Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.
Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.
Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.
"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"
Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"
Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKB bab 28
Di pelukan Sky, Lala tersenyum- senyum setelah melalui malam panas. Sungguh, tak pernah Lala berpikir bahwa bercinta akan segila malam tadi.
Memang sakit seluruh badannya, tapi tidak sebanding dengan rasa manis yang dia nikmati selama Sky bergerak memuaskan dirinya. Yah, bukan dia yang dijadikan pemuas, justru sebaliknya.
Harry tak pernah memperlakukan dirinya seperti yang Sky lakukan semalam. Sungguh, Sky dan caranya sangat berbeda, inilah guna jika memiliki suami yang tak egois.
Sejenak, Lala ingat kembali bagaimana Sky memanjakan dirinya dengan banyak treatment yang tidak biasa.
Nyatanya, hanya di depan Sky Lala pandai berekspresi manja. Sky yang masih tertawa, ia lantas menaikan Lala ke atas pangkuannya.
Sekejap, keduanya terdiam. Saling menatap dengan dada penuh debar. "Yang kemarin itu bohong kan?" tanya Lala.
Sky paham, yang Lala tanyakan adalah, malam saat Lala mabuk di bar. Mereka jelas tidak pernah bercumbu seperti yang Sky bicarakan minggu- minggu kemarin.
Padahal, Lala sudah meminum jus nanas selama tiga hari demi mencegah kehamilan yang, ... ah, ternyata malam panas itu hanya fiktif belaka di otak Sky Rain.
Sky membelai pipi wanita itu. Sayang, mungkin itu definisi dari segala raut yang tertera di wajah Sky. "Makanya malam ini tidak akan aku biarkan gagal."
Yang akan Sky lakukan hanya membuat wanita itu nyaman. Tidak mudah membuat wanita puas, tapi dia akan mencoba untuk istri kesayangan.
Jangan tanya ukuran yang Sky miliki, jelas Harry tak bisa disejajarkan dengan kepunyaan Sky.
Mereka berpindah ke sofa hitam. Masih di bawah atap transparan. Juga dikelilingi dinding kaca yang memantulkan bayangan sosok seksi keduanya.
Psikopat gila ini menakutkan sekali. Sky terus mengatakan kalimat yang sama dengan suara parau. "Kamu seksi, Sayang."
"Berapa nilainya, hm?"
"Apanya?"
"Service ku," lanjut Sky.
"Dua dari sepuluh." Sky cukup mengernyit.
Lala tertawa lagi.."Pak, saya hanya bercanda!"
"Aku mencintaimu, kau percaya?" tanya Sky.
Sejauh ini, Lala tak pernah mempercayai ucapan dirinya yang selalu mengatakan sayang, cantik, seksi dan lain sebagainya, maka jarang sekali Sky mengutarakan hal itu.
Padahal, celetukan- celetukan yang dulu mengatakan bahwa Lala biasa saja. Itu hanya langkah Sky untuk menepis pengkhianatan yang dia lakukan terhadap Leona.
Kenyataannya, selera Sky ada pada Lala. Yah, mungkin saja Leona dan Lala berbeda, tapi Sky akui, Lala pun sanggup menarik hatinya.
Andai Leona masih hidup, mungkin Sky lebih suka Leona membunuhnya. Agar, tak ada lagi pengkhianatan yang dia lakukan untuk Lala.
"Kau percaya, hm?" cecar Sky.
"Percaya!"
...▪️◻️🔳🔲🔲🔳◻️▪️...
"Pagi, Sayang..."
Suara serak ala bangun tidur, Sky membuyarkan lamunan Lala yang masih ingin kembali ke waktu di mana wanita itu diratukan oleh bossnya.
"Pagi...," ucap Lala.
Sky mengecup bibir Lala, hidung Lala, kening Lala, dua pipi Lala, sekilas- sekilas kemudian memeluknya lebih erat lagi. "Ini hari pertama kita setelah menikah," katanya yang terdengar berat nan seksi.
Lala suka deep voice, Sky di pagi hari. Lebih terasa damai, tidak terasa galak. "Gimana yang semalam hm, ... kapok?" tanya Sky lagi.
"Lima dari sepuluh." Lala tertawa karena Sky meremas dadanya sebagai hukuman. Nilai Sky untuk urusan semalam jelas 100 dan tak ada yang sebaik Sky Rain.
Lala bahkan dibuat berkali- kali orgas. Dan Sky masih berdiri tegar untuk memanjakan dirinya semalaman suntuk.
"Mau lagi?" tawar Sky. Lala hanya bergumam pelan seperti kebingungan akan menjawab dengan kalimat apa.
Sky menarik Lala agar berganti posisi, wanita itu yang memeluk dadanya. Keduanya lantas menatap intens satu sama lain.
"Aku ingin aku yang terakhir untuk mu, dan kau yang terakhir untuk ku. Karena kau harus tahu, kaulah pengalaman tergila ku."
Lala tersanjung, ah, rasanya tak masalah walau dijadikan simpanan. Nyatanya perilaku Sky begitu menggemaskan.
"Pertama kalinya aku mengkhianati Leona, itu karena mu, Teletubbies. Jadi tolong, jangan pernah berpikir untuk menolak ku lagi."
Suara berat itu, damai terdengar. Dan kali ini Lala terhenyak cukup lama. Entahlah, Lala tak cukup siap menimpali ucapan romantis ala Sky Rain.
Di waktu berikutnya, Lala dibuat terkejut karena ada beberapa pelayan wanita masuk ke dalam kamar mereka membawa buket besar berisi mawar merah.
"Pak!"
Lala reflek meraih selimut agar lebih menutupi tubuhnya yang masih polos. Lalu, Sky keluar dari gulungan kain putih tebal itu demi meraih buket besarnya.
"For you."
Sky sodorkan rangkaian seribu tangkai bunga mawar itu pada Lala. "Ini baru hari pertama menjadi istri Sky, jadi mulai nikmatilah kegilaan seorang Sky Rain," katanya kembali.
...🪓Waras?...