NovelToon NovelToon
Fall In Love In Kongo

Fall In Love In Kongo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:508.9k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Menolak dijodohkan, kata yang tepat untuk Azalea dan Jagat. Membuat keduanya memilih mengabdikan diri untuk profesi masing-masing. Tapi siapa sangka keduanya justru dipertemukan dan jatuh cinta satu sama lain di tempat mereka mengabdi.

"Tuhan sudah menakdirkan kisah keduanya bahkan jauh sebelum keduanya membingkai cerita manis di Kongo..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Patut dipertahankan

Aksi pasukan nyatanya memancing tindakan berlebih dari para kriminal itu. Beberapa letusan tembakan mereka muntahkan ke arah para perwira secara sembarang yang memilih untuk berlindung dan bersembunyi sembari mengatur strategi serta perintah sang kapten.

Warga yang berada di luar berhamburan masuk ke dalam rumahnya masing-masing termasuk Ivy dan keluarga.

"Come in...come, doc.." pinta ibu Ivy pada mbak Nitia yang sudah berkomat-kamit melangitkan do'a dan berpegangan kuat pada Yuan serta merangkul dokter Teja.

Wajah Yuan, bukan lagi...sudah pucat pasi seperti tak dialiri da rah. Tangannya bahkan berpegang erat sampai buku-buku kukunya memutih di box obat-obatan, tak lupa ia pun melafalkan do'a meminta perlindungan.

Mungkin jika dijabarkan, keinginannya adalah menjerit sekencangnya sampai pita suaranya putus...Yuan melirik celananya yang sedikit basah karena mengompol. Mungkin ini kejadian memalukan yang akan ia ingat seumur hidupnya.

"Masuk sus," pinta Toni pada mbak Nitia yang berjalan cepat sambil berjongkok ke arah celah pintu rumah Ivy, disusul dokter Teja yang terpaksa mereka gusur dan dorong.

Tinggalkan segera tempat ini. Jangan mencampuri urusan kami. Kemarin, kalian sudah mengacaukan pekerjaan kami, untuk itu....kalian akan menerima akibatnya. Anggaplah tembakan padanya (dokter Teja) adalah peringatan untuk kalian agar tak mengusik kami.

"Kegiatan yang mengancam perdamaian dunia dan hak asasi manusia adalah tugas kami untuk mengenyahkannya." Jawab kapten Yuda tegas.

Si pimpinan kartel itu mendengus sumbang bahkan ia meludah disana, perse tan dengan aparat! Siap-siap saja kalian pergi ke neraka, dan tunggu balasannya!

Anggukannya tentu pertanda buruk, karena yang terjadi selanjutnya adalah para anak buah yang tadi melesak masuk ke rumah-rumah warga berhasil keluar dengan membawa beberapa remaja putra dan putri diiringi tangisan serta jeritan seisi rumah termasuk tindakan berontak mereka.

Jerit tangis dan berontak memicu tindakan kasar mereka. Didorongnya si ibu, di injaknya kaki si ayah. Lalu dengan tanpa belas kasihan, mereka menyeret ada pula yang langsung menggendong remaja putri bak manggul karung beras.

Aza melihatnya begitu geram dan prihatin. Ia bahkan mengecam tindakan itu, "keterlaluan!" Ingin rasanya Aza keluar dari tempat persembunyian dan melempar batu-batu pondasi ke arah kepala mereka. Bahkan umpatan dan hardikan sudah berkumpul sesak di mulutnya yang hanya bisa ia tahan saja mengingat perintah Jagat demi keselamatannya.

"Stop it!" pinta kapten Yuda pada mereka, yang langsung memantik perlawanan dari unit.

"Jaguar shoot!" ucapnya.

Psyuth, dorr!

Dorr!

Dorrr!

Dorrr!

Chekk--cek---- saat pistolnya tak lagi dapat memuntahkan peluru sebab selongsongnya sudah kosong.

"Si al." umpat Jagat.

"Siap, peluru saya habis Tiger."

Beberapa kali Jagat melesatkan tembakannya itu ke arah para anak buah yang berlaku kasar begitupun Toni. Namun tak pula mereka diam, perlawanan juga dikerahkan untuk melumpuhkan tim, dimana kapten Yuda menggiring orang yang ia jadikan tameng hingga ia terkena tembakan temannya sendiri, lalu mendorongnya saat menemukan tempat berlindung yang cocok.

Mereka hanya bisa melakukan semampunya saat ini, siapa yang akan tau jika jumlah mereka begitu banyak, dan kegiatan hari ini akan direcoki oleh para kartel mafia ini. Kapten Yuda mengunci gerakan para prajurit untuk tidak menyerang tanpa strategi apalagi persenjataan yang lengkap, karena kemungkinan besarnya mereka akan ma*ti konyol disini.

Beberapa remaja berhasil mereka bawa, meski satu duanya berhasil melepaskan diri.

Aza sudah mengeratkan pegangannya di seragam Jagat takut dengan kondisi siang dimana situasinya dihujani oleh lesatan tembakan, juga geram dengan aksi tak manusiawi mereka.

Beberapa anak buah mafia itu terluka oleh bidikan Jagat yang meski pelurunya terbatas namun bisa mengenai sasaran. Jagat menurunkan pistolnya ketika mobil mereka sudah berebut meninggalkan desa dan berhasil membawa setidaknya 3 remaja putra yang sebelumnya sudah berhasil diselamatkan kemarin, lalu 2 orang remaja putri.

Para ibu tak henti-hentinya menangisi putra-putrinya, bahkan sampai ada yang guling-guling di tanah, meratapi anak-anaknya yang dibawa.

Jagat menarik tangan Aza dan keluar dari persembunyian ke arah rumah Ivy, dimana mereka mulai berkumpul keluar. Mister Neil menenangkan beberapa keluarga yang anak-anaknya diculik.

Sementara Aza, ia sudah berlari ke arah dimana dokter Teja berada.

"Dokter! Astagfirullah..." Aza menghambur dan duduk bersama. Yuan masih menekan luka tembak dokter Teja demi menahan laju aliran da rah.

Kondisinya sudah mulai lemas, efek dari da rah yang keluar diantara luka yang masih terdapat timah panas di dalamnya.

Mbak Nitia dan Yuan sudah mulai melakukan tindakan penyelamatan, namun dokter Teja menahan mereka, "belakangan tekanan da rah saya tinggi Tia..." ucapnya.

"Za...saya tidak bisa melakukan sendiri..."akuinya panik bercampur khawatir.

"Tapi Aza juga belum pernah---"

"Saya yakin kamu sudah melalui tahap praktikum ini, Za..." ucap mbak Nitia.

"Ayo Aza, come on lah!" pinta Yuan juga.

Aza justru panik sendiri saat ini, pasalnya ia belum pernah melakukannya langsung pada manusia hidup, "aduh gimana, Aza juga takut mbak..." paniknya malah ingin pi pis. Toni, kapten Yuda dan Jagat kini sudah masuk ke dalam melihat kondisi dokter Teja.

"Za! Kamu itu calon dokter, cuma tinggal nunggu disumpah!" bentak mbak Nitia menyadarkan Aza, "lupakan sumpah yang cuma sekedar lisan....sumpah sebenarnya itu ada disini!" tunjuk mbak Nitia ke arah dada Aza.

"Za, percaya diri sendiri..." pinta Jagat, Aza mengangguk-angguk mengokei, ia membuang nafasnya laju-laju, "oke...oke..."

"Saya bantu dampingi bersama Yuan, apa yang kamu pinta kami yang siapkan." ujar mbak Nitia di setujui Aza, "oke. Kasih aku sarung tangan dulu, siapin air hangat, mbak..."

"Yu, tolong sterilkan alat untuk tindakan..." pinta Aza diokei segera Yuan dan mbak Nitia. Mbak Nitia menaruh kepala dokter Teja di bantal milik keluarga Ivy.

"Saya tetap bimbing Za..." suaranya sudah lemah dan parau memegang tangan Aza yang sudah duduk bersimpuh di sampingnya.

"Siap dok. Dokter masih bisa tahan kan? Saya minta dokter tahan sebentar...insyaAllah saya cepat..."

"Bismillah...."

Aza memejamkan matanya sejenak, membuang segala kegelisahan dan keraguan. Memberikan afirmasinya jika ia hanya perlu mengatasi tekanan da rah tinggi dokter Teja dan mengeluarkan timah panas dari perut dokter paruh baya itu dengan cepat.

Dokter Teja benar-benar banjir keringat, sesekali ia menggeram kesakitan apalagi saat Aza mencabut peluru itu dan memberikan sedikit tekanannya, "alhamdulillah, saya rasa tidak mengenai organ vital dan penting dok. Tapi nanti mesti di cek lagi untuk memastikan."

Aza terlihat begitu khusyuk melakukannya, seperti sudah terlatih melakukannya, tak peduli dengan sarung tangan yang sudah berlumuran da rah dokter Teja. Langkah terakhir, Aza hanya perlu membalut luka itu dengan perban setelah sebelumnya memberikan cairan antiseptik.

Jagat memperhatikan Aza dengan seksama, dimaja cantiknya berkali-kali lipat ketika ia berada dalam mode serius. Hanya saja sosok berkharisma itu sering ditutupi oleh sikap nyelenehnya.

***

Kapten Yuda terlihat berbicara serius dengan mister Neil yang mungkin setelah ini akan melakukan laporan dan tindakan lebih lanjut untuk kasus ini.

Aza memberikan obat yang ia janjikan pada gadis overdosis yang ditolongnya tadi, sementara dokter Teja sudah berada di dalam mobil bersama yang lain.

Setelah pamit, mereka pulang dalam keadaan sama-sama terdiam karena syok sampai camp. Tak ada obrolan yang berarti diantara para nakes layaknya sebelum berangkat, dimana keceriaan dan tawa mengisi setiap sudut mobil.

Aza menatap kedua tangannya dimana kedua tangannya itu sudah beberapa kali menolong manusia lain. Mungkin saat ini ayah dan bunda tidak dapat mendengar jeritan hatinya, namun jauh disana Aza benar-benar sudah merindukan rumah....

Mbak Nitia dan Yuan sudah membopong dokter Teja ke dalam, dimana para nakes lain sudah pulang duluan dan langsung heboh menyambut kedatangan mereka, memberondong mereka dengan ribuan pertanyaan.

"Za."

Aza sudah siap menggendong box obat terakhir dari bagasi, namun Jagat menahannya tepat di bagasi yang terbuka pintunya.

"Kamu hebat hari ini."

Aza tersenyum dan mendengus dengan wajah lelahnya, seperti ia yang berolahraga seharian tanpa beristirahat, "Bang J juga keren. Tapi Aza capek bang. Malam ini, ngga tau bisa tidur apa engga...yang jelas Aza pengen cepet-cepet pulang aja." Lirihnya mengakui.

"Ngga ada tempat senyaman rumah sendiri." Tambahnya lagi memantik senyuman Jagat. Jagat sudah bersiap meluncurkan kalimat panjang pengakuannya namun kembali ia urungkan melihat jika saat ini sepertinya bukan waktu yang tepat.

"Za..."

"Hm?"

Jagat merentangkan sebelah tangannya menyentuh pintu bagasi yang masih terangkat ke atas dan satunya lagi di pinggang.

"Apa kamu---kapok buat adaptasi di dunia militer?" tanya Jagat hati-hati.

"Bohong kalo Aza bilang Aza ngga kapok bang. Kalo bisa Aza ngga mau dapet jodoh yang berhubungan dengan dunia kekerasan begini..." jawabnya jujur seketika merubah raut wajah Jagat, ia mengangguk paham jika Aza pasti berkata itu, siapa juga yang mau berada di situasi seperti tadi atau membayangkan pasangannya berada di medan perang.

"Itu artinya, kalau seandainya saya----suka kamu dan meminta kamu untuk jadi pacar saya, kamu ngga mau?"

Aza mengehkeh melihat wajah menunduk nan frustasi Jagat.

"Jelas." Angguk Aza kejam, sampai Jagat bingung dan spechless harus bicara apa lagi, karena sudah jelas sepulang dari sini, Aza akan meminta pada ayah dan bundanya membatalkan perjodohan.

Kini wajahnya menatap Jagat dengan tampang serius, "susah-susah Aza datang kesini buat melepas Angga. Ya kaleee Aza malah pacaran sama orang lain lagi...Aza sudah punya calon suami pilihan ayah dan bunda, insyaAllah untuk itu Aza akan menjaga hati dan diri."

Antara sedih dan senangnya, hidung Jagat kini kembang kempis setelah tadi dihempas jatuh oleh Aza, "kenapa bisa seyakin itu sama calon suami yang bahkan kamu belum pernah ketemu, sampai rela lepasin Angga? Bukannya calonmu mirip tero riss..." kini Jagat bertanya dalam mode seriusnya.

Aza melebarkan senyumnya, "waktu bunda bilang sudah menjodohkan Aza sama seseorang bernama Jagat, Aza tau dia sudah melewati seleksi versi ayah sama bunda, yang bahkan Angga saja gagal lolos.." jelas Aza menatap sedikit bawah dari name tag Jagat, bukan ia menerawang isian baju loreng Jagat, namun gadis ini tengah membelah isi otak dan hatinya tentang penilaian serta pandangannya akan perjodohannya.

"Waktu ayah bilang, seorang lelaki yang baik adalah lelaki yang meminta anak gadis orang lewat orangtuanya bukan ngajakin pacaran di belakang seperti maling...Aza tau kalau dia adalah lelaki baik-baik nan sopan."

"Waktu bunda telfon, kalau dia ketemu dengan Jagat Adyaksa di mall terus dia nungguin Aza lama untuk itu, Aza tau...kalau dia adalah lelaki sabar. Padahal ujung-ujungnya dia cuma nungguin tanpa bertemu, wong Aza ngumpet di toilet sampe dia bener-bener pergi..." akuinya memancing kedua alis Jagat naik, "jadi kamu---" Jagat menggantungkan ucapannya di udara tak melanjutkannya lagi, oke Aza ngumpet sebenarnya dulu! Azaaaaaa!

Gadis itu terkekeh melihat reaksi Jagat, "Aza semakin percaya, waktu dia bilang iya dengan mudahnya tanpa syarat apapun saat Aza meminta tolong, padahal kita belum pernah bertemu sekalipun...Aza tau kalau dia memang sebaik itu."

"Aza banyak-banyak berterima kasih sama bang J. Karena bang J lah, Aza bisa liat sosok calon suami Aza tadi...dia keren waktu bertugas, makin kesemsem..." kekehnya menularkan tawanya juga pada Jagat.

Aza manggut-manggut yakin, "lantas kurang apa lagi dia buat Aza? Apa masih harus, Aza mencari lagi lelaki sebaik dan sesopan itu?"

Jagat semakin tersenyum lebar, merasa jika Aza menganggapnya patut dipertahankan, mungkin diantara manusia yang ditolak cintanya hanya dia yang justru merasa bahagia, "lalu Angga?"

Aza mengangguk sekali, "Aza sama mas Angga bertemu dan menjalin hubungan baik-baik, maka nanti saat Aza kembali, Aza mau kita putus baik-baik juga, bukan via telfon apalagi hanya pesan. Aza ngga mau meninggalkan kesan buruk yang mungkin nantinya akan jadi do'a yang buruk juga buat Aza dari Angga."

Jagat menunduk menutupi guratan senyum yang semakin lebar, "jadi saya ditolak?"

Aza mengangguk, "gini-gini aku setia loh, ngga tau ya kalo bang J sama calonnya..."

"InsyaAllah saya pun setia." Ucap Jagat meyakinkan Aza.

"Iya aku setia, setiap tikungan ada..." Aza langsung kabur dari Jagat sambil membawa cooler boxnya dan tertawa renyah.

"Azalea Kamila!" teriak Jagat memanggilnya.

.

.

.

.

.

1
Dewi Kasinji
mas jagad bercengkrama sama mas Angga ya 😅
'Nchie
bang jagat mh dewasa za ga bakal di apa2in angga kalo g rese
sitimusthoharoh
si aza khawatir banget kalok2 bang j semosi jiwa liat angga.padahalkan cuma mau ngobrol aj
lanjut
mama_im
lika liku istri perwira masak nasi, ada yg kebanyakan aer, ada juga yg gak di cetrekin, yg katanya magic. hahaha....
_rINi_
kalem Za mungkin mereka sedang say hay
Mulianti Mulianti
mereka salam kenal za /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ney Maniez🍒⃞⃟🦅
waduhhhh ngobrol apaan nihhh,, serius bgt
Rizky Tria
gpp Za, bang J & Angga lg bertegur sapa atau reuni mantan vs masa depan 🤭😅😅
Fadilah
santai Za santai gk bakalan ada adu jotos kok /Grin/
ieda1195
sweet bgt bang j, menghargai y mb, jarang loohh yg bgini,,
A... L*cy bangtan 💜
positif thinking za🤭... dah pada dewasa juga mereka, Angga juga kyknya lumayan dewasa sih menurut q... ya kali kaya anak abg rebutan pacar sambil gontok2an😆😆😆
Yuni Widiyarti
positif thinking kenapa za.mereka berdua sama 2 dewasa pasti bisa selesain dengan cara dewasa
A R
enakk nasi lembekkkk, aku lbh suka nasi lembek
dhani mnz
positif thingking Za.. Mereka lg sertijab posisi pendamping kamoh.. /Chuckle//Chuckle/
Zee Zee Zubaydah
double up dong teh
dyah EkaPratiwi
hahaha gpp za, omonga lelaki itu
Adeeva Haboo
waaaaaaaaahhh lagi dooonk teh siiin
Tuty Ismail
curhat apa nih.......si mantan sama si masa depan........yang pasti mereka bisa menghadapi ini........
mkasih kak Sin update nya....👍👍
Attaya Zahro
Apanya yang mam-pus Za..Bang J hanya berkenalan ma Angga,biar Angga tau n kenal siapa suamimu 😉😉
isni afif
nah....lho....lanjut kak zarin..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!