kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33.Mencari tempat tinggal
"Oh iya, Dik. Kalau kamu punya ide biar dapat uang lagi, nggak usah ragu buat ngomong. Oke?" lanjut pak Joko dengan senyuman tipis diwajahnya. Berusaha sedikit menghibur Andika.
Sekalipun dirinya sendiri saat ini dalam kondisi yang terpuruk dan masih banyak hutang akibat penipuan dan pencurian yang dialaminya sebelumnya. Namun tetap saja, ia bisa menjaga senyum tipis di wajahnya.
Ia tetap saja masih bisa bersikap tegar dan berkepala dingin dalam situasi seperti ini.
Sedikit demi sedikit, kini Andika mencoba memposisikan dirinya sendiri jika ia berada di posisi pak Joko. Dengan hutang yang sebanyak itu, pegawai yang pernah mengkhianatinya, juga dengan berbagai masalah yang lainnya.
"Jika aku harus berada dalam posisinya saat ini pada suatu saat nanti?...... Apa aku akan sanggup bersikap seperti pak Joko." pikir Andika di dalam hatinya.
Tak perduli bagaimana pun ia memikirkannya, Andika hanya bisa melihat dari akhir dirinya sendiri. Entah jatuh karena depresi, kehilangan harapan hidup, atau mungkin saja.........
Berniat mengakhiri nyawanya sendiri.
Tiba-tiba pak Joko berdiri, terlihat akan berjalan meninggalkan ruang kerjanya. Namun sebelum ia melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan kerjanya, ia nampak menepuk pundak Andika beberapa kali.
"Dik, jangan terlalu dipikirkan dengan berat. Bagiku , kamu itu sudah lebih dari sekedar pegawai. Kamu itu sudah mirip dengan aset berharga yang aku miliki dan layak untuk aku jaga serta pertahankan." ucapnya sebelum melangkah meninggalkan Andika.
"Eh.....?" Andika hanya bisa terdiam kaget mendengar apa yang diucapkan pak Joko barusan.
"Bakat mu, kecerdasan mu, kepalamu itu lho Dik. Sangat susah mencarinya. Dan yang paling susah adalah, kejujuranmu itu, Dik." lanjut pak Joko dengan senyum yang lebar diwajahnya menatap Andika.
Melihat sosok pak Joko, Andika merasa memiliki "Ayah" kedua. Yang akan membimbingnya dalam kehidupan nyata yang keras dan dingin, yang terkadang juga tak memiliki rasa belas kasihan kepada siapapun.
"Semuanya, biar aku yang urus sisanya, Dik. Lebih baik kamu tetap fokus belajar saja, kemudian baru kerja rawat komputer biar pelanggan semakin puas bermain disini. Kamu masih terlalu muda buat mikir yang berat-berat, Dik. Dan belum saat nya kamu memikul berat beban seperti ini."lanjut pak Joko.
Kalimat terakhir pak Joko itu, sekaligus menjadi sebuah pukulan ringan bagi Andika yang membuatnya tersadar.
Bahwa dirinya, masih belum dewasa sama sekali. Hanyalah seorang bocah yang hanya tau "sedikit bagian mani**s "dari dunia ini. Yang selalu hidup dalam kenyamanan dan perlindungan kedua orang tuanya.
Sama seperti perkataan Ana yang tak pernah bisa membuatnya marah. Tak peduli seberapa banyak buku yang telah ia baca dan ia pelajari, tak ada satu pun dari buku itu yang mengajarkan cara untuk tetap tegar dalam menghadapi "bagian pahit " dari dunia ini.
Sebuah bagian yang terkadang mendorong seseorang untuk memilih pilihan terburuk yang bisa dibayangkan.
"Aku......... "
Selang beberapa hari kemudian........
Pada hari minggu, Andika dia ajak pak Joko ke salah satu kompleks apartemen di pinggiran kota Bandung ini.
Jaraknya hanya sekitar 20 menit saja dari kampus Andika, dan sekitar 30 menit dari tempat Andika bekerja, jika ditempuh menggunakan sepeda motor.
Sebuah bangunan gedung yang bisa dibilang cukup tinggi dengan total 6 lantai itu, terlihat berdiri dengan megahnya di hadapan Andika dan juga pak Joko.
Keduanya di sabut dengan taman yang indah dan cukup luas di area ini. Dan juga ada beberapa bangunan minimarket kecil di sekitar area ini.
"Pak Joko serius? Tapi ini kayaknya..... "ucap Andika yang nampak tak percaya pak Joko membawanya kemari.
" Mahal? Haha.... Santai saja Dik. Yang punya bangunan ini adalah teman lamaku. Aku udah bilang dengannya. Santai saja. Yang penting kamu fokus belajar sama cari cara buat menghasilkan uang lebih banyak lagi. Oke?"ucap pak Joko memotong omongan Andika, seakan mengetahui tentang apa yang akan Andika ucapkan.
Keduanya kemudian memasuki lantai pertama, dimana mereka disambut oleh petugas keamanan yang sedang berjaga di lantai pertama itu.
Mereka disambut petugas keamanan itu dengan sangat ramah. Sebelum mereka akhirnya bertemu dengan "kawan lama" dari pak Joko.
"Gus? Apa kabar?" teriak pak Joko dengan keras sebelum akhirnya merangkul seorang pria yang masih seumurannya itu. Ia nampak mengenakan sebuah jas hitam disertai dengan dasi yang terlihat rapi dan gagah dari penampilannya itu.
"Jelek, entah gara-gara siapa yang mau ngutang di properti ku." balas pria itu sedikit membenarkan jas hitamnya. Memberikan tatapan sinis kepada pak Joko.
"Haha.... Lagian Apartemen kamu juga belum penuh kan? Nggak masalah berarti?"ucap pak Joko.
Andika hanya bisa berdiri terdiam di balik kedua orang itu. Sambil memperhatikan interaksi antara dua pria dewasa yang kini dihadapannya.
Tak lama kemudian, kawan Joko nampak melihat ke arah Andika.
"Hm..... Jadi itu teman mu. Masih anak-anak gitu?"tanya Agus dengan wajah sedikit menganggap Andika remeh.
" Iya. Andika namanya. Terserah kamu percaya atau enggak, dia itu pinter banget lho!!"balas Joko yang terlihat begitu bangga akan sosok Andika. Meskipun baru mengenalnya kisaran satu bulan lamanya.
Dengan cepat, Andika langsung membungkukkan badannya. Memberikan hormat kepada kawan lama pak Joko.
"Agus." ucap pria itu singkat, memberitahukan namanya sambil mengulurkan tangan kanannya.
"An... Andika." balas Andika sedikit gugup.
Kata Joko kamu pintar dalam hal komputer kan? Ikut aku?"balas Agus dengan nada yang datar dan tatapan mata yang sangat tajam kepada Andika.
Andika kemudian hanya bisa berjalan mengikutinya. Bersama dengan pak Joko di sebelahnya yang sibuk memperhatikan kondisi di sekelilingnya.
Tak lama kemudian mereka tiba di ruang staff keamanan yang berada di samping lantai satu ini.
"Aku ingin meningkatkan keamanan di apartemen ini, tanpa harus mengeluarkan banyak biaya tambahan." ucap Agus dengan tatapan yang dingin kepada Andika.
Agus nampak mengetikkan sesuatu pada komputer itu. Lalu membuka sistem keamanan khusus yang ada. Memperlihatkan basis kode yang ada di dalam sistemnya.
"Untuk saat ini, sistem keamanan masih menggunakan yang lama. Karena sistem ini masih dalam pengembangan dan masih memiliki banyak bug dalam kodenya. Sekarang... Aku mau lihat kamu mencobanya, sekaligus melihat sejauh mana 'kepintaran' mu yang disebutkan oleh Joko."ucap Agus sambil berdiri mempersilahkan Andika untuk duduk dan membenahi progam yang baru saja dilihatnya itu.
"Eh? Sekarang?" Andika sedikit kaget.
"Kapan lagi?" balas Agus singkat, masih dengan suara yang datar dan tatapan yang tajam di kedua matanya.
Lagi-lagi tubuh Andika gemetar ketakutan. Melihat sosok dengan status tinggi sedang berada di hadapannya, mengujinya secara langsung.
.......
Bersambung......
DinDut Itu Pacarku ngasih Iklan