Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 9 - Dua Mobil Yang Berbeda
"Jadi wanita itu mulai bekerja di perusahaan suamiku?" tanya Gloria dengan sedikit terkekeh. lucu sekali melihat semua permainan Aston dan Ivana di depan umum.
Seolah keduanya tidak memiliki hubungan apa-apa, padahal selalu saling menghangatkan satu sama lain di atas ranjang.
"Benar Nona, saya mendapatkan kabar ini langsung dari salah satu karyawan di perusahaan tuan Aston," ucap asisten pribadi Gloria.
Setelah menikah Gloria pun masih tetap aktif bekerja di perusahaan keluarganya. Bahkan menjadi salah satu orang yang berperan penting dalam proyek yang saat ini sedang berlangsung. proyek besar-besaran diantara perusahaan keluarga Dester dan perusahaan keluarga Harold.
Mengingat besaran modal yang dikeluarkan tak main-main, karena itulah kerjasama ini diatur melalui pernikahan juga, agar tak ada penghianat.
"Baiklah, kamu boleh keluar," titah Gloria.
Sebagai istri sah yang memegang kehormatan keluargnya, Gloria pun harus menyembunyikan perselingkuhan sang suami.
Harga dirinya juga akan hancur jika orang-orang mengetahui bahwa Dia dikalahkan oleh Wanita Miskin itu. Sesungguhnya bagi Gloria, Ivana bukanlah tandingannya.
Andai Aston menyentuhnya juga, pasti sang suami pun akan takluk padanya. Namun sampai sekarang Gloria belum mendapatkan kesempatan itu.
"Aku tidak bisa memisahkan mereka dengan cara yang brutal, artinya harus aku lakukan secara perlahan," gumam Gloria.
Dia mengambil ponselnya di atas meja kerja dan langsung menyimpan nomor ponsel Ivana, yang tadi diserahkan oleh sang asisten.
Detik itu juga dia langsung menghubungi simpanan sang suami, saat ini waktu sudah menunjukkan jam 4 sore, sebelum Ivana pulang ke apartemen dia harus bisa bicara dengan wanita itu.
Karena Gloria yakin saat Ivana berada di apartemen dia pasti tak akan bisa menghubungi.
Dan mendapatkan telepon dari nomor baru, Ivana sedikit ragu untuk menjawabnya. Namun saat teringat mungkin saja ini adalah panggilan telepon dari sang kakak dia langsung buru-buru menjawab.
"Halo," jawab Ivana, ditinggalkannya sejenak beberapa dokumen yang sedang dia baca.
"Ini aku Gloria."
Deg! Jantung Ivana sontak berdenyut nyeri. Beberapa hari terakhir mereka tidak saling terhubung dan sekarang tiba-tiba Gloria menghubunginya.
Tak ingin pembicaraan mereka didengar oleh siapapun, jadi Ivana langsung bangkit dan keluar dari ruang kerja tersebut. Berjalan dengan langkah kaki cepat menuju lorong yang terlihat sepi.
"Iya Glo, ada apa?" tanya Ivana.
"Apa kamu sedang bersama Aston?"
"Tidak, aku sendirian," jawab Ivana dengan cepat.
"Aku tahu kamu mulai bekerja di perusahaan Aston. Aku mohon tetap simpan erat-erat statusmu sebagian simpanan suamiku, aku tidak ingin hubungan kalian menghancurkan nama baik keluarga kami."
Ivana terdiam.
"Sampai waktunya Aston akan mengakhiri hubungan kalian, aku akan tetap berusaha jadi istrinya yang baik," ucap Gloria pula.
"Maafkan aku Glo, aku tidak pergi dari Aston."
"Aku tahu, hidupmu sudah dibeli oleh suamiku. Itulah kenapa aku akan coba untuk tidak marah padamu, karena semua kesalahan memang ada pada Aston."
Ivana kembali terdiam, semakin merasa bersalah. Tapi Dia tidak punya pilihan untuk pergi dari Pria beristri itu.
"Aku hanya berharap Aston secepatnya merasa bosan pada permainannya sendiri, dan akhirnya dia akan kembali padaku."
Ivana makin terdiam, tak tahu harus bicara apa.
"Aku mohon Iv, jangan membuat Aston jatuh cinta padamu."
"Aston tidak mungkin jatuh cinta padaku Glo, dia juga sudah mengatakan bahwa suatu saat nanti pasti akan melepaskan aku," jawab Ivana, akhirnya dia bicara.
"Benarkah?"
"Iya."
"Baguslah jika seperti itu, ku harap pertengkaran kemarin adalah pertengkaran terakhir kita. dan mulai sekarang kita bisa menjadi teman," tawar Gloria dengan bibir yang tersenyum miring. Namun Ivana takkan pernah menyadari niat lain dari Gloria.
"Maafkan aku Glo, terima kasih atas pengertian mu."
"Boleh aku meminta tolong Iv."
"Apa? Katakan?"
"Bantu aku agar Aston bersedia memperbaiki rumah tangga kami. Aku sungguh ingin merubah pernikahan ini, bukan hanya jadi pernikahan bisnis tapi jadi pernikahan seumur hidup."
"Akan aku usahakan," balas Ivana dengan cepat, sampai tanpa sadar jika hatinya pun sedikit terluka saat mendengar permintaan tersebut.
Namun menolak pun tak mungkin, Ivana berada di posisi yang serba salah.
Setelah panggilan itu terputus, Gloria sedikit tertawa. "Bodoh," ucap Gloria, mengumpat Ivana.
Jika dia jadi Ivana, Gloria tak akan memperdulikan istri Aston, yang ada dia akan merebut Aston secara penuh.
Jam 5 sore para karyawan Harold Kingdom mulai meninggalkan perusahaan.
Ivana pulang ke apartemen menggunakan Bus. Dia duduk di dekat jendela dan melihat pemandangan sore itu.
Getar ponselnya di dalam tas membuat lamunan wanita cantik itu jadi buyar. Dilihatnya ada panggilan masuk dari Aston.
"Halo," ucap Ivana dengan suara yang terdengar begitu lembut.
"Lihat ke arah luar, aku di sini," ucap Aston.
Dengan perasaan yang terkejut, Ivana lantas melihat ke arah jalanan. Tatapannya langsung tertuju ke salah satu mobil hitam di sana, mobil hitam yang sangat dia kenal.
Jendela kaca mobil hitam itu perlahan terbuka dan nampaklah Aston di dalamnya.
Ivana jadi terkekeh, ada-ada saja kelakuan pria itu, namun selalu berhasil membuatnya merasa seperti begitu dicintai.
"Apa yang kamu lakukan? Pergilah lebih dulu," ucap Ivana, mereka terhubung melalui sambungan telepon tapi saling menatap dari dua mobil yang berbeda. Ivana di dalam bus dan Aston di dalam mobil mewahnya.
"Kita akan pulang bersama," balas Aston.