Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersekolah lagi...
Jambi, 3 Desember 2024
Sudah tiga har berlalu sejak kejadian penculikan Hiro dan Harry. Tepat hari keempat double H sudah pergi ke sekolah seperti biasanya. Lolita juga sudah tidak ada di Mansion sejak dua hari yang lalu. Gadis itu ngotot minta pulang setelah patuh satu hari tinggal di sana sampai ia benar-benar pulih.
Dua hari yang lalu..
Lolita yang merasa tubuhnya sudah benar-benar fit bertekad untuk pulang. Ia merapikan penampilannya agar tidak kusut ataupun kucel. Begitu yakin ia sudah rapi, gadis remaja itu keluar dari kamar mewah yang ia tempati seharian penuh dengan semangat.
Kebetulan saat ia keluar kamar, Hades dan kedua anaknya sedang duduk santai di ruang keluarga. Mendengar suara langkah kaki yang mendekati mereka, ketiga pria beda usia itu kompak menoleh kearah datangnya langkah kaki tersebut.
Lolita tersenyum canggung melihat ketiga orang itu melihatnya dengan tatapan tanpa ekspresi.
"Eum, anu Om Mister! S-saya mau izin untuk pulang! S-saya sudah sembuh dan terimakasih sudah mengizinkan saya menginap di sini!" ucapnya membuka suara dengan terbata-bata dan tangan saling meremas karena gugup sekaligus takut.
Harry yang melihat kegugupan dan ketakutan gadis itu tidak kuasa mengulum senyum menahan tawa. Hal itu tak luput dari mata Hiro sehingga remaja tersebut menyenggol lengan Harry.
"Mukanya lucu kalau ketakutan gitu!" bisik Harry di telinga Hiro.
Hiro mengerutkan alisnya mendengar bisikan Harry yang tidak sesuai penglihatannya.
"Lucu dari mana? Ngadi-ngadi nih orang! Kayaknya tuh cewek udah bikin batu es ini mencair," gumam Hiro lirih dengan muka tak habis pikir.
Hades yang melihat kegugupan, kecanggungan dan ketakutan di muka gadis itu menghela dalam napasnya.
"Duduk dulu di sini dan katakan kenapa kau mau cepat-cepat pulang!" ucap Hades dengan nada perintah.
Mendengar suara Hades yang memerintahkannya, Lolita langsung berlari cepat menuju sofa dan duduk di space yang kosong. Tingkah Lolita yang seperti itu membuat Harry hidup-hidupan menahan tawanya. Senggolan Hiro pada lengannya dengan mata melotot membuat remaja bermata biru itu membuang muka sembari menggigit pipinya dari dalam mulut.
"S-saya tidak mau merepotkan Om Mister dan s-saya ju-juga tidak mau Ibu panti khawatir. Lagian saya juga tidak terluka dan baik-baik saja," ucap Lolita lagi dengan kepala tertunduk melihat kedua tangannya saling bertautan.
"Kamu tinggal di Panti?" tanya Harry cepat ketika mendengar kata Ibu panti dari bibir Lolita.
"I-iya," jawab Lolita singkat.
"Kamu memang tidak luka parah, tetapi luka baret di tangan dan kakimu juga masih belum kering! Mesti tiga hari luka tersebut baru kering walaupun diobati rutin dengan salep! Saya hanya tidak mau Ibu panti mu melihat luka-luka tersebut dan berpikiran buruk tentang mu!" ucap Hades memberikan pendapatnya.
"Tapi, jika saya lama tidak pulang Ibu panti pasti akan semakin khawatir karena selama ini saya tidak pernah menginap diluar, Om Mister! Saya benar-benar minta maaf karena tetap ingin pulang!" sahut Lolita lagi dengan teguh akan niatnya untuk pulang.
Melihat kegigihan gadis itu untuk kembali ke panti asuhan tempat gadis itu tinggal selama ini, Hades membuang kasar napasnya.
"Baiklah, jika kau tetap bersikeras! Nanti anak buahku yang akan mengantarmu pulang karena motormu waktu kejadian rusak parah. Nanti akan ada motor baru datang ke panti mu sebagai ganti motormu yang rusak itu!" ucap Hades lagi pada Lolita.
"Mo-motor baru??" beo gadis itu dengan sangat terkejut.
"Iya, aku memberikanmu motor baru sebagai balasan ganti rugi karena gara-gara kedua putraku yang mau di culik kau ikutan terlibat! Motor itu tidak bisa ditolak dan satu lagi yang harus kau tahu, mulai besok kau akan bersekolah lagi ditempat yang sama dengan kedua putraku dan pastikan nanti berkas-berkas penting tentang dirimu kau berikan pada anak buahku yang mengantarmu!" ucap Hades lengkap dengan nada dingin dan muka datarnya.
Lolita menelan ludah mendengar ucapan Hades yang terdengar samar-samar di telinganya.
"Se-sekolah lagi? T-tapi saya tidak punya biayanya, Om Mister?" terang Lolita jujur dengan mata berkaca-kaca.
"Kau tidak perlu memikirkan biayanya karena sampai kau lulus sekolah, aku yang menanggungnya. Tugasmu hanya belajar dengan baik dan buktikan padaku kau tidak mengecewakan ku dengan fokus belajar. Kau juga tidak diperkenankan untuk bekerja paruh waktu karena aku akan menjadi donatur tetap di panti asuhan tempat kau tinggal. Kau paham??" ucap Hades lagi dengan tegas.
"Paham, Om Mister! Terimakasih banyak sudah mau menyekolahkan saya! Saya janji tidak akan mengecewakan, Om Mister! Kalau begitu saya mau pamit dulu!" jawab Lolita dengan tangisan haru.
Gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan ke hadapan Hades mengulurkan tangan kanannya. Hades yang paham karena Hiro sering seperti itu padanya mengulurkan juga tangan kanannya dan dengan takzim Lolita mencium tangan besar Hades sebagai tanda hormat dan baktinya pada pria matang tersebut seperti layaknya seorang anak pada orang tuanya.
Pemandangan itu di nikmati oleh Harry dan Hiro dengan bermacam tanda tanya di kepala keduanya.
Hades memanggil maid untuk mengantarkan Lolita pada Samuel sebagai ganti Pak Min dan memberikan pesan pada maid tersebut untuk disampaikan pada Samuel.
Lolita kembali berpamitan pada Hades, Harry dan Hiro sebelum melangkahkan kaki keluar dari Mansion mewah itu.
Begitu Lolita hilang dari pandangan, kedua remaja tersebut mencerca Hades dengan banyak pertanyaan.
"Ck, kalian ini! Kalian pikir Daddy tidak mencari tahu lebih jauh apa siapa gadis yang bersama kalian itu? Kita harus waspada di setiap keadaan, dengan siapa dan bagaimana orang itu! Bisa saja kan gadis itu komplotan para penjahat itu dengan membuat skenario apik dalam menangkap kalian berdua terutama Hiro! Daddy sudah mencari identitas gadis itu jauh sebelum menemukan kalian. Wajahnya yang terekam dalam kamera di mobil kita membuat Daddy bergerak cepat mencari tahu siapa dia. Ternyata gadis itu murni tidak ada sangkut pautnya dengan penjahat itu dan benar-benar lagi apes saja lewat jalan yang kalian lewati. Gadis itu anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak kedua orang tuanya meninggal sepuluh tahun lalu. Keluarga dari kedua orang tuanya tidak mau menampung dirinya sehingga ia dimasukkan ke dalam panti asuhan. Ia gadis yang cerdas, dan karena tidak mau membebani pengurus panti dengan biaya sekolahnya, gadis itu putus sekolah dan memilih untuk bekerja paruh waktu karena tidak diizinkan Ibu panti untuk bekerja seharian penuh. Makanya Daddy langsung mengambil keputusan untuk menyekolahkan anak itu sampai lulus di sekolah yang sama dengan kalian berdua. Kalian berdua tidak keberatan kan Lolita bersekolah di tempat yang sama dengan kalian?" ucap Hades bercerita sambil bertanya menatap keduanya satu persatu.
"Tidak," jawab keduanya dengan kompak.
"Bagus! Setelah kalian benar-benar sembuh, Lolita akan masuk sekolah bersama dengan kalian berdua dan pastikan untuk menjaga dia dari berbagai macam gangguan saat disekolah! Kalian paham?" ujar Hades lagi dengan dijawab anggukan kepala keduanya.
Lolita memasuki pekarangan sekolah elit dengan mata melotot dan mulut terbuka dibalik helmnya.
"Astaga, ini benar-benar nyata dan bukan mimpi! Rasanya masih tidak percaya bisa bersekolah di tempat elit seperti ini!" gumamnya lagi dengan jantung berdebar kencang.
Bukan karena jatuh cinta, tetapi karena gugup dan masih tidak percaya dirinya bisa bersekolah lagi di tempat yang bergengsi seperti saat ini.
Puk!
Sebuah tepukan tidak kuat mengenai bahunya membuat Lolita menoleh ke samping.
"Ngapain bengong! Buruan parkir dan buka helmnya! Gue sama Harry bakalan temani elu ke ruang Kepala sekolah sebelum masuk kelas!" tegur Hiro yang sudah berdiri di sampingnya bersama Harry.
Bersambung...