Karena menghindari perjodohan yang dilakukan orang tuanya, Khavi Zean Rakhayasha terpaksa harus kabur dari rumah dan mengganti identitasnya.
Namun di tengah pelarian nya, Khavi harus terjebak menjadi bodyguard seorang Nona muda arogan bernama Shena Athalia Sarfaraz.
Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya. Namun, ada satu fakta yang menjadi penghalang cinta keduanya. Mereka sama-sama telah dijodohkan oleh orang tuanya masing-masing.
Akankah cinta mereka bersatu?
Atau justru harus gagal sebelum berkembang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fikiran Kotor Nona Muda
"Ini yang anda minta." Seseorang menyerahkan map coklat berisi beberapa dokumen.
Khavi menerima map tersebut kemudian memeriksanya. Pria tampan itu menganggukkan kepalanya setelah dirasa yang dia minta sesuai dengan keinginan nya. "Terimakasih."
Khavi meminta seseorang untuk membuatkan identitas baru untuk nya. Pria tampan itu benar-benar pergi mencari peri cantik nya. Namun sebelum itu, Khavi terpaksa menyamar dan mengubah identitas nya, untuk menghindari Daddy nya yang pasti tidak tinggal diam.
"Aku harus kemana sekarang?" Pemuda tampan itu bergumam sambil melangkahkan kaki nya. "Aku harus mencari kontrakan terlebih dulu."
Karena menghemat uang, Khavi berjalan sambil mencari tempat tinggal yang cocok untuk dia tempati selama kabur dari rumah. Karena hanya membawa uang pas-pasan, pria tampan itu pun mencari tempat tinggal yang sekiranya dia mampu untuk membayar uang sewanya, sebelum dia bekerja.
Setelah berjalan cukup lama, tanpa sadar Khavi sudah berjalan sampai di depan sebuah rumah sakit. Pria tampan itu teringat dengan seseorang yang pernah dia tolong dan di bawa ke rumah sakit itu.
"Apa dia baik-baik saja? Kenapa aku tiba-tiba mengkhawatirkan Princess jutek itu?" Khavi menggeleng kan kepalanya. Namun langkah nya tetap memasuki kawasan rumah sakit tersebut.
Sampai di depan meja resepsionis, Khavi pun menanyakan kamar pasien yang dia ketahui bernama Princess. Namun resepsionis tersebut bingung dan menjawab tidak pernah ada pasien yang bernama Princess.
Karena tidak menemukan informasi tentang Princess, Khavi pun berjalan hendak ke luar dari rumah sakit itu. "Mungkin dia sudah pulang, lagian ini juga sudah seminggu berlalu," gumam Khavi.
Tiba-tiba saja seseorang memanggil Khavi. "Mas tampan!" Ternyata Seorang perawat memanggil Khavi. Melihat Khavi yang kebingungan, perawat itu pun kembali memanggilnya. "Mas yang waktu itu nolongin Nona muda Sarfaraz, kan?" Tanya nya lagi.
Khavi mengerutkan keningnya, pria tampan itu semakin bingung dengan pertanyaan dari perawat itu. "𝘕𝘰𝘯𝘢 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘚𝘢𝘳𝘧𝘢𝘳𝘢𝘻, 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥𝘯𝘺𝘢?"
Karena rasa penasaran nya, Khavi pun bertanya pada perawat tersebut. "Siapa Nona muda Sarfaraz?"
Perawat itu menepuk keningnya sendiri dengan telapak tangannya. "𝘜𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯," 𝘨𝘶𝘮𝘢𝘮𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪. "Itu loh Mas, pasien kecelakaan yang waktu itu Mas bawa ke sini?" Kata sang perawat.
"𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦𝘴𝘴 𝘫𝘶𝘵𝘦𝘬?"
Khavi hanya bergumam dalam hatinya. Pria tampan itu mulai paham saat perawat itu menjelaskannya. "Apa dia sudah pulang?" Tanya Khavi. Entah mengapa bibirnya reflek menanyakan itu.
Perawat itu kemudian memberikan sebuah kartu nama dan juga alamat Sarfaraz hospital pada Khavi. "Ini kartu nama Tuan Kaisar Kawindra, beliau menyuruh saya untuk memberikan kartu namanya pada, Mas."
Khavi melihat dan membaca secara seksama kartu nama dan juga alamat yang tertera di dalam kartu tersebut. Bibirnya tersungging sangat tipis sekali tanpa orang menyadari.
"Baiklah, saya akan menemuinya."
Khavi kemudian berlalu setelah berpamitan dengan perawat tersebut.
"𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦𝘴𝘴 𝘫𝘶𝘵𝘦𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬 𝘚𝘢𝘳𝘧𝘢𝘳𝘢𝘻 𝘩𝘰𝘴𝘱𝘪𝘵𝘢𝘭?"
...----------------...
"Baiklah, aku akan menunggu satu bulan lagi. Kalau dalam waktu satu bulan kamu tidak hamil, aku akan menceraikan mu," ucap Arthur.
Arthur terpaksa harus menunda waktu untuk menceraikan Dara, walau bagaimanapun Arthur takut Dara hamil anaknya. Arthur tidak mau anaknya lahir tanpa status yang jelas hanya karena keegoisan orang tuanya.
"Lalu kalau aku hamil bagaimana, Mas? Kamu tidak akan menceraikan ku, kan?" Tanya Dara penuh harap. Istri Arthur itu sangat yakin suaminya itu tidak akan menceraikan nya andai dirinya hamil. "𝘈𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘦𝘳𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶."
Arthur tersenyum smirk menatap remeh istrinya. "Aku tetap akan menceraikan mu setelah anak itu lahir."
Deg
Hati Dara sangat sakit mendengar ucapan suaminya. Hamil atau tidak rasanya percuma saja karena pada akhirnya Arthur tetap akan menceraikan nya.
"Tega kamu, Mas. Hanya karena Shena kamu mau ninggalin aku dan anak kita," ucap Dara. Istri Arthur itu berurai air mata. Dara fikir setelah menikah dengan Arthur, pelan-pelan suaminya itu akan belajar mencintainya. Namun ternyata, harapan hanyalah harapan. Belum ada hitungan minggu, Arthur sudah merencanakan perceraiannya.
"Tutup mulut mu! Dari awal kamu tau aku hanya mencintai Shena. Dan soal anak, kamu tidak perlu khawatir, aku akan sepenuhnya bertanggungjawab . Tapi... kamu yakin nanti hamil? Belum tentu, kan?" Arthur tersenyum miring. Suami Dara itu sangat yakin Dara tidak akan hamil anaknya.
Dara hanya bergeming menatap suaminya yang seolah meremehkan nya. "𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪! 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭."
...----------------...
Hari ini Shena akan menjalani terapi pertama nya di Sarfaraz hospital. Wanita cantik itu ditemani Mommy dan juga Daddy nya. Bahkan, Daddy Kaisar sampai mengosongkan jadwalnya hari ini demi menemani princess kesayangannya.
Setelah beberapa jam menjalani terapi bersama dokter yang Daddy Kaisar datangkan langsung dari London, hasilnya pun tidak sia-sia. Baru pertemuan pertama saja namun Shena sudah menunjukkan hasil yang bagus. Mungkin karena Shena juga punya semangat yang tinggi untuk sembuh.
"Rasanya sudah lama sekali aku tidak ke sini." Shena memejamkan matanya sembari menghirup udara segar di sebuah taman yang berada di kawasan Sarfaraz hospital. Aroma semerbak bunga yang beragam membuat Shena betah berlama-lama di tempat itu.
"Memangnya kamu sering ke sini, sebelumnya?"
Tiba-tiba saja seseorang menghampiri Shena dan duduk di bangku taman. Seorang pria tampan menatap Shena yang duduk di kursi roda nya. "Oh... pasti sering lah, kan kamu putri pemilik rumah sakit ini," ucapnya lagi.
Shena memicingkan matanya. "𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵?"
Deg
Tatapan Shena dan pria itu bertemu. Pria tampan yang ternyata Khavi itu tertegun menatap mata indah Shena, mata yang sangat Khavi kenali.
"𝘔𝘢𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶? 𝘈𝘱𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘪 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘬𝘶?" 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘯𝘺𝘢 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢. "𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘪 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬. 𝘓𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘪 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘬𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘕𝘢𝘯𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘗𝘳𝘪𝘯𝘤𝘦𝘴𝘴," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪.
"Kamu mikir apa? Kenapa geleng-geleng kepala?" Ucap Shena, wanita cantik itu menatap tajam pria tampan di depannya. "Jangan bilang kamu mau mesum!" Ucapnya lagi. Shena menyilangkan tangannya karena takut jika pemikiran nya itu ternyata benar.
Pletak
"Awwwssshhh," Shena meringis sambil mengusap keningnya yang tiba-tiba saja disentil pria tampan di depan nya.
"𝘋𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘪 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬, 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯. 𝘗𝘦𝘳𝘪 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘧𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘵𝘰𝘳 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘫𝘶𝘵𝘦𝘬 𝘪𝘯𝘪," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘷𝘪. 𝘗𝘳𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪.
"Kamu beneran mau mesum, ya? Dari tadi geleng-geleng kepala terus. Jangan fikir karena aku lumpuh, kamu bisa macam-macam sama aku, ya?" Cerocos Shena.
"Singkirkan fikiran kotor mu itu, Nona!" Khavi menatap kesal Shena yang dari tadi menuduhnya mesum.
"Ada apa ini? Kenapa kalian bertengkar?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
Jangan lupa tinggalkan jejak😘