Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 10 - Anak Kucing
Hansel terdiam, seolah dia kehabisan kata-kata untuk menghadapi Aileen.
Apa katanya? Paman? Astaga.
Meski dalam hatinya dia sungguh terkejut namun wajahnya tetap saja tidak berubah, masih sama terlihat datar dan tatapannya dingin.
Tahun ini Hansel berusia 30 tahun, sementara Aileen 18 tahun. Mereka terpaut usia 12 tahun. Menyadari itu membuat Hansel tidak berkilah ketika Aileen memanggilnya paman.
Aileen juga baru saja lulus Sekolah Menengah Atas, wajar saja jika dia menyebut pria dewasa dengan sebutan paman.
"Aku ada rapat, tetaplah disini sampai aku kembali."
"Baik Paman," jawab Aileen patuh, dia juga sedikit menganggukkan kepalanya saat menjawab.
Hansel yang ingin langsung bangkit jadi gagal ketika mendengar jawaban Aileen, ternyata rasanya sangat menganggu di telinga.
Belum lagi nanti ketika ada orang lain mendengar.
Ya ampun, Hansel tidak mampu untuk membayangkannya.
"Saat kita sudah menikah apa kamu akan tetap memanggilku paman?" tanya Hansel lagi, entah kenapa kini dia jadi banyak tanya.
Aileen selalu mampu membuatnya buka suara.
Dan ditanya seperti itu, Aileen jadi bingung sendiri. Karena hingga kini pun dia masih bingung kenapa mereka akan menikah.
Andai perjodohan, jelas bukan karena kedua belah pihak tidak setuju, Helda dan Angeline.
Andai untuk mengambil hak nya di keluarga Clarke, Tapi dia tidak meminta pertolongan pada Hansel, karena kelak saat usia 18 tahun tepat Harta itu akan kembali padanya, itulah yang diyakini oleh Aileen.
Dan terkahir, pernikahan ini jelas bukan karena cinta.
Lalu apa?
Kenapa?
Aileen terlalu banyak berpikir, sementara mulutnya diam seribu bahasa.
Dan melihat diamnya Aileen membuat Hansel tidak ingin kembali menekan bocah ini, dia memutuskan untuk pergi.
"Aku pergi," ucap Hansel dan Aileen mengangguk kecil.
Keluar dari ruangan, Hansel langsung mendatangi meja sekretarisnya. Meja yang berada tepat di samping pintu ruangannya.
"Siska, aku meninggalkan Aileen di dalam. Pastikan dia baik-baik saja dan tidak ada yang menganggu. Jangan biarkan siapa pun masuk ke ruangan ku."
"Baik Tuan. Dan ini berkas yang Anda minta kemarin." Siska menyerahkan sebuah berkas.
"Dimna Denis?"
"Beliau sudah lebih dulu pergi ke ruang rapat Tuan, pak Denis kira Tuan Hansel tidak akan ikut rapat karena ada Nona Aileen."
"Hem."
Setelahnya Hansel pergi, menghadiri rapat 3 bulanan perusahaan.
Awalnya Hansel hanya ingin hadir sebentar, sekedar mengamati kemudian pergi. Namun karena banyaknya kesalahan yang terjadi membuatnya berada lama di ruang rapat ini.
Dia bahkan sampai melupakan jika di ruangannya Aileen menunggu seorang diri.
Hampir 2 jam berlalu dan rapat belum juga usai.
Denis yang terlalu fokus pun ikut lupa juga jika di ruangan sang Tuan ada bocah itu.
Rapat kali ini memang berlangsung lebih lama dari biasanya. Kali ini mereka butuh waktu 4 jam untuk selesai.
Hansel berjalan lebih dulu keluar dari ruang rapat itu, Denis pun mengikuti dengan membawa beberapa berkas hasil rapat.
"Kita makan siang di ruanganku saja, masih ada yang harus aku bicarakan pada mu," ucap Hansel diantara langkah kaki lebarnya menuju ruangan.
"Baik Tuan."
Keduanya terus berjalan sampai akhirnya tiba.
Hansel dan Denis menuju sofa untuk duduk bersama disana.
Namun alangkah terkejutnya mereka saat tiba-tiba melihat Aileen tertidur di atas sofa panjang itu. Meringkuk seperti anak kucing dan mengeluarkan dengkuran halus.
Astaga, aku sampai melupakan bocah ini. Batin Hansel.
"Tidak perlu bicarakan tentang pekerjaan. Keluarlah."
"Baik Tuan."