Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Idaman
Zaki berdiri sambil menatap sekretarisnya satu persatu. Ada Leyla, ada si A, ada si D. Si B udah dipecat... jadi kemana si C?
“Leyla, kemana si C? Tanya Zaki.
Leyla menoleh ke arah kubikel C yang tanpa penghuni. “Maksud bapak, si Lily? Setelah makan siang dia belum kembali Pak.”
“Dia di ruangan Devon nggak?” tanya Zaki lagi sambil menatap tajam, ke arah si A alias Indry.
“Kami sudah diputusin Pak, jadi sepertinya tidak.” Bisik Indry.
“Sukurin. Dasar Lon te.” Gumam Zaki.
“Pait pait pait,” gumam Leyla. Bosnya itu kalau bicara memang agak kasar dan tak pernah difilter.
“Emmm, bapak tumben nyariin kita, biasanya cuek.” Desis Arumi, Si D, dengan pipi merona merah.
“Iya, saya mau ngumpulin semua sekretaris saya, soalnya kalian berempat harus ikut wajib militer kalau tetap mau kerja di sini.”
“Wajib militer Paaak?!” seru Indry dan Arumi kaget.
“Oh. Oke.” Leyla tampak tak acuh karena sudah pernah ikut. Dan baginya hal itu biasa saja. Dia sudah ikut acara itu 3 kali.
Wajib militer ala Prabasampurna Grup sebenarnya adalah pelatihan untuk karyawan exist. Semacam diklat, tapi diselingi latihan fisik. Dulu Leyla penggila Gym dan segala macam bela diri ia kuasai. Tapi kelemahannya, ia tidak mahir mengenakan make up dan tidak pernah peduli dengan segala perawatan diri yang feminin. Setelah ikut diklat itu, ia bisa muaythai sambil skinkeran, kalau perlu diselingin dengan membalas semua pesan singkat Bosnya.
Diklat itu diadakan selama 1 bulan, tapi nyatanya bagi Leyla serasa setahun penuh penderitaan.
Bayangkan disuruh push up tapi ditantang make up tidak boleh luntur.
Setiap pindah cabang, biasanya karyawan harus ikut diklat semacam ini, dan setelah 3x ikut diklat, Leyla jadi... bisa segalanya.
“Tapi saya kan sudah bisa semuanya Pak! Ngapain wajib militer lagi?! Saya sudah kerja di sini 2 tahun loh Pak.” protes Indry.
“Bisa semua apanya?! Bakat kamu cuma goyang di pangkuan gadun.” Gerutu Zaki. “Kalau tak ada Leyla dan Altan yang selalu mengcover pekerjaan kalian, kamu sudah saya buang ke TPS.”
Dan saat itu Lily datang sambil siul-siul melenggang masuk dengan wajah secerah mentari siang bolong.
Zaki menatapnya dengan tajam.
Pingin marah tapi takut kelepasan main tangan.
“Eh, Bapak di sini?” sapa Lily belum bisa membaca suasana. Ia merasa tanpa dosa.
“Coba jelaskan dengan bahasa profesional, kenapa jam makan siang kamu melebihi kuota?!” tanya Zaki berusaha sabar.
“Kuota? Hihihi, kayak pulsa pak. Ada-ada aja. Saya cuma telat dua jam kooook!”
“Telat dua jam itu pasti bukan ngaji di mushola habis sholat dzuhur terus nungguin masuk jam ashar kan?”
“Saya harus mandi hadas besar dulu dong kalo gitu. Ribet ah.”
Dan semua diam.
Lily masih senyum-senyum
Lalu berikutnya senyumnya hilang.
Menyadari kalau barusan dia keceplosan.
“Salah Pak! Maksud saya-“
“Leyla, coba ingatkan saya lagi, kenapa para penjahat kelamin ditempatkan di ruangan saya?” geram Zaki makin sewot.
“Maaf Paaak-“ Lily berusaha meralat kata-katanya.
“Karena Pak Zaki butuh cewek cantik yang genit dan bisa diajak karaoke plus-plus oleh klien kalau mau deal proyek. Jadi kita hemat biaya ani-ani.”
“Dan sekarang saya lagi butuh yang saat adegan ranjang bisa membalas WA dari saya, makanya saya mau ikutkan kalian diklat. Okeeee.”
“Diklat? Diklat apaaa?!” seru Lily waspada.
"Wajib militer.”
“Oh No.” Lily mengangkat telunjuknya. “Kali ini bapak sudah keterlaluan. No. No. No. No!!”
“Saya menyesal kenapa waktu si B masih kerja di sini nggak saya ikutkan saja kalian. Siapa tahu sekarang udah pada pinter-pinter dan punya otak sedikit kaaan.” kata Zaki
“Butuh wajib militer setidaknya 3x kalau mau otak mereka terisi full tank sih Pak.” Kata Leyla sambil menyeringai. “Jangan khawatir nanti di sana pembinanya Artemis dan Ivander-“
“Shit!! Jangan diaaaa!! Gue kapok dipake dia!!” seru Lily dan Indry langsung mau kabur.
“Ya udah silahkan tulis surat resign.” Desis Zaki.
“Faklah...” Lily dan Indry langsung diam dan menyerah.
“Lu orang tinggal nolak aja kalau ada yang mau ngajak berhubungan, apa susahnya sih? Tuh liat Leyla yang gitu aja masih awet jadi perawan. Kamu yang kecentilan, pas dihadapkan realita malah kaget...” gerutu Zaki sambil berbalik berniat masuk ke dalam ruangannya.
Namun langkahnya terhenti saat melihat istrinya masuk ke ruangan Operasional.
“Sayang, aku mau diskusi.” Kata Kayla dengan wajah khawatir.
“Oh, tumben kamu mau diskusi di kantor. Mendesak ya?” Zaki meraih pinggang Kayla dan mengecup dahinya.
‘Hm... tidak penting tapi perasaanku nggak enak.”
“oke, yuk masuk...”
Indry dan Lily menatap dua sejoli itu dengan wajah masam. “Giliran sama Kayla aja, maniiis, lembuuut, bueh!” seru Indry.
“Ya wajar, itu kan istrinya.” Desis Leyla sambil meneruskan pekerjaannya.
“Tapi gue juga mau deh nikah sama cowok yang lembuttt, pengertian, seksi. Hehe. Ada nggak ya cowok begitu di dunia nyata?” Gumam Lily.
“No! Mariage is Scary!” seru Indry. “Lo nggak liat FYP di Tiktok kebanyakan malah yang menderita setelah nikah. Nikah itu berarti lo menceburkan diri ke dalam jurang penyiksaan patriarki!”
“Yang bener, YOUR Mariage is scary, kali." Kata Leyla. "Nggak bisa dong lo berkesimpulan kalau semua pernikahan itu mengerikan. Biasanya ada tanda-tanda nggak beres di masa pacaran tapi lo kemakan bucin, jadi lo denial, lo singkirkan hati nurani yang udah warning bahaya. Akhirnya pernikahan lo kayak di neraka. Jadi sebaiknya waktu pacaran lo selami dulu benar-benar siapa pasangan lo. Jangan buru-buru menikah karena tekanan publik.”
“Spik lo tingkat dewa, kayak yang pernah nikah aje!” Ejek Indry.
"Pernikahan gue 2x gagal terus. Laki-laki emang bang sat." deis Arumi.
"Tapi lo tetep buka paha untuk laki-laki. Ini sih lo-nya yang kelainan, bukan mantan-mantan lo. Palingan lo dicerai karena selingkuh." kata Leyla.
"Lo sendiri kalau mau ngerasain neraka dunia, sana nikah cepet!" tantang Arumi.
“Yah lo tahu kenapa gue di usia yang hampir 28 ini masih sendirian.” kata Leyla.
“Karena lo Les Biola.” Tuduh Indry
“Gue lurus, bang ke. Ini karena gue pernah patah hati ditolak seseorang dan sampai sekarang masih trauma.”
Indry dan Lily jadi memperhatikan Leyla.
Lalu mereka saling menatap dengan senyum simpul.
“Dengar ya Leylaaaaa, “ kata Indry dengan suara lembut. “Dia nolak lo bukan karena nggak suka sama elo. Tapi karena dia berpikir dia itu tidak selevel sama elo, jadi dia minta dipindah ke Kantor pusat biar bisa ngimbangin lo dulu baru dia bakalan nembak lo gituuuu!!”
Leyla terpaku.
"Makanya jadi cewek jangan terlalu sempurna, lo jadi perawan tua tuh!" sembur Lily.
"Setingkat bocil yang pecicilan aja mundur ngadepin lu, gila dah!" kekeh Arumi.
Lalu Leyla pun menunduk.
“Lo lagi ngomongin siapa?” tanya Leyla mengalihkan perhatian.
“Ya Altanlah siapa lagi.” Gumam Lily pelan sambil duduk menuju kubikelnya.
“Kenapa lo semua bisa tau...” Leyla menatap keduanya dengan kesal.
Indry cekikikan, “Kita expert kalau masalah itu.”
Tak lama Zaki dan Kayla keluar ruangan.
“Bu Kayla,” sapa Leyla. “Ibu juga ikut Wajib Militer? Nama ibu terdaftar di sini.” Kata Leyla dengan kening berkerut.
“Iya dooong! Saya mengincar sertifikat Pivotnya.” Kayla tampak senang.
“Tapi kan ada pelatihan fisik Bu.”
“Leyla,” kata Kayla sambil mendekat. “Masa lalu menyadarkan saya , kalau wanita perlu punya basic skill di aspek pertahanan diri. Artemis berjanji ia akan mengajarkan saya tehnik yang aman digunakan oleh bumil. Saya akan memiliki dua anak, dan pekerjaan suami saya berbahaya. Tentu saja saya sebagai istri harus mandiri dong. Setidaknya kalau ada zombie apocalypse saya bisa melindungi anak-anak saya.”
“Di sini konsepnya harus bisa tonjok-tonjokan sambil kerja loh Bu.” Kata Leyla khawatir.
“Semangat!” seru Kayla sambil menonjok ringan lengan Leyla. Ia pun keluar dari ruangan dengan senyum manis di wajah.
Sekarang Leyla mengerti kenapa Zaki memilih Kayla jadi istrinya. Jadi bukan hanya karena Kayla semanis Dewi Venus. Tapi dari sudut mana pun Kayla itu cantik.
emang ada ya pesugihan codot ngising 🤣🤣🤣
semuuuaaaa bab menyenangkan dan menghibur.makasih Madam 🥰🥰
semangat sehat selalu jeng septi....