Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~12
"Ira, apa kamu tidak bisa berhati-hati? itu sendok mahal bagaimana jika rusak ?" sungut nyonya Ranti saat Kirana menjatuhkan sendok yang hendak di berikan padanya.
"Maaf nyonya saya tidak sengaja." ucap Kirana lantas segera memungut sendok tersebut.
"Maaf-maaf, kamu pikir maaf bisa mengembalikan keadaan sendok seperti semula ?" balas nyonya Ranti yang sepertinya belum terima barang miliknya di rusak oleh pembantunya tersebut.
Kirana yang masih membungkuk mengambil sendok di lantai nampak memperhatikan benda di tangannya tersebut yang sedikit pun tak tergores, mantan ibu mertuanya itu memang suka melebih-lebihkan sesuatu. Untung ia sudah terbiasa menghadapi perangai wanita itu karena 3 tahun pernah menjadi menantunya bukanlah waktu yang sebentar untuknya.
Mental Kirana yang sudah terlatih sejak di panti tak membuatunya terbawa perasaan oleh perkataan wanita itu, asalkan bukan suaminya yang melakukannya.
Namun ketika suaminya mengusirnya beberapa tahun silam itu yang membuat pertahanannya hancur, karena sebelumnya pria itu yang selalu pasang badan untuknya ketika ibunya memusuhinya.
"Sudahlah Ma, sendok saja di permasalahkan." tegur pak Adiguna kemudian.
"Biar tidak kebiasaan, Pa." balas nyonya Ranti tak mau kalah.
Sementara Kendra sepertinya tak berminat menanggapi, pria itu terlihat menikmati sarapannya dan segelas kopi di hadapannya tersebut.
"Jadi berapa tamu yang rencananya ingin kamu undang, Ken ?" tanya nyonya Ranti kembali pada topik pembicaraan sebelumnya.
"Terserah Mama saja." sahut Kendra dengan suara dinginnya.
"Mama berencana mengundang semua kenalan Mama, karena mama ingin membanggakan calon menantu Mama pada mereka. Dulu Mama benar-benar malu karena kamu menikah dengan wanita mur...." ucapan nyonya Ranti langsung terjeda saat Kendra memotongnya.
"Mama bisa tidak, untuk tidak membahasnya lagi." ucap pria itu lagi seraya melirik ke arah sang putra yang nampak makan dalam diam.
"Baiklah, memang sebaiknya kita tidak perlu mengingatnya lagi untuk selamanya." sinis nyonya Ranti.
Kirana yang sedari tadi mendengar ucapan mereka segera berlalu kembali ke belakang. "Saya permisi dahulu." ucapnya lantas segera berlalu dari sana dan itu tak luput dari pengawasan Kendra.
Bisa-bisanya semalam ia menganggap pembantunya itu adalah sang istri, apa ia sudah gila?
Kendra nampak menghela napasnya sedikit kasar kemudian pria itu beranjak bangun. "Aku ada meeting pagi ini." ucapnya.
Siang harinya Keanu yang baru pulang dari sekolah nampak duduk termenung menatap Kirana yang sedang sibuk mengambil pakaian kering.
"Loh Den Keanu kok di sini? bagaimana jika nanti Oma melihat pasti akan marah." Kirana nampak terkejut saat melihat keberadaan putranya itu yang sepertinya sedang menunggunya.
"Oma sedang pergi." sahut Keanu tak bersemangat.
"Apa Den Keanu lapar ?" tanya Kirana kemudian.
Keanu langsung menggelengkan kepalanya. "Keanu sedang marah sama Oma." sahut Keanu dengan wajah kesalnya.
"Memang Oma kenapa ?" Kirana jadi penasaran apa yang sedang di rasakan oleh putranya itu.
"Keanu lebih suka panggil ayah tapi Oma marah dan suruh panggil Papa." terang Keanu dan itu membuat Kirana langsung mengulas senyumnya.
"Panggil ayah atau Papa itu sama saja sayang dan saran tante ikuti kata Oma biar beliau tidak marah lagi. Lagipula panggilan Papa juga tidak terlalu buruk, karena menyenangkan hati orang tua itu juga akan mendapatkan pahala bukan ?" terang Kirana dengan lembut dan Keanu nampak mendengarnya dengan seksama, kemudian bocah lelaki itu langsung mengangguk kecil.
"Baiklah." sahutnya patuh, namun wajahnya tetap murung seperti sebelumnya.
"Kok sedih lagi ?" tanya Kirana lagi.
"Keanu tidak suka punya nama seperti tante Lexa." terang bocah itu.
"Memang Papa mau menikah dengan tante Lexa ?" pancing Kirana ingin tahu sejauh mana putranya itu mengetahui hubungan sang ayah dengan kekasihnya itu.
"Kata Oma, Papa akan bertunangan dengan tante Lexa. Memang bertungan itu apa tante ?" tanya Keanu dengan wajah polosnya.
"Bertunangan itu acara yang menandakan keseriusan sebuah hubungan." sahut Kirana yang nampak bingung juga harus bagaimana menjelaskannya, karena putranya itu sangat kritis dalam menanggapi sesuatu.
"Jadi bertunangan itu menikah ?" tanya Keanu lagi.
"Tidak sayang, itu hanya acara sebelum menikah." sahut Kirana.
"Kenapa tidak tante saja yang menikah dengan Papa ?" ucap Keanu tiba-tiba dan tentu saja itu membuat Kirana langsung melotot menatapnya, bukan karena ia senang mendengarnya tapi saat ini ia sedang berperan jadi wanita lain.
"Kenapa harus tante yang menikah dengan Papa ?" tanyanya ingin tahu.
"Karena Keanu lebih suka tante daripada tante Lexa." sahut Keanu jujur.
"Kenapa Keanu tidak menyuruh Papa untuk menikah dengan ibu kandung Keanu saja." pancing Kirana lagi, jujur ia sedikit kecewa saat putranya itu tidak meminta ayahnya untuk menikah dengannya selaku ibu kandungnya.
"Kata Oma, Ibu jahat tapi Keanu tidak percaya. Kalau Papa tidak ingin mencari ibu, nanti Keanu sendiri yang akan mencari ibu saat besar nanti." terang Keanu dan itu membuat Kirana nampak berkaca-kaca, betapa sayangnya putranya itu padanya.
Lantas wanita itu segera membawa bocah lelaki itu ke dalam pelukannya. "Ibu juga rindu padamu, Nak." lirihnya tak tahan untuk mengutarakan isi hatinya.
"Ibu ?" Keanu nampak bingung lalu menjauhkan tubuhnya.
"Ibu ?" ulangnya tak mengerti apa yang di maksud oleh wanita di hadapannya itu.
"Tante mau cerita sesuatu ayo ikut tante." Kirana langsung membawa putranya itu ke dalam kamarnya lalu mengunci pintunya dari dalam.
Mungkin ini sudah saatnya putranya itu tahu siapa dirinya, ia yakin putranya akan mengerti dengan keadaannya saat ini.
"Tente mau bicara apa? kenapa pintunya di kunci ?" tanya Keanu tak mengerti.
Kirana langsung duduk berjongkok dengan satu kakinya menyamakan tingginya dengan tinggi putranya tersebut.
"Sayang, bagaimana jika tante adalah ibu kandungmu ?" ucapnya dengan lembut.
Keanu nampak menatapnya tak percaya. "Tapi ibu Keanu tidak hitam, Keanu pernah melihat fotonya ibu Keanu sangat cantik tapi Oma mengambil foto ibu lalu membuangnya." ucapnya sambil berkaca-kaca.
"Tapi ini ibu, Nak." Kirana langsung mengambil sebuah kapas kemudian menuangkan beberapa tetes pembersih wajah lalu ia gunakan untuk membersihkan wajahnya yang hitam itu hingga menampakkan wajah aslinya dan tentu saja itu membuat Keanu langsung tercengang.
"Ibu ?" ucapnya tak percaya namun juga senang, kemudian langsung di peluknya wanita itu.
"Ibu, ibu jangan pergi lagi." ucapnya kemudian.
"Tentu saja nak, ibu akan selalu di sampingmu. Maafkan ibu yang harus berpura-pura menjadi orang lain agar tidak di ketahui oleh oma dan juga papamu." terang Kirana sembari mengeratkan pelukannya.
"Keanu akan melindungi ibu." ucap Keanu kemudian.
"Ibu tidak mau Keanu kena marah jadi untuk sementara waktu Keanu mau kan menjaga rahasia ini ?" mohon Kirana, ia yakin putranya itu pasti mau bekerja sama dengannya.
"Tentu saja akan jadi rahasia kita." sahut Keanu lantas mereka kembali berpelukan dan bersamaan itu terdengar teriakan dari luar.
"Den Keanu." teriak Santi dengan nyaring.
"Mbak Ira, buka pintunya !!" teriaknya lagi dan itu membuat Kirana maupun Keanu seketika panik.
makasih nofel nya bagus