Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9. Perasaan Kenzo
Kenzo akhirnya tidak menunggu lagi selesai para wanita itu bicarakan, Kenzo berjalan menyapa Oma dan Mamanya, tidak lupa juga Kenzo menyapa Nenek Ratih.
Setelah menyapa semua, Kenzo duduk disisi Nadia. Tentu saja Nadia merasa canggung dan gugup karena ini pertama kali dia dekat dengan Kenzo setelah akad nikah tadi.
Kenzo tidak berbicara, dia hanya melirik Nadia dengan ekor mata, Kenzo juga tidak berani menatap Nadia secara langsung, Kenzo juga masih segan dengan Nadia.
Melihat kedua suami istri seperti malu-malu seperti itu, Oma Laras berniat ingin menggoda pasangan suami istri itu.
Namun niat Oma Laras itu terpaksa dia urungkan, karena Awan dan Kakek Handoko juga sudah masuk dan berada diruangan yang sama.
"Ma, ini sudah larut, sebaiknya kita pulang," ujar Awan ingin kembali kerumahnya dikota karena malam sudah semakin larut.
"Eh, kok pulang, ini sudah sangat larut, sudah hampir pukul 23, sebaiknya menginap disini saja." Ujar Nenek Ratih tidak enak hati kalau besannya pulang larut malam begini.
"Tidak apa-apa Nek, kami pulang aja, karena besok ada meeting dikantor." Awan memberi alasan, karena dia juga tidak enak hati kalau menginap dirumah Kakek Handoko yang tidak terlalu besar.
Oma Laras ingin menyahut, tapi Awan lebih dulu memotong, agar Oma Laras tidak berbicara lagi.
"Kenzo, kamu menginap disini, kamu sudah menjadi seorang suami, kamu harus bertanggung jawab pada istrimu, perlakukan dia dengan baik, jangan pernah menyakiti istrimu." Awan memberi nasehat pada Putra semata wayangnya itu.
"Papa tenang saja, aku pasti akan melindungi istriku". Jawab Kenzo, Kenzo akan mencoba menyayangi Nadia dan mencintainya walaupun dia baru mengenal Nadia.
Kenzo yakin lambat laun cinta akan tumbuh diantara keduanya. Dengan adanya Nadia disisinya Kenzo yakin bisa melupakan Sintia dengan cepat, namun Kenzo tidak akan lupa pada pengkhianatan Sintia.
"Baiklah, kalau begitu kami pulang dulu, Kakek, Nenek, Kami pamit ya?" Setelah itu keluarga Awan semuanya pulang ke kota.
Setelah keluarga Kenzo pergi, Nenek Ratih menyuruh Kenzo dan Nadia beristirahat.
"Kalian pergilah istirahat, kalian pasti lelah, Nadia ajak suamimu istirahat dikamar!" titah Nenek Ratih pada cucu perempuannya itu.
Dengan sedikit malu-malu dan canggung, Nadia mengajak Kenzo kekamarnya.
"Maaf ya, kamarnya dan tempat tidur sempit, tidak seperti dirumah anda." Ucap Nadia setelah berada dikamar.
Nadia tau kalau Kenzo Putra seorang Awan dan Mentari yang memiliki perusahaan ternama, terutama perusahaan Cakra Dunia.
Perusahaan itu sangat dikenal di kotanya, walaupun perusahaan Arkan juga besar tapi lebih besar perusahan Cakra Dunia.
"Tidak apa-apa, ini sudah luas kok," Kenzo tidak mau kalau Nadia merasa tidak enak dengan dirinya.
"Oh ya, kenapa kamu berbicara formal padaku? Kita suami istri sekarang, jadi tidak baik seorang istri menyebut suaminya, dengan sebutan anda." Disaat Kenzo menjawab akad nikah tadi, Kenzo sudah memutuskan kalau dia sudah siap menjadi suami seorang Nadia.
"Maaf, jadi aku harus gimana?" tanya Nadia, dia tidak tau harus memanggil Kenzo dengan sebutan apa.
Walaupun Nadia bertanya pada Kenzo, namun Nadia masih belum berani menatap Kenzo secara langsung.
Kenzo berbalik menatap Nadia, Kenzo tidak perlu canggung lagi dan malu, karena Mulai saat ini dia dan Nadia akan sering bersama, jadi Kenzo harus siap.
"Kita ini suami istri, walaupun kita menikah dengan cara seperti tadi, tapi kita sudah sah menjadi suami istri di mata agama." Kenzo mencoba memberitahu Nadia agar Nadia tidak merasa sungkan dan canggung kepadanya.
"Coba tatap kearah ku, kalau sedang berbicara!" minta Kenzo agar Nadia menatap dirinya saat berbicara dengannya.
"Jadi aku harus memanggil kamu apa?" tanya Nadia. Walaupun gugup Nadia memberanikan diri menatap kearah Kenzo, karena permintaan Kenzo.
Namun sebenarnya Nadia sangat malu, tetapi Nadia harus nekat, Karen bukan hanya saat ini saja, keduanya akan sering bersama nantinya, jadi Nadia harus memulainya saat ini.
Kenzo tidak menjawab, dia menatap Nadia lekat, langkah kakinya berjalan pelan mendekati nadi yang sedang berdiri dan juga menatap dirinya.
Kenzo semakin dekat dengannya, wajah Kenzo dan wajah Nadia hampir bersentuhan.
Dengan gugup, Nadia juga memundurkan langkahnya pelan, namun tanpa disangka Nadia sudah mundur beberapa langkah sehingga membuat kakinya tersandung dengan tempat tidur dan jatuh di atas tempat tidur.
Kenzo tidak berhenti, dia langsung mengukung tubuh Nadia yang sudah terbaring ditempat tidur. Nadia sudah sangat gugup dan takut, karena wajah Kenzo sudah hampir menyapu wajahnya.
"ka...kamu mau apa? Ja...jangan, aku...aku belum siap." Ucap Nadia gelagapan karena bibir Kenzo dengan dirinya hanya berjarak dua Senti meter saja.
Melihat Nadia gugup dan takut, Kenzo semakin ingin membuat Nadia salah gugup.
Kenzo semakin mendekatkan wajahnya kewajah Nadia, hingga membuat Nadia memejamkan matanya pasrah.
Melihat Nadia memejamkan matanya, Kenzo langsung membenarkan rambut Nadia yang sedikit menutup wajahnya.
Setelah itu Kenzo bangkit, dan tersenyum melihat tingkah nadi gugup dan ketakutan hingga harus menutup mata.
"Hei, bangun, kamu tidak benar-benar ingin tidur tanpa membersihkan diri dulu 'kan?" Kenzo sengaja berkata seperti itu agar Nadia salah tingkah.
Nadia segera membuka matanya, dia menutup wajahnya dengan kedua tangan, dia sungguh malu karena sempat berpikir kalau Kenzo ingin menciumnya.
Kenzo semakin melebarkan senyumnya melihat istri dadakannya malu-malu begitu.
Nadia yang sudah tidak tahan lagi dengan malu, dia langsung bangkit dan masuk kekamar mandi.
Sampai dikamar mandi, Nadia menyandarkan punggungnya di balik pintu kamar mandi sembari memegang dadanya.
Jantung Nadia berdetak begitu kencang, namun tidak dapat dipungkiri kalau Nadia mulai menyukai lelaki yang baru saja menjadi suaminya.
Nadia segera membersihkan dirinya, dia tidak mau semakin hanyut dalam bayangan Kenzo, karena belum tentu Kenzo menyukai dirinya.
Sedangkan Kenzo, dia masih tersenyum sendiri membayangkan tingkah Nadia, dan senyum Nadia.
"Dia begitu polos, dan lucu," Kenzo juga sudah mulai menyukai Nadia, namun Kenzo belum tau apakah Nadia menyukainya atau tidak.
Kenzo berniat didalam hatinya, dia ingin membuat Nadia jatuh cinta padanya, walaupun pernikahan dan pertemuan dirinya dengan Nadia baru beberapa jam, tapi Kenzo sudah menyukai gadis yang sudah menjadi istrinya itu.
Pintu kamar mandi terbuka, Nadia keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya dan berganti pakaian.
Nadia berjalan ke meja rias melewati Kenzo, setelah duduk didepan cermin, Nadia menyuruh Kenzo membersihkan diri.
"Anda mandi lah." Ucap Nadia, tanpa melihat kearah Kenzo yang masih duduk ditempat tidur memandang Nadia.
Mendengar Nadia masih menyebut anda kepadanya, dia berjalan mendekati Nadia.
"Kenapa masih menyebut ku anda, apakah aku begitu asing bagimu?" tanya Kenzo sembari tangannya mengangkat dagu Nadia hingga membuat Nadia mendongak kearahnya.
Bersambung.