NovelToon NovelToon
Dijual Ayahku Dibeli Bosku

Dijual Ayahku Dibeli Bosku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:9.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mommy Ghina

Sungguh teganya Hans ayah Tania Kanahaya, demi melunasi hutangnya kepada renternir, dia menjual anaknya sendiri kepada pria yang tak di kenal.
Dibeli dan dinikahi oleh Albert Elvaro Yusuf bukan karena kasihan atau cinta, tapi demi memiliki keturunan, Tania dijadikan mesin pencetak anak tanpa perasaan.

"Saya sudah membelimu dari ayahmu. Saya mengingatkan tugasmu adalah mengandung dan melahirkan anak saya. Kedudukan kamu di mansion bukanlah sebagai Nyonya dan istri saya, tapi kedudukanmu sama dengan pelayan di sini!" ucap tegas Albert.

"Semoga anak bapak tidak pernah hadir di rahim saya!" jawab Tania ketus.

Mampukah Tania menghadapi Bos sekaligus suaminya yang diam-diam dia kagumi? Mampukah Tania menghadapi Marsha istri pertama suaminya? Akankah Albert jatuh cinta dengan Tania?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Me timenya Tania

Sepeninggalnya Opa Thamrin dari ruangannya, pria tampan itu masih berdiri dan terpaku di ambang pintu, pikiran pria itu tiba-tiba saja buntu. Sekelumit pertanyaan mulai muncul di otaknya.

Buat apa aku mencari Tania, dia bukan siapa-siapa?

Namun tetap tidak ada jawabnya yang bisa menjawab pertanyaan yang muncul seketika. Uang sebesar 500 juta hanya uang recehan bagi pria itu, seharusnya tidak perlu di pusingkan, namun kenapa hatinya tidak rela menerima Tania kabur dari dirinya? Seperti ada rasa tidak terima.

Gerry dari kejauhan bersama cleaning service menghampiri ruangan CEO, sesaat asisten melirik ke dalam ruangan untuk memastikan keberadaan Opa Thamrin.

“Pak Albert, jadi siapkan mobil kah?” tanya Gerry penuh kehati-hatian, takut kena semprot.

Lamunan Albert buyar karena teguran Gerry. “Jadi,” sahut Albert. Pria itu melepaskan dasinya dari lehernya, kemudian membuka kancing lengan kemejanya, lalu menggulungnya sampai siku tangannya. Pria itu lekas melangkahkan kakinya dengan tidak memedulikan rambutnya yang masih acak-acakan. Ternyata pria itu tetap ingin mencari Tania.

Berhubung langkah kakinya Albert begitu cepat, Gerry sampai berlari kecil mengikuti langkah kakinya Bosnya. Semua karyawan yang berpapasan dengan Albert, menatap aneh melihat CEO, penampilannya yang biasa rapi dan klimis, kali ini mereka melihat penampilan agak berantakan, namun tetap terlihat tampan.

“Tumben Pak Albert kelihatan tidak rapi ya,” bisik salah satu karyawan dengan karyawan lain nya.

“Mungkin sedang pusing dengan pekerjaannya atau lagi ada masalah dengan istrinya,” celetuk karyawan lain.

“Mmm ... bisa jadi lagi ada masalah dengan istrinya, wah bisa jadi hot gosip nih di media.”

Ya begitu lah kasak kusuk beberapa karyawan yang melihat penampilannya Albert, namun pria itu tidak peduli.

Albert lekas masuk ke mobil mewahnya yang sudah menunggu di luar lobby perusahaannya, begitu juga Gerry masuk dan duduk di sebelah kemudi.

“Telusuri ke seluruh tempat,” perintah Albert.

“Baik Tuan,” jawab Pak Somad yang mengemudi mobilnya.

Sinar matahari yang terasa terik mulai tertutup cahayanya dengan awan yang terlihat mendung, mobil mewah Albert menyusuri sepanjang jalan ibu kota Jakarta. Tatapan kedua netra Albert pun tertuju ke arah luar kaca mobil, berharap ada Tania yang berjalan di tepi jalan.

Suasana di dalam mobil tampak hening, tidak ada pembicaraan sedikit pun. Gerry tidak berani membuka suaranya, hanya ikut mengawasi sepanjang jalan dan berharap bertemu dengan Tania, agar masalah Bosnya cepat selesai.

Selama tiga jam mobil mewah yang di tumpangi oleh Albert sudah menyusuri Jakarta dari Selatan ke Timur, dari Barat ke Utara ... namun sayangnya belum ada tanda-tanda keberadaan Tania.

“Sudah di temukan, Tania?” tanya Albert melalui sambungan teleponnya.

“Maaf Tuan Albert, kami masih dalam pencarian, sampai detik ini kami belum bertemu dengan non Tania, mohon beri kami waktu,” jawab Bimo dari seberang sana.

Pria itu hanya bisa mendesah, dan menutup sambungan teleponnya.

“Arrrgh ... Kemana kamu berada, Tania!” teriak kesal Albert di dalam mobilnya.

“Bodoh kalian semua, cari satu wanita aja tidak becus!” maki Albert sendiri, dan melempar handphonenya ke bangku sebelahnya.

“Sabar Pak Albert, team juga sedang mencarinya, lagi pula Tania pergi nya belum 1 x 24 jam,” sahut Gerry, berusaha menenangi Bosnya.

“Ck ...!”

Pria itu kembali mengacak-acak rambutnya dan menjambaknya, menunjukkan rasa frustasinya.

“Gerry, tolong hubungi Marsha, tanya kan ada di mana, kita akan menjemputnya untuk ke mansion utama,” titah Albert, pria itu sengaja menyuruh Gerry, karena dirinya malas bicara dengan Marsha.

“Baik Pak.”

Gerry merasa aneh atas perintah Bosnya, kenapa bukan Bosnya tidak sendiri yang menghubungi nya. Tapi ya sudahlah, setiap perintah atasan harus di jalankan.

...----------------...

Jam 19.00 wib

Wajah Tania tampak berseri-seri setelah mengudak-udak pasar tanah abang sampai jam lima sore tadi, dipandangnya beberapa kantong belanjaan hasil dari perburuannya. Lumayan sudah menghabiskan uang gajiannya sebanyak satu juta, tapi rasanya puas, maklum wanita itu jarang belanja baju, karena harus memberikan sebagian gajinya untuk membantu kebutuhan di rumah ayahnya.

Sekarang wanita itu sedang duduk di sudut salah satu restoran di Mall Grand Indonesia yang tak jauh dari jarak pasar Tanah Abang, cukup naik ojol, beberapa menit kemudian sudah sampai.

Beberapa menu makanan sudah di pesannya, dan sepertinya ada rasa kepuasan yang tak pernah di rasakan selama ini, namun yang jelas wanita itu tidak memikirkan Albert, entah mau marah atau membenci, dia tidak peduli ketika nanti dia pulang ke mansion suami sirinya, yang penting hari ini dia membahagiakan dirinya sendiri.

“Selamat makan,” gumamnya sendiri ketika waiters restoran mengantar pesanannya. Selama satu jam wanita itu menikmati makan malamnya, setelahnya Tania memutuskan untuk kembali.

Keluar mall Grand Indonesia, ternyata awan gelap itu menurunkan rintikan hujannya, Tania mendesah karena tidak membawa payung di dalam tasnya. Dan berhubung hanya rintikan saja, hujannya belum terlalu deras, wanita itu nekat menerobos lalu berlarian kecil ketika ingin menyeberang.

“Awas neng ada mobil kencang!!” teriak abang penjual kopi yang ada di pinggir jalan.

Tania yang sempat mendengar teriakan orang-orang seketika menoleh ke kanan, pandangan matanya sangat menyilaukan ketika melihat sorot lampu jauh mobil yang sedikit lagi akan mendekatinya.

“AAHH...!” jerit Tania, semua plastik belanjaannya yang di bawanya terlempar, dan pandangan Tania pun mulai menggelap.

...----------------...

Mansion Opa Thamrin

DEG!

PRANK!

Gelas di tangan Albert tiba-tiba saja terlepas dari tangannya, seakan-akan licin hingga terjatuh ke lantai. Degup jantung Albert pun mulai berdebar-debar.

“Haduh...sayang, baju ku jadi basah nih,” keluh Marsha, sembari menggeser duduknya. Namun Albert mengacuhkan istrinya, justru pria itu sedang menenangkan denyut jantungnya yang tiba-tiba saja berdebar.

Dari kejauhan Opa Thamrin dan Oma Helena mendengar suara pecahan kaca.

“Ooh kalian berdua sudah datang, loh kok ini gelasnya bisa pecah,” tanya Oma Helena, yang baru saja menyambut kedatangan cucunya.

Albert lekas beringsut dari duduknya, kemudian mengecup punggung tangan dan memeluk Oma Helena.

“Tangan aku tadi agak licin waktu mau minum,” jawab Albert. Salah satu maid sudah datang untuk membersihkan pecahan gelas tersebut.

“Hai Oma, Opa...apa kabarnya,” sapa Marsha dengan menunjukkan senyum hangatnya, tanpa salam takzim hanya melambaikan tangannya.

Oma Helena hanya memutar malas bola matanya ketika melihat cucu menantunya, yang sedari dulu memang tidak di sukainya.

Masih saja belum berubah, tidak punya etika dengan orang tua!...batin Oma Helena.

“Apa kabar cucu oma yang ganteng ini, kenapa tampaknya kacau seperti ini?” tanya Oma Helena, sambil mengiring Albert untuk duduk di sofa panjang. Sedangkan Marsha dengan cueknya kembali duduk, dan tak peduli jika sapaannya tidak di balas, karena tahu jika sejak awal Opa dan Oma tidak menyukai dan sangat terpaksa merestui pernikahan mereka berdua.

“Seperti yang tadi Opa ceritakan ke Oma,” celetuk Opa Thamrin, sebelum Albert menjawab.

Marsha yang tidak tahu apa-apa menaikkan salah satu alisnya.

Sepertinya ada hal yang aku lewati? Ada apa dengan suami ku?

 

bersambung.......Tania oh Tania 😭

 

 

"Biarkan mata ku terpejam untuk selamanya," gumam Tania, ketika pandangannya mulai gelap gulita

 

 "Kenapa hati ku gelisah tak menentu," gumam Albert, berulang kali menetralisir degup jantungnya.

 

 

1
Sinn
Kerennn abissss
Sinn
mom maap thor baru komen ni, gw udh baca kisah tania pas pertamana kali ad aplikasi novel toon, kira² januari an kemarin lh.. sorry ye thor baru komen/Smirk/
Lina A.: gak pa-pa Kak Sinn ☺️
total 1 replies
Mia Mhionk
sudah dibuat sebal sama anak ibu ini
Heni Yanuati
puasa papa, puasa !!!!
Heni Yanuati
biar sekali kali tau rasa gmn rasanya pas ga punya apa2
Heni Yanuati
karma kontan
Heni Yanuati
bangkai dibungkus serapat apapun pasti tercium juga
Nengah Swesti
Luar biasa
Karni Jkt
Kecewa
Karni Jkt
Buruk
Heni Yanuati
apa albert akan mati?
Heni Yanuati
pada senang penjaga2 kalo sdh di tahan. lht artis gratis
Heni Yanuati
marsha apa bs dapat hukan berat ya ?
Heni Yanuati
jalang bilang jalang 🤦🤦🤦
Heni Yanuati
tania perawan tingting, beda sm marsya yg perawang tongtong
Heni Yanuati
mulai mesra
Heni Yanuati
tania berhati lembut gampanh luluh
Heni Yanuati
mama shinta lbut hatinya
Heni Yanuati
ceritanya bagus. menandakan kalo imajinaai othornya jempol 4.
Heni Yanuati
ayo tania dimaafin ya. smg albert terus berubah jd lbh baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!