Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Undangan Makan Malam
Wilson bersama istri dan kedua putrinya sedang dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Felix. Mereka mendapat undangan makan malam.
"Elizya, daddy dengar dari mommy kamu akan mengikuti peragaan busana di Paris dua hari lagi," kata Wilson dengan kedua tangan memegang setir mobil.
"Benar dad, ini pertama kalinya agensi menawarkannya pada ku. Ku harap setelah ini karir ku semakin meningkat," ucap Elizya senang.
"Mommy yakin kamu akan menjadi seorang supermodel sayang.." timpal Mia memutar tubuhnya untuk melihat Elizya.
"Dad.. apa kamu tau kalau Elizya akan berkecimpung dalam dunia bisnis kosmetik."
"Mom.. tidak perlu dibesar-besarkan. Itu masih angan-angan saja," ucap Elizya.
"Daddy mendukung mu nak. Kalau kamu butuh bantuan, daddy siap membantu mu. Kamu benar-benar mandiri sejak kecil Elizya, daddy suka itu," ucap Wilson memuji Elizya.
"Thanks dad," balas Elizya. Meskipun Wilson ayah tirinya, tapi Elizya selalu diperlakukan dengan baik oleh Wilson.
"Bagaimana dengan mu Scarlett?" tanya Mia menatap Scarlett dengan satu alisnya terangkat, jangan lupakan dengan senyuman mengejeknya membuat Scarlett memutar kedua bola matanya.
"Aku sudah mengakhiri kontrak kerja dengan agensi," balas Scarlett santai. Berbanding terbalik dengan kedua orang tuanya dan saudaranya yang menampilkan ekspresi wajah terkejut.
"Apa yang terjadi? kenapa keluar dari agensi?" tanya Elizya menyentuh lengan Scarlett. Dengan sadar Scarlett menghempasnya.
"Kenapa kamu memilih keluar dari agensi mu nak?" tanya Wilson.
"Aku hanya tidak tertarik lagi dengan dunia model dad. Aku ingin mencari pekerjaan lain saja," jawab Scarlett.
"Aku pikir pilihan mu sudah tepat Scarlett. Kamu memang tidak cocok berkecimpung dalam dunia model. Benar kan sayang?" kata Mia menatap suaminya.
"Apa wanita itu sedang meremehkan ku," batin Scarlett mengepalkan tangannya.
"Dia belum pernah melihat bagaimana caraku berpose dan berjalan di atas catwalk. Bahkan aku lebih bagus dari putrinya," batinnya. Scarlett sedikit menyombongkan dirinya. Karena Faktanya memang begitu.
"Bukankah menjadi model cita-cita mu sejak dulu? kenapa kamu memilih keluar Scarlett," timpal Elizya.
"Siapa bilang aku menjadi seorang model cita-cita ku. Aku hanya suka di potret saja," balas Scarlett.
"Tapi aku rasa itu menguntungkan mu bukan? setidaknya model berbakat sepertiku akan berkurang menjadi saingan mu," ucap Scarlet menatap kuku panjangnya. Baru-baru ini dia mengganti warna cat kukunya.
"Pikiran mu terlalu berlebihan. Tapi apa pun itu asalkan kamu bahagia dengan pilihan mu. Aku tetap mendukungmu," balas Scarlett lembut.
"Ouh.. terima kasih," ucap Scarlett.
"Lalu apa rencana mu selanjutnya? kamu ingin bekerja dimana?" tanya Wilson.
"Aku belum memikirkannya dad," balas Scarlett.
"Bagaimana kalau kamu bekerja di perusahaan kita saja."
"Itu ide yang bagus sayang. Scarlett akan meneruskan perusahaan keluarga kita nanti," timpal Mia.
"Dasar penjilat. Bilang saja kamu tidak setuju.." ujar Scarlett dalam hatinya.
Scarlett memilih diam. Ia mengalihkan pandangannya ke kaca mobil. Melihat pemandangan malam di luar. Wilson melihat Scarlett dari kaca spion depan. Sepertinya putrinya tidak tertarik dengan tawarannya. Wilson tidak ingin memaksa putrinya. Ia tidak ingin hubungannya dengan Scarlett semakin buruk. Scarlett masih membencinya karena ia menikah lagi. Saat itu ia pikir, Scarlett butuh sosok ibu yang akan membesarkannya setelah kepergian istrinya. Dan itu membuat Scarlett membencinya. Sejak saat itu Scarlett berubah. Awalnya ia mengira seiring berjalannya waktu, Scarlett akan menerimanya. Namun ternyata hingga saat ini Scarlett tidak bisa dekat dengan Mia dan Elizya. Scarlett belum menerima mereka. Wilson merasa bersalah pada putrinya. Ia sering membentaknya dan setelah itu, dia akan menangis karena sudah membentak putrinya. Di satu sisi ia tidak bisa melepaskan Mia. Wilson mencintai Mia. Akhir-akhir ini, putrinya sedikit berubah. Wilson bahagia, setelah sekian lama mereka bersikap dingin satu sama lain. Scarlett juga tidak membuat ulah pada Elizya atau Mia.
"Daddy tidak memaksa mu. Jangan terlalu dipikirkan," ucap Wilson membuat perhatian Scarlett teralih. Ia melihat ayahnya sedang menatapnya dari kaca spion depan. Sesaat kemudian, Scarlett kembali menatap jalanan dari kaca mobil di sampingnya. Namun pikirannya tertuju pada ayahnya.