasang wajah sedih. Memang ratu drama dia ini..
" Apa maksudnya. !! " Rama membentak.
" Kamu tadi berusaha melecehkan aku Ram, makanya aku terpaksa ambil foto itu, biar aku ada bukti."
" Jangan bohong.! " Sentak Rama, Tidak mungkin dia berbuat seperti itu, apa lagi dia sudah muak dan benci dengan wanita yang ada di hadapannya ini.
" Kenapa aku harus bohong, apa aku perlu kirim Video di saat kamu mencium dan menggerayangiku. !! " Silvia balas membentak.
" Mana bisa orang tak sadar bisa berbuat seperti itu, ini semua hanya rekayasa kamu.! "
" Untuk apa coba, aku lakukan semua itu. Apa untungnya buat aku ?, " Silvia tersenyum mengejek.
" Dasar wanita murahan. " sergah Rama dengan kesal.
" Kamu jangan menghinaku Rama, aku juga punya perasaan. " mata wanita yang selalu pakai baju sexi itu berkaca-kaca. Ada kesedihan yang di tangkap oleh Rama, dari sorot matanya.
Rama menghela nafas panjang, dia kembali memijat pelipisnya yang kembali berdenyut. Angga mulai membereskan meja kerja dan barang-barang yang dia bawa, untuk di masukkan ke dalam tas kerjanya.
Rasanya cukup sudah jam kerjanya hari ini. Toh saat ini juga sudah sangat sore, Rama tak mau berlama-lama di kantor, apa lagi istrinya di rumah sedang marah.
" kamu mau kemana.? "
" Pulang "
" Apa pekerjaanmu sudah selesai. ? "
" Aku akan selesaikan besok, aku sudah capek banget. " Ujar Rama, ia mulai memakai jas hitamnya yang ia sampirkan di kursi kerjanya. Setelah itu, dia menyambar tas kerjanya lalu berjalan keluar dari ruangannya.
" Rama ! " teriak Silvia yang sama sekali tak di perdulikan oleh Rama.
Wanita itu menghentakkan kakinya dengan kesal ke lantai, setelah itu dia juga ikut keluar dari ruangan itu. Ada rasa kesal di dalam hatinya, kenapa justru Rama menuduh dirinya berbuat curang, andai saja Rama tau siapa yang sudah mengajak dirinya untuk bekerja sama. Mungkin Rama akan pingsan mendadak.
*****
Yulia berjalan mondar-mandir di kamarnya. Saat ini sudah lewat magrib, tapi Rama belum juga terlihat badang hidungnya. Bik Ijah yang sedari tadi menyuruhnya untuk makan malam, bahkan tak dia hiraukan.
Yulia merasa malu, jika harus bertatap muka dengan Bik Ijah. Yulia tahu, Bik Ijah pasti mengganggap dia wanita murahan, kenapa bisa tergoda dengan anak tirinya sendiri.
Sejak Dia mengusir Angga tadi, pemuda itu bahkan belum terlihat lagi. Entah ada di mana dia sekarang. Yulia juga tak perduli. Syukur kalau Angga benar-benar mau menjauhinya.
Saat ini yang ingin dia lakukan adalah menunggu Rama pulang, dan meminta penjelasan, apa sebenarnya yang terjadi antara dia dengan Silvia.
Yulia ingin marah, tapi saat sadar bahwa dia lebih parah dari Rama, wanita itu seperti kehilangan nyali dan kata-kata. Mungkin jika Angga mau menjauhinya, Yulia akan berusaha menjadi istri yang baik buat Rama.