Cerita Tiger and Crane mengikuti kisah seorang anak bernama Hu Zi yang merupakan seorang anak yatim piatu yang cerdas dan ceria. Namun, suatu hari ia tak sengaja menelan mutiara merah, sebuah harta dari energi Yang terdalam. Kejadian ini, lantas menuntun dirinya kepada seorang master iblis yang suram bernama Qi Xuao Xuan. Dalam dunia hantu dan setan, kepribadian antara Hu Zi (Jiang Long) dengan Qi Xuao Xuan (Zhang Linghe) adalah dua pemuda yang memiliki kepribadian yang berbeda. Mereka akhirnya terpaksa berpetualang bersama karena mutiara merah. Sedangkan Hu Zi dan Qi Xuao Xuan yang diawal hubungan saling membenci menjadi bersatu hingga bersinar satu sama lain. Terlebih setelah mereka melalui banyak ujian hidup dan mati, membuat keduanya tumbuh menjadi lebih kuat satu sama lainnya. Hingga suatu hari, Qi Xuao Xuan masuk penjara karena melindungi Hu Zi. Hu Zi beserta teman-temannya akhirnya mengikuti seleksi nasional untuk master iblis, yang pada akhirnya mereka justru mengungkap konspirasi besar yang merupakan sebuah kebenaran seputar perang iblis yang telah terjadi pada 500 tahun lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak Masalalu yang Terkubur
Pagi itu, sinar matahari perlahan menembus kabut tipis yang menggantung di hutan. Udara yang biasanya dingin terasa sedikit hangat, seolah-olah alam sedang mencoba menghapus jejak gelap dari pertempuran malam sebelumnya. Namun, suasana hati Hu Zi dan teman-temannya tetap suram.
Mereka duduk di tepi sungai kecil, membasuh luka-luka mereka. Shen Yue mengikat luka di lengannya dengan kain robek, sementara Yan Zhao memperbaiki pedangnya yang tergores parah.
“Kita tidak bisa terus seperti ini,” gumam Yan Zhao akhirnya, suaranya berat. “Setiap langkah kita menuju jawaban hanya membuat kita semakin dekat dengan kehancuran.”
Shen Yue mendengus pelan, tapi wajahnya tegas. “Kita tidak punya pilihan. Jika kita menyerah sekarang, semua pengorbanan ini akan sia-sia.”
Hu Zi hanya diam, menatap bayangannya sendiri di permukaan air. Wajahnya dipenuhi rasa lelah dan keraguan. Mutiara merah di dalam tubuhnya kini terasa seperti beban yang tidak pernah ia minta.
“Hu Zi,” panggil Qi Xuao Xuan, yang berdiri di dekat pohon besar sambil mengawasi sekitarnya. “Kita harus berbicara.”
Hu Zi menoleh, lalu mengikuti Qi Xuao Xuan ke tempat yang sedikit lebih jauh dari kelompok. Pria itu menatapnya dengan serius, dan untuk pertama kalinya, tidak ada sisa sarkasme dalam suaranya.
“Kau sudah tahu bahwa mutiara itu bukan hanya sekadar kekuatan, bukan?” Qi Xuao Xuan memulai.
Hu Zi mengangguk pelan. “Aku tahu. Tapi aku tidak pernah meminta ini. Kenapa harus aku?”
“Itu adalah pertanyaan yang tidak akan pernah mendapatkan jawaban,” kata Qi Xuao Xuan, nadanya dingin tetapi jujur. “Tetapi yang pasti, kekuatan ini memilihmu karena suatu alasan. Dan alasan itu, hanya kau yang bisa menemukannya.”
Hu Zi mengepalkan tinjunya. “Aku hanya ingin hidup normal. Kenapa semuanya berubah begitu cepat?”
Qi Xuao Xuan tidak langsung menjawab. Sebaliknya, ia menatap jauh ke arah hutan, matanya menyipit seperti sedang mengenang sesuatu.
“Setiap orang yang terikat pada mutiara merah ini tidak pernah memiliki kehidupan yang normal,” Qi Xuao Xuan berkata akhirnya. “Aku tahu karena aku pernah melihatnya sebelumnya.”
Hu Zi memandang Qi Xuao Xuan dengan rasa ingin tahu. “Apa maksudmu?”
Qi Xuao Xuan menghela napas panjang, lalu duduk di atas akar pohon besar. “Lima ratus tahun yang lalu, perang besar antara manusia, iblis, dan dewa menghancurkan dunia. Dan di tengah semua kekacauan itu, mutiara merah adalah salah satu penyebab utama.”
“Mutiara ini sudah ada selama itu?” Hu Zi bertanya, matanya membesar.
“Ya,” jawab Qi Xuao Xuan. “Mutiara ini adalah bagian dari energi Yang murni yang tercipta pada awal dunia. Energi ini sangat kuat sehingga menjadi incaran banyak pihak. Tapi energi sebesar itu juga membawa kehancuran.”
Hu Zi merasa tenggorokannya mengering. Ia tidak pernah menyadari betapa dalam sejarah mutiara itu.
“Dan sekarang, mutiara itu ada di dalam dirimu,” Qi Xuao Xuan melanjutkan. “Kau mungkin berpikir ini adalah kutukan, tapi ini juga tanggung jawab. Kau harus belajar mengendalikan kekuatannya sebelum kekuatan itu mengendalikanmu.”
Hu Zi ingin membantah, tetapi di dalam hatinya, ia tahu Qi Xuao Xuan benar.
Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan percakapan, Shen Yue memanggil dari kejauhan. “Cepat kemari! Kalian harus melihat ini!”
Mereka berdua segera kembali ke kelompok, di mana Yan Zhao dan Shen Yue berdiri di sekitar pria tua yang mereka selamatkan malam sebelumnya. Pria itu tampak lebih baik, meskipun wajahnya masih pucat. Ia menggenggam selembar peta kuno dengan tangan gemetar.
“Apa itu?” tanya Qi Xuao Xuan.
“Ini...” pria tua itu berbicara dengan suara serak. “Ini adalah petunjuk ke makam leluhur dewa. Jika kalian ingin tahu kebenaran tentang mutiara merah, ini adalah tempat yang harus kalian tuju.”
Hu Zi menatap peta itu dengan cemas. “Makam leluhur dewa? Bukankah itu hanya legenda?”
Pria tua itu menggeleng. “Tidak, itu nyata. Tapi tempat itu sangat berbahaya. Tidak semua orang bisa keluar hidup-hidup.”
Yan Zhao menatap peta itu dengan skeptis. “Bagaimana kita bisa yakin ini bukan jebakan?”
“Karena aku sendiri yang menemukannya,” pria tua itu menjawab. “Aku adalah penjaga terakhir dari rahasia ini. Tetapi sekarang, rahasia ini ada di tangan kalian.”
Qi Xuao Xuan mengambil peta itu dan mempelajarinya dengan seksama. Garis-garis peta itu menunjukkan rute yang berliku, melewati pegunungan tinggi, hutan lebat, dan akhirnya berhenti di sebuah titik yang dilingkari tinta merah.
“Kita harus pergi,” kata Qi Xuao Xuan. “Semakin lama kita menunggu, semakin banyak musuh yang akan datang.”
Shen Yue terlihat ragu. “Tapi kita bahkan tidak tahu apa yang akan kita hadapi di sana.”
“Itulah mengapa kita harus bersiap,” jawab Qi Xuao Xuan. “Ini mungkin satu-satunya kesempatan kita untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.”
Hu Zi mengangguk pelan. Meskipun rasa takut masih ada di hatinya, ia tahu ia tidak bisa mundur sekarang.
Dengan peta di tangan mereka, kelompok itu memulai perjalanan baru yang penuh bahaya dan misteri. Namun, jauh di lubuk hati Hu Zi, ia merasa bahwa ini bukan hanya tentang mutiara merah. Ini tentang memahami siapa dirinya sebenarnya dan peran apa yang harus ia mainkan di dunia yang penuh dengan bayangan dan cahaya.
Ketika mereka berjalan menjauh dari sungai, suara-suara hutan kembali hidup, seolah-olah memberi isyarat bahwa sesuatu yang besar sedang menunggu mereka di ujung perjalanan ini.