Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14: Perkara Asi
Amanda tengah berada di ruang rawat sang putri, sedari tadi dia tersenyum pada cucu laki-lakinya.
"Dia sangat mirip denganmu Nando, lihat bahkan dia selalu saja tidur bangun pun ekspresinya selalu datar," ujar Amanda.
Sakha Renaldo Ziven, itulah nama yang di sematkan pada bayi laki-laki itu.
"Iya mah, hanya saja aku sedih. Asiku tidak lancar," lirih Siska.
"Bukan tidak tapi belum, sudahlah jangan terlalu di pikirkan. Dokter juga telah memberimu obat, bersabarlah," ujar Amanda.
Tak lama masuklah Ethan, dia membawa Ara ke dalam kamar rawat Siska. Tatapan bingung dari Nando dan juga Siska mengarah pada Ethan.
"Papah gendong bayi siapa?" bingung Siska.
"Coba tebak?" ujar Ethan sembari mendekati brankar Siska dan menunjukkan wajah Ara yang sangat pulas tertidur.
Siska tampak mengerutkan keningnya, Nando juga ikut melihat. Kemudian mereka saling tatap dengan wajah bingung.
Merasa tak nyaman, Ara mengerjapkan matanya. Sontak saja kedua orang itu terkejut melihat bola mata Ara yang begitu indah, bahkan Siska sampai menutup mulutnya lantaran terkejut.
"MIRIP! MIRIP BANGET SAMA SI ADY CUMAN BEDA WARNA MATA AJA!" seru Siska.
Ara terkejut mendengar suara Siska, tubuhnya ikut tersentak dan setelahnya dia menangis.
"Kau sih pakai acara teriak, nangis kan," kesal Ethan.
"Ya abisnya aku kaget, duplikat Ady banget cuman yang bedain ini versi perempuannya," ujar Siska.
Siska menyadari ucapannya, dia terdiam begitu pula dengan Nando.
"Jangan bilang ini anak Ady?" tanya Siska.
"Ya kenyataannya begitu," enteng Ethan.
Siska menutup mulutnya, dia terkejut mendengar fakta itu. Tak lama pintu pun kembali terbuka, ternyata itu adalah Ady yang kembali dengan botol susu di tangannya.
"DASAR ANAK GAK ADA AKHLAK! BUNTINGIN SIAPA KAMU!" teriak Siska bahkan sampai melemparkan Ady dengan bantal.
Ady menghindar, dia terheran mengapa sang kakak malah melemparinya bantal.
"Kakak kenapa sih?" bingung Ady.
"Jawab kakak siapa yang kamu hamilin hah?!" marah Siska.
"Ya istriku lah, emangnya salah hamilin istri sendiri?" heran Ady dan berjalan mendekati Ethan yang masih sibuk menenangkan Baby Ara.
Siska terdiam, apa yang adiknya maksud dengan istri? sungguh Siska tidak paham.
"Si Ady udah nikah dua tahun lalu pas dia kabur dari rumah, nah beberapa bulan lalu katanya ada masalah berantem deh mereka berdua. Ady balik lagi ke rumah kita dan istrinya di tinggal dan ternyata hamil. Ady baru tahu kemarin," terang Amanda.
Siska menatap tak percaya adiknya, bisa-bisanya sang adik meninggalkan istrinya dalam keadaan hamil.
Sedangkan Ady hanya acuh, dia mengambil sang anak dari gendongan Ethan dan menimangnya.
"Maaf sayang, tadi ayah ambil susu kamu dulu pada bunda. Iya ... haus hm, anak ayah haus," ujar Ady mengajak Ara berbicara.
Ara langsung menghisap botol itu dengan rakus, Ady pun hanya bisa tersenyum melihat betapa senangnya sang anak meminum susu.
"Terus istri kamu dimana?" tanya Siska.
"Lagi istirahat, tadi jahitannya terbuka. Jadinya dia gak boleh banyak gerak," ujar Ady.
"Pasti kamu kan yang buat dia kayak gitu!" selidik Siska.
Ady mengangguk membenarkan, hal itu membuat Siska semakin geram. Bisa saja Siska memukul Ady jika suaminya itu tidak menahannya, dia tahu bagaimana rasanya hamil apalagi jika tidak ada suami di sampingnya. Bahkan saat Nando pergi ke luar kota, Siska sangat kesulitan tanpa suaminya.
Ady menduduki dirinya disofa sebelah sang mamah, dia menepuk pelan paha sang putri berharap untuk tertidur.
"Kalau udah tidur taruh aja di sebelah Shaka, lagian juga tempat Shaka lumayan lebar," ujar Nando.
"Nggak bang makasih, kalau dia tidur Ady balikin lagi dia ke Alea. Takutnya Alea nyariin," terang Ady.
"Alea itu ... istri kamu?" tanya Siska dan di balas anggukan oleh Ady.
Amanda melihat tangan Ara yang terbebas tanpa sarung tangan, tangan Amanda pun menyentuh tangan Ara.
"Tangan anak kamu dingin loh bang, kok nggak di pakein sarung tangan sih! mana gak di bedong juga!" kesal Amanda.
"Anaknya gerahan mah, di bedong nangis. Di pakein sarung tangan nangis, pas di lepas malah senyum," ujar Ady.
Ady mengambil bantal, dia meletakkan bantal itu di pangkuannya. Setelahnya dia menaruh Ara yang kini sudah tertidur, bahkan susu botol itu telah habis.
"Besok-besok belikan dia gelang gitu kan kelihatan lucu. Tadi mamah mau beli takutnya kegedean," ujar Amanda.
Ady mengangguk, dia akan mendandani sang anak secantik mungkin. Bahkan di rumahnya dia telah menyiapkan kamar khusus untuk sang putri beserta perlengkapannya dengan sangat lengkap.
"Si Razka mana?" tanya Ethan.
"Biasalah, si Edgar kan temen Razka. Mesti sekarang dia ada di ruangan Alea," ujar Amanda.
"Edgar siapanya Alea?" bingung Siska, memang dia tipe orang yang selalu mau tahu.
"Adiknya Alea, dia disini buat jagain kakaknya," terang Ethan.
"Loh, emangnya orang tuanya kemana?" heran Siska.
Nando sudah menatap istrinya, dia takut menyinggung adik iparnya itu. Tapi tatapan Siska seolah-olah apakah dia salah?
"Udah meninggal, sudahlah ... lebih baik Kakak istirahat agar besok bisa pulang," ujar Ady.
Siska mendengus sebal sementara Ady membawa kembali Ara ke gendongannya dan beranjak dari duduknya.
"Aku akan ke kamar Alea," pamit Ady.
Ady pun keluar dari kamar rawat Siska, kamar rawat istrinya yang tak terlalu jauh pun membuat Ady mudah untuk bolak-balik.
Cklek!
Ady memasuki ruang rawat Alea, netranya melihat Edgar dan Razka yang tertidur. Mungkin karena sudah malam juga akhirnya remaja itu kelelahan.
Ady kembali menutup pintu, dia berjalan pelan mendekati box bayi. Ady pun menidurkan Ara dengan pelan, dia pun menepuk dada Ara pelan kala anak itu menggeliat.
"Mas udah balik?"
Ady sontak saja menoleh, ternyata Alea terbangun. Dia lupa jika Alea sangat sensitif dengan suara kecil jika wanita itu tertidur.
"Yah ... tadi dia meminum susunya dan tertidur," ujar Ady.
"Baguslah," ucap Alea.
"Mamah bertanya padaku, apa asimu lancar?"
Pertanyaan Ady membuat Alea bingung menjawab seperti apa, dia akhirnya mengangguk kecil dan Ady pun hanya ber-oh ria.
"Mas mau kemana?" tanya Alea ketika melihat Ady yang akan pergi dari kamarnya.
"Aku akan keluar rumah sakit sebentar untuk membeli kopi, apa kau perlu sesuatu?" tutur Ady.
Alea tampak ragu, dia sangat lapar malam ini. Makanan rumah sakit sangat tidak enak menurutnya, jadinya dia hanya memakan sedikit tadi.
"Bo-boleh aku meminta tolong?" tanya Alea.
Ady menaikkan satu alisnya seakan bertanya.
"Aku lapar, bisakah mas belikan aku nasi goreng. Tak perlu yang di resto, cukup di pinggir jalan saja," lanjut Alea.
Ady mengangguk, dia keluar untuk membeli kopi dan pesanan Alea.
Alea pun menunggu sembari mengelus pipi sang putri karena box bayi itu tepat di sebelah brankarnya.
Cukup lama menunggu Ady pun kembali, dia membawa paper bag resto dan hal itu membuat Alea bingung.
"Nih pesenan kamu," ujar Ady setelah mengambil kopi dari paper bag yang ia bawa tadi.
"Tadikan aku bilang yang di pinggir jalan aja, kok di resto mahal sih mas," ujar Alea dengan terheran.
"Apa yang kau makan, itu akan berpengaruh pada asimu. Aku tidak mau putriku sakit akibat kamu yang memakan makanan yang tidak higenis,"
Alea membulatkan mulutnya, dari mana Ady tau hal itu? padahal dirinya sama sekali tak tahu jika makan makanan pinggir jalan akan mempengaruhi asinya.
"Tutup mulutmu, bisa-bisa nyamuk masuk," ujar Ady.
Banyak yang minta double up, ngantuk-ngantuk aku buat nih. Jangan lupa like and komennya loh, author nahan ngantuk demi kalian nih😴😴