Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Arti Mimpi
Dika tertawa sendiri kalau mengingat semua keusilannya hingga dia berpikir akan hobby yang cocok buat dirinya adalah Usil tapi tiba-tiba terdengar suara mamanya Dika menasehati anaknya
"Usil itu bukan hobby anakku sayang"
Dika terkejut kalau tiba-tiba mamanya ternyata duduk di ruang keluarga sedangkan dia merasa tidak melihat siapapun
"Hei mama, kapan mama bisa ada di sini?"
"Itu karena Kamu masuk ke rumah bukan mengucapkan salam tapi malah bicara sendiri untuk menjadikan usil sebagai hobby, na yang itu mama larang untuk di jadikan hobby"
"Iya ma, jadi tidak boleh ya ma tapi ma"
"Tapi apa nak?"
"Bukankah Dika hanya bicara dalam hati namun kenapa mama mengetahui apa yang Dika sampaikan"
"Karena kamu tidak sadar kalau sudah bicara sendiri"
"Apa iya ya ma?"
Dika menggaruk-garuk kepala seperti tidak terima tapi kenyataan mamanya tahu yang dia katakan karena tidak mungkin orang mengetahui apa yang dia katakan dalam hati dan pikirannya jadi Dika hanya bisa menurut apa kata mamanya dan tidak berani menyangganya hingga dia harus mendengarkan kata-kata mamanya saat ini
"Iya nak jadi saran mama carilah hobby yang bermanfaat seperti melukis, membuat kerajinan tangan, bermain bola ataupun apapun asal jangan merugikan atau menyakiti orang lain
"Iya ma, akan Dika ingat ma, Dika ke kamar ya ma untuk sholat magrib ya"
"Iya nak"
Dika langsung ke kamarnya yang ada di lantai 2 untuk ganti baju dan sholat Magrib serta menjalankan aktivitas sebagaimana biasanya hingga akhirnya Dika tertidur dan tidak terasa dia bermimpi sebagaimana awal dia jadi usil yang dikejar banyak orang terutama para gadis cantik hingga dia terbangun kembali
"Kenapa aku mimpi seperti ini lagi?, tapi kali ini aku melihat wajah gadis yang mirip dengan diriku. Apa aku punya kembaran?, baiknya nanti ku tanyakan sama mama"
Dika terdiam dan mencoba mengartikan mimpinya hingga dia kembali tertidur dan tidak terasa masuk waktu subuh yang membagunkan Dika dari tidurnya.
"Sudah waktunya sholat subuh"
Dika bangun pagi seperti biasa, melaksanakan aktifitas mandi dan sholat Subuh sebagaimana biasanya namun kali ini setelah Sholat, Dika coba membangun kan Putri untuk olahraga pagi, mumpung hari ini adalah hari minggu hingga dia bisa jalan sama dengan pujaan hatinya lebih lama dari yang kemarin hingga Dika senyum-senyum sendiri hingga rasa kangen yang begitu melanda membuat dia ingin segera melihat wajah gadis pujaan hatinya itu
"Putri"
Dika segera menghubungi nomor Putri yang sudah dia terima tapi tidak ada jawaban hingga beberapa kali dia menghubungi sampai dia mengambil kesimpulan sendiri
"Apa nomor yang dikasih salah ya? tapi.kemarin Putri misscall aku pakai nomor ini dan ini nomor handphonenya tidak salah?"
Dika jadi berpikir sendiri hingga dia memutuskan untuk membuka jendela kamarnya siapa tahu dia bisa melihat Putri melakukan hal yang sama dengan dirinya tapi ternyata hal itu tidak terjadi hingga Dika ingin memanggilnya tapi dia berpikir dua kali karena pastinya akan dianggap orang Lebay atau berlebihan tapi tiba-tiba jendela kamar Putri terbuka membuat jantung Dika berdebar-debar hingga terlihat wajah seorang gadis cantik yang jadi pujaan hati Dika
"Wow cantiknya Bidadari hatiku ini, handai dia bisa benar-benar jadi milik hatiku yang akan ku jadikan pendamping hidupku selamanya"
Dika menatap terus dan tiba-tiba merasakan Putri adalah gadis yang ada dalam mimpinya karena dia mulai merasakan satu persatu gadis yang ada dalan mimpinya
"Apakah Putri akan pendamping hidupku?"
Dika terus menatap putri dengan segala arti mimpinya hingga dia terus keindahan di depan matanya tanpa berkedip seolah-olah dia sudah bersamanya tampa perantara lagi dan segera mau memanggilnya tapi gadis itu sudah duluan memanggil namanya
"Dikaaa"
Dika langsung tersenyum dengan wajah cerianya ketika Putri duluan memanggil dirinya sedangkan perasaan galaunya sebelumnya karena tidak bisa menghubungi Putri jadi sirna berganti rasa gembira karena sudah berjumpa dengan pujaan hatinya, yang saat ini sudah ada di depan matanya walaupun tidak sedekat berhadapan tapi sudah membuat bunga-bunga di hati Dika sudah berkembang hingga dia juga langsung menyebut nama gadis itu
"Putri!
"Iya Dika"
"Kita jalan yuk"
"Tidak bisa hari ini karena sudah janji sama mama mau kerumah keluarga"
Dika langsung terdiam karena apa yang dibayangkan bisa bersama Putri hari ini jadi Sirna namun dia tidak ingin menunjukan rasa kecewa karena tidak bersama hari ini
"Oh iya tidak apa-apa"
"Tidak marahkan"
Dika tersenyum dan menggelengkan kepalanya walaupun dia menutupi perasaan kecewa hatinya karena tidak bisa bersama hingga dia mengganti topik cerita
"Tadi aku telepon tapi kenapa tidak diangkat"
"Handphonenya lagi di charger jadi tidak tahu kalau Dika menelepon tapi nanti ku telpon ya, bentar ya"
"Ya sudah tidak apa-apa"
"Bentar aku ambil handphone ku, aku akan telepon duluan"
Kelihatan Putri mengambil handphonenya yang dichargernya dan mengaktifkannya hingga terdengar deringan panggilan ke Handphonenya Dika yang langsung diangkat sama Dika
"Halo Putri"
"Sudah Putri tepati ya kalau Putri yang menelepon Dika duluan"
"Iya cantik, kamu memang gadis yang terbaik buat diriku"
"Terimakasih ya tampan, kamu juga jadi laki-laki yang terbaik buat ku Dika, aku sebenarnya ingin bisa bersama mu hari ini tapi aku tidak bisa menolak mama papaku"
"Ada urusan apa?"
"Mungkin acara keluarga hingga kami semua harus hadir dan sekarang saya diminta mama untuk membantu mama menyiapkan semua yang mau kami bawa dalam pertemuan itu"
"Begitu ya, kita memang harus jadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua kita"
"Iya Dik, aku minta izin untuk tutup telepon ya karena mama memanggil ku untuk membantunya"
"Iya Putri silahkan jangan sampai mama Putri marah"
"Makasih ya pangeran hatiku"
"Iya Bidadari hatiku"
Putri sepertinya sudah menutup pembicaraannya dan melambaikan tangan kepada Dika yang membalas lambaian tangannya hingga Putri sudah keluar dari kamarnya untuk memenuhi panggilan mamanya sedangkan Dika hanya tersenyum mengingat cintanya pada Putri yang tidak bisa dia bohongi kalau dia begitu menyayanginya hingga begitu banyak teman kelasnya yang cantik-cantik dan bisa jadi sama cantiknya dengan Putri bahkan lebih cantik dari Putri tapi belum ada yang bisa membuatnya hatinya bergetar kecuali Putri
"Putri"
Dika menatap photo dia dan Putri ketika bersama di taman
"Aku selalu bergetar bila melihatmu walaupun aku suka usil sama kamu tapi kamu juga orang yang bisa usilin diriku"
Dika tertawa ketika mengingat semuanya tapi tiba-tiba dia teringat mimpinya
"Tapi kenapa dalam mimpiku dia menjauhi diriku. Jangan kau jauh dariku Putri karena kamu cinta pertamaku Putri"
.