Sebuah kesalahan di satu malam membuat Ocean tidak sengaja menghamili sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Cean menjadi labil dan berusaha menolak takdirnya yang akan menjadi Ayah di usia yang masih sangat muda.
"Aku hamil, Ce." (Nadlyn)
"Perjalanan kita masih panjang, Nad. Kita baru saja akan mengejar impian kita masing masing, aku harus ke London mengejar studyku disana." (Ocean)
"Lalu aku?" (Nadlyn)
Cean menatap dalam mata Nadlyn, "Gugurkan kandunganmu, Nad."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Lima bulan sudah Cean berada di London. Upaya Cean untuk menjauh dan menghindar dari masalahnya bersama Nadlyn ternyata malah membuat Cean semakin frustasi.
Alih alih ingin melupakan tanggung jawabnya, malah membuat Cean semakin terpuruk karena mengingat kesalahannya pada Nadlyn.
Cean bahkan menutup diri untuk tidak berkomunikasi dengan Nadlyn. Cean pun selalu mengalihkan pembicaraan atau menghindar jika kedua orang tuanya mulai mengabari dirinya soal Nadlyn.
Cean seperti frustasi dan melampiaskannya dengan minum hingga mabuk, bahkan Cean mulai bermain main dengan banyak wanita. Kehidupan bebas di luar negri dan jauh dari keluarga membuat Cean menjadi tidak terkendali.
Kini Cean tengah berada di sebuah club malam, di sisi kirinya terdapat wanita yang menemaninya meski hanya untuk menuangkan minuman untuk Cean. Cean teringat saat terakhir kali bertemu dengan Nadlyn, Cean memeluk Nadlyn dan menempelkan keningnya di perut Nadlyn.
"Aku tidak siap jadi seorang Daddy." Racau Cean yang sudah sedikit mabuk.
"Nadlyn, kenapa kau tidak menggugurkannya saja? Kenapa aku harus menikahimu?" Racaunya lagi. "Aku tidak ingin terjebak dengan anakmu itu, Nad." Racau Cean semakin terus tak terkendali.
**
Pagi hari Cean terbangun, ia mendapati dirinya tengah satu ranjang bersama seorang wanita di kamar hotel, meski tidak melakukan hal apapun, karena pakaian mereka masih sangat lengkap dan Cean seperti tidak mampu lagi menyalurkan hasratnya pada wanita lain setelah kejadian malam itu.
Cean memijat pangkal hidungnya, ia merasakan pusing. Dilihatnya waktu sudah menunjukan pukul delapan dan jam sebelas nanti Cean akan ada kuliah.
Cean terbangun untuk menuju kamar mandi, setelah membersihkan tubuh dan memakai pakaian yang semalamnya lagi, Cean membuka dompet dan mengeluarkan beberapa lembar pound sterling pada wanita yang sudah menemaninya semalaman di club hingga ke hotel.
Cean kembali ke apartemennya, ia kembali membersihkan diri dan berendam di dalam bathtub berisikan air hangat. Cean memejamkan matanya, menikmati air hangat yang tengah merendam tubuhnya.
Hoekk.. Hoekk..
Suara Nadlyn sedang muntah terngiang begitu saja dalam ingatan Cean. Hampir setiap pagi Cean seolah berhalusinasi mendengar suara Nadlyn yang tengah bersusah payah memuntahkan isi perutnya karena efek kehamilan di trimeseter awalnya.
Bahkan setiap malam, Cean selalu terbangun seolah mendengar suara pintu yang terbuka, percis di jam saat Nadlyn keluar dari kamar untuk mencari makanan manis di lemari pendingin.
"Nadlyn.. Aku sejauh ini menghindarimu. Tapi mengapa aku merasa kamu sangat dekat denganku, Nad." Gumam Cean sedikit frustasi.
Cean segera menuntaskan mandinya dan bersiap berangkat ke kampus. Meski kehidupannya tidak terkendali seperti mabuk dan bermain wanita, namun Cean tetap tanggung jawab dengan pendidikannya. dan di saat Cean jenuh dengan aktifitasnya, ia juga melampiaskannya di pusat kebugaran untuk berolahraga.
Regan tengah berada di London untuk memenuhi undangan seminar di salah satu rumah sakit di negara itu. Ia memutuskan untuk menginap di apartemen yang Cean tempati karena apartemen itu cukup besar dan memiliki tiga kamar tidur.
Regan masuk karena mengetahui passcode nya dari Pras, apartemen itu tampak sepi karena Cean masih berada di kampusnya.
"Anak itu tidak terarah sama sekali." Gumam Regan saat mendapati botol minuman keras di meja bar dapur apartemen Cean.
"Nanda terlalu memanjakan Cean hingga Cean selalu bersikap semaunya." Gumamnya lagi sambil membersihkan apartemen Cean.
Regan menyukai kebersihan, dan ia tidak suka saat melihat apartemen Cean yang berantakan.
"Jika aku jadi Mas Pras, aku tidak akan menyetujui Cean pergi ke sini bagai seorang pecundang." Umpatnya karena kesal pada keponakannya itu.
Hingga mata Regan tertuju pada meja kecil di pinggir sofa yang lacinya sedikit terbuka, ia melihat beberapa bungkus alat pengaman kont*rasep*si disana.
"Ceaaannnn." Geram Regan lalu mengusap wajahnya kasar.
"Bagaimana bisa anak itu meninggalkan istrinya dan memilih bermain wanita disini." Regan semakin geram pada Cean.
Hingga melewati tengah malam, Cean belum juga kembali. Cean tidak mengetahui jika Regan tengah berada di negara ini karena Regan memang tidak memberitahunya.
Blipp,
Pintu apartemen terbuka, terlihat Cean yang masuk dengan dipapah oleh seorang wanita berambut pirang dan seksi.
"Ceaaann!!" Teriak Regan.
Cean yang sudah mabuk melihat ke arah Regan. "Hai Uncle Re, sedang apa kau disini?" Ucapnya meracau.
"Cean, kau gila!!" Sentak Regan.
"Uncle, aku tidak gila. Aku hanya sedikit mabuk." Racaunya lagi.
Regan menatap wanita yang bersama Cean, "Hei you, get out!!" Ucapnya sinis.
"No, Uncle. Jangan usir wanitaku."
"Cean!!" Regan menarik kerah baju Cean dan mendorongnya ke atas sofa hingga Cean terduduk.
Kemudian Regan menarik lengan wanita itu dengan paksa dan melemparnya keluar pintu apartemen, lalu menutup pintunya kembali dengan keras.
Regan kembali menghampiri Cean yang sudah tertidur. "Gila kau Cean, kau sia siakan istri dan calon anakmu, lalu kau bersenang senang dengan wanita lain di hidupmu." Umpat Regan dengan kencang meski Cean mungkin tidak mendengarnya.
Regan membiarkan keponakannya itu tertidur di sofa, ia terlalu kesal pada Cean untuk membantunya membersihkan diri bahkan membawanya kekamar. Regan memilih membiarkannya saja dan tidak memperdulikan Cean.
Pagi hari menjelang.
Byurr,
Cean terkesiap saat merasa seseorang menyiram wajahnya dengan air.
"Sudah puas tidurmu?" Suara seseorang semakin membuat Cean terkesiap.
Salah satu pria yang Cean segani selain Daddynya, yaitu Regan.
"Uncle."
"Ya, kenapa? Kau terkejut melihat Uncle berada disini?" Tanyanya sinis.
Cean hanya diam sambil mengusap wajahnya yang basah.
"Bagus sekali kelakuanmu, kau meninggalkan istri dan calon anakmu sendiri dan bersenang senang dengan wanita lain disini."
Cean hanya menunduk.
"Inikah yang kau sebut menyiapkan diri sebelum kembali pulang dan berkumpul bersama istri dan anakmu nanti?" Tanya Regan kembali.
Regan menghela nafas sejenak, ia sungguh sangat kecewa pada Cean.
"Kau tau, Cean?" Regan menjeda kalimatnya sejenak. "Nadlyn disana bersusah payah mengandung anakmu."
"Kau bahkan tidak tau, lima bulan yang di jalani oleh Nadlyn begitu berat." Imbuhnya lagi.
Cean berdiri dari duduknya, "Aku juga berat Uncle, kenapa semua membela Nadlyn tapi tidak ada satupun yang mengerti aku jika aku tidak siap menjadi seorang Daddy di usiaku yang bahkan belum genap dua puluh tahun." Balas Cean dengam berapi api.
Regan menggeleng gelengkan kepalanya. Ia sungguh geram pada keponakannya yang menurutnya sangat bodoh ini.
"Nadlyn hampir kehilangan bayinya." Ucap Regan pada akhirnya dan seketika membuat Cean membeku. "Kau tidak tau?" Tebaknya. "Sudah Uncle duga."
"Apa maksud Uncle, apa Nadlyn berusaha menggugurkannya?" Tanya Cean dengan penasaran.
Regan menatap sinis Cean. "Kau berharap seperti itu, Cean? Apa itu yang kau harapkan?" Tanya Regan menyelidik. "Sayangnya hati Nadlyn tidak sebedjat kau!!"
Cean kembali terdiam, ia samgat bodoh hingga menyimpulkan hal keji yang tidak mungkin akan Nadlyn lakukan.
"Selepas kepergianmu, Nadlyn mengalami depresi, dia stuck dan tidak punya tujuan hidup. Nadlyn pendarahan dan beruntung Daddymu berhasil menyelematkan anakmu yang tengah di kandung Nadlyn. Selama tiga bulan Nadlyn rutin berkonsultasi dengan psikiaternya hingga sekarang mentalnya pulih dan bisa melanjutkan kehidupannya."
Kata kata Regan membuat Cean menjadi bingung, batinnya seolah perang bersama pikirannya.
"Kau bukan hanya merusak masa depan Nadlyn, kau juga berhasil membunuh mental Nadlyn, Cean!!"
Deggg..
Jantung Cean seolah berdegup dengan kencang, perang batin tengah merajai pikiran Cean.
Brakk..
Hingga Cean tersadar jika Regan sudah keluar dari apartemennya dengan membanting pintu dengan keras, membuat lamunan Cean buyar seketika.
"Nadlyn...." Ucapnya begitu saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
jadi ceritanya aku lagi cosplay jadi sekre nya cean nih🤣
nadlin pun sama korban,pdahal andai dia menolak malam itu?krna cean sempat bertanya ..!!
tidak ada yg salah diantara mereka..