Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Sudah ketemu?" tanya Malika kepada Intan.
"Sudah, lu gimana?" tanya Intan
"Sudah juga" menunjukan buku yang ada dalam pangkuannya.
"Ya udah yuk kita bayar" ajak Intan.
Selesai membayar buku buku tersebut mereka meninggalkan toko buku tersebut dan berjalan mengelilingi mall entah apa yang mereka cari.
"Ke salon yu Lik, pengen creambat gw" ujar Intan.
"Yuk... gw juga pengen potong rambut, sudah kepanjangan gerah juga" ujar Malika penuh semangat, untuk tadi suaminya mengizinkannya untuk menghabiskan waktu bersama teman temannya.
Sampailah mereka di sebuah salon terkenal namun harga merakyat bagi mereka yang anak kuliahan, walau Malika di kasih fasilitas oleh sang suami, tidak serta merta dia ingin menghambur hamburkan uang sang suami, dia memakai seperlu yang dia butuhkan dan tidak tergiur dengan barang barang keluaran terbaru sama sekali.
"Selamat datang... Ada yang bisa kami bantu?" sambutan dari resepsionis salon itu.
"Saya mau creambat dan fasel mbak" ujar Intan.
"Saya mau perawatan tubuh dan mau gunting rambut mbak" ujar Malika, menurutnya sekali kali dia melakukan perawatan di salon juga ngak masalah, kan juga buat menyenangkan hati suaminya itu.
Walau di rumah Malika juga melakukan perawatan sendiri, karena suaminya itu membelikan berbagai macam skin care dan luluran dia bisa melakukan sendiri di rumah, namun kali ini Malika juga tergiur mencoba perawatan di salon.
*****
"Tumben lu nyuruh kita kemari?" tanya Sandi dan Tomy saat sampai di apartemen, biasanya mereka mau main selalu di larang oleh Refandi , karena ada sang istri di rumah.
"Bini gw lagi pergi ke mall cari buku, trus gw bilang ngak usah buru buru pulang bersenang senanglah bersama teman temannya" ujar Refandi.
"Oohhh... pantas Lu nyuruh kita ke sini" ujar Tomy.
"Iya, kasian juga dia, sudah beberapa bulan nikah sama gw, dia cuma ngabisin waktu di kampus dan apatemen sesekali ke pasar atau ke supermarket" ujar Refandi mengingat istri cantiknya itu
"Iya juga ya, apa dia ngak pernah ngeluh gitu, lu kurung di apartemen selama itu" tanya Tomy yang penasaran, mengingat para wanita itu lebih suka bebas kemana pun, bersama teman teman mereka, atau ber shoping ria, beda dengan istri sahabat sekaligus bossnya itu.
"Ngak pernah dia malah sibuk sama ke sembuham gw, ngerjain tugas tugas kuliahnya, dan kadang ngabisin waktu bikin makanan di dapur dan nemanin gw lagi kerja di sini" tutur Refandi memang itu adanya.
"Apa dia ngak ngeluh bosan, capek gitu?" tanya Sandi ikutan kepo.
"Ngak ada, dia malah santai aja" jawab Refandi.
"Salut gw sama bini lu itu, betah di rumah, ngak mau di kasih pembantu, mana masakannya enak semua lagi apa begitu aja dia udah bahagia ya?" tanya Tomy.
"Gw pernah nyuruh dia pergi main sama teman temannya, dia ngak mau, katanya Mas sendiri si rumah, ya kali aku senang senang di luar, gitu jawabannya" ujar Renfandi dengan mata berkaca kaca.
"Gw pengen punya istri kaya Malika deh, ngak banyak nuntut, pengertian, pintar masak dan pintar juga di akademik" ujar Tomy menghayal.
"Cari aja, tapi jangan Malika pulang yang mau lu embat" ujar Refandi.
"Waahhh... boleh tuh, klau Malika mau sama gue, apa salahnya" ujar Tomy menggoda Refandi.
Tentu saja lansung mendapat tatapan maut dari Refandi.
Sandi lansung terkekeh dan mengakat tangan nya.
"Canda bro" kekeh Tomy
"Lu kenapa tuh muka kusut?" tanya Refandi.
"Istri gw lagi ngidam ngak mau dekat dekat sama gw, setiap gw mau meluk lansung muntah" keluh Sandi.
"Wahhh... kasian banget lu" ujar Refandi.
Tomy malah terkekeh mendengar penderitaan sahabatnya itu
"Jangan ketawa lu Tom, ntar bini lu hamil baru nyahok lu ngikutin ngidamnya" kesal Sandi.
"Gw ngak punya bini asal lu tau" ujar Tomy.
"Ehhh iya ya..." kekeh Sandi.
*****
Sementara di salon Malika sudah selesai melakukan perawatan dan mereka ke luar dari salon terebut.
"Ka.. Lu tambah cantik tau ngak" puji Intan yang terpesona melihat penampilan Malika yang selesai perawatan itu.
"Ahhh Lu bisa aja, lu juga cantik tau" kekeh Malika.
"Mau kemana lagi nih?" tanya Malika.
"Makan yukkk..?" ajak Intan.
"Kalau makan ngak deh, ntar laki gw makan sendiri di rumah, gw mau makan sama laki gw aja" tolak Malika tidak enak hati.
"Ya udah temanin gw cari dress yukkk..." putus Intan.
"Ok...." jawab Malika dan mengikuti Intan dari samping, sepanjang jalan banyak mata yang curi curi pandang melihat wajah cantik Malika, tidak hanya laki laki, wanita pun terpesona dengan wajah cantik itu.
"Kenapa orang orang pada ngeliatin gw sih" gerutu Malika.
"Dia terpesona melihat kecantikan lu Lika" jujur Intan.
"Ihhh... mana ada gitu" ujar Malika yang tidak pernah merasa dirinya cantik, bahkan menurutnya, masih banyak yang lebih cantik dari dirinya.
Intan hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah temannya itu, tidak pernah sadar kalau dia itu begitu di kagumi banyak orang.
Bersambung....