NovelToon NovelToon
Peak Of Martial Art : Mortal World

Peak Of Martial Art : Mortal World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Mengubah Takdir / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib
Popularitas:207k
Nilai: 4.5
Nama Author: YanYan.

Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Liu Han hanyalah remaja 14 tahun yang dianggap aib keluarganya. Terlahir dengan bakat yang biasa-biasa saja, dia hidup dalam bayang-bayang kesuksesan para sepupunya di kediaman megah keluarga Liu. Tanpa ayah yang telah terbunuh dan ibu yang terbaring koma, Liu Han harus bertahan dari cacian dan hinaan setiap hari.

Namun takdir berkata lain ketika dia terjebak di dalam gua misterius. Di sana, sebuah buku emas kuno menjanjikan kekuatan yang bahkan melampaui para immortal—peninggalan dari kultivator legendaris yang telah menghilang ratusan ribu tahun lalu. Buku yang sama juga menyimpan rahasia tentang dunia yang jauh lebih luas dan berbahaya dari yang pernah dia bayangkan.

Terusir dari kediamannya sendiri, Liu Han memulai petualangannya. Di tengah perjalanannya menguasai seni bela diri dan kultivasi, dia akan bertemu dengan sahabat yang setia dan musuh yang kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buku emas dari masa lampau

Cahaya keemasan dari buku emas menyatu dengan tubuh Liu Han, memenuhi goa dengan kilauan yang menyilaukan. Tubuhnya tergeletak di lantai, dikelilingi sisa-sisa cahaya yang perlahan memudar.

Setelah beberapa saat, Liu Han membuka matanya. Rasa sakit luar biasa yang baru saja dia alami kini telah hilang, digantikan oleh sensasi hangat yang menjalar dari dadanya ke seluruh tubuhnya. Dia menggenggam tanah dengan tangannya yang gemetar, merasakan kekuatan yang belum pernah dia miliki sebelumnya.

"Apa... yang terjadi padaku?" gumamnya lemah, suaranya terdengar serak.

Saat itu, energi spiritual mulai mengalir deras dalam tubuhnya. Liu Han menyadari bahwa dia telah melampaui batasnya. Ranah Body Tempering, yang selama ini menjadi penghalangnya, telah tertembus.

Kini, dia berada di ranah Qi Gathering—terobosan yang bagi sebagian besar orang membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Dia segera menutup matanya, mencoba memahami perubahan yang terjadi di tubuhnya. Ketika dia memeriksa akarnya, keterkejutan yang lebih besar menghampirinya.

Sebelum ini, akar spiritualnya hanyalah jenis sampah yang hampir tak berguna. Namun sekarang, akar itu telah berubah total.

"Emas?" Liu Han tertegun. Akar spiritualnya kini bersinar terang dengan warna emas murni, berkilauan seperti logam cair. Ini adalah akar spiritual spesial, sesuatu yang sangat langka dan hanya ada dalam legenda.

Belum sempat dia sepenuhnya memahami perubahan itu, ingatannya tiba-tiba dibanjiri oleh gambaran asing.

Sosok seorang pria gagah muncul dalam pikirannya. Pria itu mengenakan jubah keemasan, tubuhnya dipenuhi aura yang begitu kuat hingga udara di sekitarnya tampak bergetar.

Pria itu bertempur sendirian di tengah medan perang melawan ribuan iblis yang mengerumuninya.

Setiap ayunan tangannya menghancurkan puluhan musuh, tetapi jumlah iblis itu tidak berkurang.

Kemudian, dari kejauhan, terdengar suara gemuruh. Dari langit gelap yang penuh dengan energi jahat, muncul seekor naga hitam raksasa. Tubuh naga itu dipenuhi sisik yang tampak seperti baja, dengan mata merah menyala yang memancarkan kebencian abadi.

Pria itu bertarung mati-matian melawan naga hitam tersebut. Teknik demi teknik dilepaskannya, tapi kekuatan naga itu terlalu dahsyat. Dalam ingatan itu, Liu Han melihat bagaimana pria tersebut akhirnya tersungkur di tanah, tubuhnya berlumuran darah.

Dengan sisa kekuatannya, pria itu mencengkeram buku emas dan berbisik, "Siapapun yang menemukan buku ini… jadilah lebih kuat dari aku… dan tuntaskan perjalananku."

Ingatan itu lenyap, membuat Liu Han terengah-engah. Dia mengusap keringat dingin di dahinya, berusaha memproses apa yang baru saja dia alami.

Dia berdiri perlahan, tubuhnya masih terasa asing. Saat langkahnya membawa dia ke genangan air kecil di dalam goa, dia tertegun melihat bayangannya sendiri.

"W-Whoaaa!" serunya kaget, hampir kehilangan keseimbangan.

Wajah yang memantul dari genangan air itu adalah wajah yang sama sekali berbeda dari yang dia kenal. Pupil matanya kini bersinar keemasan dengan pola misterius yang memantulkan aura kuat. Rambutnya, yang dulu hitam kusam, kini berubah menjadi ungu tua dengan kilauan samar di bawah cahaya. Wajahnya, yang dulu biasa saja, kini tampak sempurna, dengan fitur yang tajam dan aura agung.

"Aku... berubah?" Liu Han menyentuh wajahnya, meraba setiap bagian seolah tidak percaya.

Setelah berhasil menenangkan diri, dia mulai memeriksa goa dengan lebih teliti. Di sudut terdalam goa, matanya tertuju pada sesuatu yang membuatnya tertegun: sebuah kerangka manusia yang duduk bersila di samping taring raksasa berwarna hitam.

Kerangka itu memancarkan aura kuno, seolah masih menyimpan sisa-sisa kekuatan yang luar biasa. Taring hitam di sebelahnya begitu besar, dengan aura tajam dan mematikan. Liu Han mengenali taring itu dari ingatan yang dia lihat sebelumnya.

"Taring naga hitam… itu pasti milik naga yang dia lawan," gumam Liu Han, tubuhnya sedikit gemetar.

Dia melihat sebuah cincin kecil di tangan kerangka itu. Ketika Liu Han mengambilnya, dia langsung merasakan aliran energi spiritual yang sangat kuat dari benda tersebut.

"Cincin penyimpanan!" gumamnya dengan mata berbinar. Dia segera menggunakan energi spiritualnya untuk membuka ruang di dalam cincin itu. Matanya melebar saat melihat isinya: pil penyembuh, senjata spiritual, bahan-bahan kultivasi langka, dan spirit stone dalam jumlah besar.

Namun, kegembiraan itu segera digantikan oleh rasa hormat mendalam ketika dia kembali menatap kerangka tersebut.

"Terima kasih... aku tidak tahu siapa namamu, tapi aku berhutang hidupku padamu," katanya pelan, dengan suara yang dipenuhi rasa syukur.

Dia menggunakan kekuatan barunya untuk menggali tanah di dekat sudut goa. Dengan penuh kehati-hatian, dia memindahkan kerangka itu ke dalam liang kubur yang layak. Setelah selesai, dia menandai makam itu dengan sebuah batu besar dari goa, lalu menundukkan kepalanya dalam penghormatan.

"Aku bersumpah, aku akan menggunakan kekuatan ini dengan bijak dan menuntaskan apa yang tidak sempat kau selesaikan," ujarnya dengan penuh tekad.

Setelah selesai, Liu Han melangkah keluar dari goa. Udara dingin jurang menyambutnya, tetapi kali ini dia tidak merasa takut. Penampilannya mungkin telah berubah, tapi yang lebih penting, hatinya kini dipenuhi tekad baru.

Dengan rambut ungu yang berkibar di bawah sinar matahari dan mata keemasan yang memantulkan keyakinan, Liu Han memandang dunia di hadapannya.

"Dunia ini mungkin kejam, tapi aku akan bertahan... dan aku akan menang."

...****************...

Setelah menguburkan kerangka sang ahli kuno dan menyimpan taring naga hitam ke dalam cincin penyimpanan, Liu Han berdiri di mulut goa, memandangi danau jingga yang kembali tenang. Namun, ketenangan itu palsu—dia tahu bahaya masih mengintai. Belut kepala dua yang sebelumnya mengejarnya belum menyerah. Aura mematikannya samar-samar terasa di bawah permukaan air.

"Makhluk itu hampir membunuhku sebelumnya," gumam Liu Han, matanya menyala dengan tekad. "Sekarang, giliran aku yang memburu."

Dia mengarahkan pikirannya ke dalam cincin penyimpanan yang baru saja diperolehnya. Di dalamnya, tersimpan berbagai senjata dan sumber daya. Setelah memeriksa isinya, dia menemukan senjata yang membuat matanya berbinar: sebuah pedang perak dengan ukiran naga di sepanjang bilahnya.

"Senjata tingkat tiga?" Liu Han tersenyum kecil, merasakan berat dan keseimbangan pedang itu di tangannya. Senjata ini jauh lebih kuat dari apa pun yang pernah dia gunakan. Dengan energi spiritual yang kini mengalir deras dalam tubuhnya, pedang ini terasa seperti perpanjangan dirinya.

Dia melangkah mendekati tepi danau, mengarahkan pedangnya ke air. "Keluarlah," ujarnya dingin, suaranya bergema di jurang.

Riak muncul di permukaan air, diikuti oleh suara gemuruh yang membuat tanah di sekitar bergetar. Dari tengah danau, belut kepala dua itu melompat keluar dengan kecepatan luar biasa. Kedua kepala makhluk itu menatap Liu Han dengan kebencian, sementara tubuhnya yang besar meliuk-liuk dengan agresif.

Liu Han berdiri tegak, tak lagi gentar seperti sebelumnya. "Kau tidak akan menang kali ini."

Makhluk itu menyerang tanpa peringatan, kedua kepalanya meluncur ke arah Liu Han seperti tombak. Namun, dengan pedang baru di tangannya, gerakan Liu Han jauh lebih gesit. Dia melompat ke samping, memutar tubuhnya sambil menebas salah satu kepala belut dengan presisi tinggi.

Bilah pedang perak itu melesat seperti kilat, meninggalkan luka dalam di salah satu kepala belut. Darah hitam menyembur ke udara, membuat makhluk itu mengaum kesakitan.

Belut itu tidak mundur. Sebaliknya, serangannya semakin ganas, mengayunkan tubuhnya yang besar untuk menghancurkan batu-batu di sekitarnya. Liu Han melompat ke atas salah satu batu, lalu menyerang dari ketinggian.

"Tahan ini!" Liu Han mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh, menargetkan pangkal kepala kedua makhluk itu. Tebasan tersebut menghantam keras, menyebabkan kepala kedua belut itu hampir terputus.

Makhluk itu mengaum dan menggeliat liar, air danau bergejolak seperti badai kecil. Namun, Liu Han tidak memberi kesempatan. Dengan langkah gesit, dia melompat ke punggung makhluk itu dan menusukkan pedangnya dalam-dalam ke tubuh utamanya.

"Aaaarghhh!!"

Belut kepala dua itu meronta untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya jatuh terkulai di tepi danau. Air jingga berubah gelap oleh darah makhluk itu, dan keheningan kembali menyelimuti jurang.

Liu Han berdiri di atas tubuh makhluk itu, napasnya terengah-engah. Meski pertempuran ini membuatnya kelelahan, rasa puas memenuhi dadanya.

"Ini untuk semua yang kau lakukan padaku," katanya dingin, mencabut pedangnya dari tubuh belut tersebut.

Setelah memastikan bahwa makhluk itu benar-benar mati, Liu Han menyimpan pedang perak kembali ke dalam cincin penyimpanan. Dia kemudian mendekati tanaman yang sebelumnya menjadi tujuannya—rumput Vitalitas Qi. Dengan hati-hati, dia memanen setiap helainya, menyimpannya satu per satu ke dalam cincin.

Selesai memanen, Liu Han duduk bersila di tepi danau. Dia mengambil salah satu helai rumput Vitalitas Qi, lalu menutup matanya untuk memulai proses kultivasi.

Energi spiritual murni dari rumput itu segera mengalir ke tubuhnya, bercampur dengan aura emas yang kini menjadi bagian darinya. Liu Han merasakan energi itu menyebar ke seluruh tubuhnya, memperkuat jalur spiritual dan akarnya yang kini bersinar terang.

Proses itu berlangsung selama beberapa jam, hingga akhirnya sebuah letupan energi muncul dari tubuhnya. Dia membuka matanya, merasakan kekuatan baru yang kini mengalir deras di nadinya.

"Gathering Qi lapisan kedua," gumam Liu Han dengan senyum kecil. "Ini... luar biasa."

Dengan tenaga dan kepercayaan diri yang baru, Liu Han bangkit berdiri. Dia memandang ke jurang yang luas, lalu ke arah danau yang kini tenang.

"Dunia ini telah memberiku cukup banyak alasan untuk menyerah," katanya pelan, "tapi aku memilih untuk melawan."

Dengan rambut ungu yang berkibar di bawah angin dan mata keemasan yang memancarkan tekad, Liu Han melangkah meninggalkan danau. Jalan menuju kekuatan sejati telah dimulai, dan dunia ini akan segera tahu nama Liu Han.

Bersambung...

1
Dedex Arsana
Buruk
Ahmad Zaki Zulkarnain
mantaaap jiwa lanjut updatenya thor makin seru bikin penasaran sama kelanjutan cerita nya terimakasih
Rozali Bz
mantaaaap.
lanjut lg dong thor!
koen
keren thor
Dewo Bumi
Ini ceritanya mirip-mirip film dragon ball 🤭
Dewo Bumi
wah sepertinya MC bakalan pingsan terus-terusan kalau bertarung dengan musuh 🫣
Ridu Suadi
lanjut thor
Mas Trisno Trisno
lnjut
Saiful Badri
Mantap
Saiful Badri
Lanjutkan
Mas Trisno Trisno
update p g tour
tiga benua
tll lambat alurnya...!!! mc nya msh ank sklh kayanya
Dewo Bumi
biasanya monster punya sesuatu di dalam tubuhnya yg bisa membuat MC berlatih 🤔
Dewo Bumi
masa tidak ada warisan tenik bertempur untuk MC berlatih 🤔
Dewo Bumi
masih di pantau alur ceritanya 🙏
medya afdhalin
Lumayan
Hendra Saja
mantap Thor walau tanggung kali..... semangat Thor.....
إندر فرتما
mantul
Mas Trisno Trisno
lnjut
Raysonic™
Feng li.. mana FengLi dan cao li
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!