"Aahh apa yang kak Angga lakukan?" teriak Nara dengan kencang sambil mendorong tubuh Angga menjauhi nya, Angga pun terjatuh dari ranjang yang otomatis penyatuan yang baru separo jalan pun terlepas karena Nara sadar dari obat tidurnya.
Dengan bibir bergetar dan air mata yang sudah mengalir deras di wajah, Nara mencoba turun dari ranjang tapi sayangnya Angga telah sigap dan menjatuhkan tubuh Nara kembali ke ranjang serta menaiki tubuh Nara kembali.
"Lepas kak lepasin Nara, jangan sakiti Nara, please." iba nya disela tangisan dan suara yang serak karena lelah berteriak. Tetapi bukan nya iba Angga malah menarik paksa selimut yang menutupi tubuh polos Nara.
Nasib sial di alami Nara, gara-gara ia menolak cinta Angga, berakhir dengan kesuciannya yang terenggut oleh kakak tingkatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang Sebenarnya
Nara terkejut saat ia hendak membuka pintu, namun ia tidak bisa membukanya. Bahkan pintu itu terkunci dari luar.
"Bibi kenapa pintunya di kunci, tolong buka bibi." Nara berteriak disertai mengedor- gedor pintu namun nihil tidak ada yang mau membukakan pintu untuknya.
"sebenarnya ada apa ini paman bibi, kenapa kalian seperti ini...?" Ujar Nara dengan lirik dan mata yang berkaca- kaca.
Setelah bibi nya mengunci kamar atas, ia turun dan disana telah ada paman dan anaknya Lidya yang tertawa melihat Nara yang dengan bodohnya terjebak.
"Syukurin dia, belagu sih. Aku cuma pengen tau apa yang ia lakukan ketika dia nanti sudah tidak bersama dengan pacarnya itu." Senyuman licik terbit di wajah Lidya, sepupu Nara.
Paman dan bibinya juga tertawa dan puas, karena dengan ini mereka akan mendapatkan uang banyak untuk modal usaha, sebenarnya ada apa dengan mereka?? Sehingga mereka berbuat seperti ini......??
Tawa mereka terhenti ketika seorang wanita mengenakan dress span berwarna hitam melangkah dan duduk santai di sofa dengan menyilangkan kakinya, wanita cantik itu adalah Raline, ia adalah dalang di balik semua ini.
Setelah melihat Nara dirumah sakit di dokter SpOG, Lidya pun mulai merencanakan rencana jahatnya, ia mengumpulkan semua informasi tentang Nara, dari anak buahnya pula.
Raline tahi bahwa paman dan bibi nya yang merawat Nara itu adalah orang yang gampang diajak kerja sama untuk menjebak Nara supaya ia bisa memisahkan Angga dan Nara.
"Ini uang kalian " Raline melemparkan koper besar berisi uang cash ke hadapan kedua orang tua yang mata duitan.
Paman Nara, bram mengambil dan membuka isi koper itu yang ternyata uang yang nominalnya sangat banyak.
"Wajah banyak sekali uangnya sayang " ucap sang istri senang yang belum pernah melihat uang sebanyak itu.
Di mana gadis itu?" Tanya Raline ketus.
"Ada di kamar atas" jawab sang Bram yang kemudian menyuruh istrinya menaruh uang koper itu ke tempat yang aman.
Raline, paman Nara dan Lidya bersamaan menaiki anak tangga dan melangkah menuju kamar, paman biadab itu membuka kunci kamar dan terlihat Nara yang sedang terkejut mendapati merek bertiga masuk ke dalam kamar.
"Paman, Lidya, dan kamu Raline kan..?? Suara Nara bergetar melihat tampang mereka yang tidak bersahabat serta mulai mendekati Nara.
"Ada apa ini?? Kenapa kalian ....." ucapan Nara terhenti.
"Sssstttt dengarkan aku gadis jal*ng, sudah seharusnya kau ini pergi dari hidup Angga, namun kenapa kamu malah mengembalikan cek itu ke om Erlangga ....?? Kenapa?" Geram Raline.
"Jadi...jadi ini semua ulah kamu....???" Tanya Nara menelisik gelagat raut wajah Raline.
" yupz siapa lagi, asal kamu tau Angga sudah di jodohkan lama, dan aku tidak suka barangku direbut oleh orang lain."
"Kak Angga bukan barang, dia lelaki yang aku cintai, kita saling mencintai." Sela Nara marah melihat Raline yang menganggap Angga adalah sebuah barang kesukaannya.
"Untuk itu aku berkerja sama dengan paman bibi kamu untuk menjebak kamu, supaya kamu tidak bisa lagi pulang ke rumah itu lagi, dan satu hal Angga akan jadi milikku setelah nanti kamu dicampakkan." Raline begitu kejam, ia memiliki sisi jahat dan tak mau mengalah.
"Apa maksud kamu Raline ..??"
"Sebentar lagi tubuh indah kamu akan dinikmati oleh orang suruhan ku, dan ketika Angga mengetahui nya dia pasti tidak akan segan-segan membuang kamu." Tawa Raline terdengar begitu kencang dan menakutkan, sampai Lidya pun merinding mendengarnya.
"Paman bibi kenapa kalian tega padaku, Lidya....kamu tidak ingat bahwa kita sepupu?" Nara terisak mendengar begitu jahat dan bibinya bekerja sama dengan Raline hanya demi uang.
"Paman bibi jawab aku, jawab? kalian kenapa tega mengorbankan aku demi uang, apa uang dari kak Angga tidak cukup " air mata itu luruh seketika tanpa disuruh.
"kalau ada tawaran mengiurkan tidak mungkin kami tolak, itu namanya rezeki." pamannya tersenyum sinis.
"Lagian kamu bilang apa tadi kita sepupu??? Maaf ya kamu bukan sepupu aku, kamu adalah anak yang terlahir dari seorang jalang."
"Tutup mulutmu Lidya, tega sekali kamu mengatakan itu pada ibuku." ucap Nara penuh kemarahan dengan tangan yang mengepal.
"Heh dengarkan aku, sebenarnya kamu itu adalah anak dari jalang yang tidak diakui oleh kekasihnya, dan kakak aku yang akhirnya kasian dan menikahi ibu mu...." ucap paman Nara.
"Tidak....tidak mungkin, paman bohong!!" seru Nara tak mempercayainya.
"Jiika tidak percaya kamu cari informasi sendiri saja, asal kamu tau kamu tidak ada hubungan darah dengan keluarga kami."
"Satu hal lagi penyebab orang tua kamu meninggal karena kecelakaan tabrak lari dan pelakunya tidak bukan adalah ayah dari kekasihmu sendiri." Ucap paman Nara yang membuka semua nya.
"Bohong...paman ngarang itu tidak mungkin, kalau iya kenapa paman diam saja." Nara menangis dan hatinya sesak mendengar pengakuan pamannya
"Karena waktu itu juga aku tidak tau, sampai nona Raline datang dan memperlihatkan foto ayah Angga yang ternyata aku juga kenal orang itu."
"Orang itu juga sempat memberikan uangnya untuk duka orang tuamu, namun setelah itu ia pergi tanpa kabar."
"Tidak mungkin....tidak masuk akal" Nara mengeleng- gelengkan kepalanya merasa hal ini tidak mungkin dan mungkin saja salah.
Namun ketika Raline memberi video tentang kecelakaan ke 2 orang tuanya Nara hanya membulatkan matanya, disana ia melihat detik- detik orang tuanya meninggal di sambar mobil, dan terlihat seseorang keluar dari mobil sang mengecek kedua orang tua Nara. Namun bukan nya menolong lelaki itu pergi meninggalkannya.
Rasa sakitnya dihatinya bagai ditikam pisau, ia akhirnya hanya bisa menangis dan menyesali kenapa ia harus berhubungan dengan orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kini ia hamil anak bajingan itu.
Entah Raline mendapatkan video itu atau bukti itu dari mana?? Namun Raline adalah rival kuat yang tidak mungkin bisa ia saingi karena kekuatan money yang dimiliki Raline dan keluarganya.
Nara hanya menangis dipojokan dekat sofa, ia sampe merosot kelantai, belum sempat ia mengatur nafasnya yang telah hilang akibat kebenaran yang bertubi-tubi ia peroleh dari pamannya, datang 2 orang lelaki bertubuh besar.
"Kalian nikmati tubuh gadis ini sepuasnya" ucap Raline pada kedua orang yang ia sewa untuk meluluskan rencana terakhirnya, jika saja angga tau mungkin saja Angga akan menendang gadis itu karena jijik.
"Baik bos"
Nara kaget mendengar perintah dari Raline ke anak buahnya itu, " apa yang kalian lakukan?"
Nara merasa ketakutan karena kedua orang ini mendekati Nara, ia pun mundur teratur, namu kedua orang itu menyeret tangan Nara dan menjatuhkannya di ranjang.
"Akhh sakit"" Nara menangis tubuhnya sakit terpental di ranjang.
Raline dan lainnya keluar dari kamar itu dan meninggalkan Nara yang masih memohon dan berteriak minta dikeluarkan dari kamar itu, ia hanya menatap laki - laki yang kini telah membuka kaosnya masing- masing dan hendak akan melakukan hal senonoh pada Nara.
"Tidak....tidak....jangan....jangan......" Hanya itu teriakan yang menggema di ruangan itu dan mereka hanya tersenyum puas sudah menyiksa Nara dan membuatnya menderita.
Lalu bagaimana kisah Nara nantinya... ??? Akankah ia dinodai oleh orang suruhan Raline atau sebaliknya.....?
Bersambung......