Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kiriman
Sedangkan di kantor, wajah Abra terlihat masam dan tidak bersahabat karena kekesalan dari rumah. Membuat karyawan hanya bisa menyapa sambil berpikir sendiri, apa yang menimpa bos mereka.
Setelah memasuki ruangannya, Abra langsung menjatuhkan tubuhnya di kursi empuk itu. "Ada apa denganmu mu Abra, wajahmu sangat kusut. Ini masih pagi, apa ada masalah lagi di rumah?" Tanya seorang pria dengan secangkir kopi hangat di tangannya.
"Biar ku tebak, Shera lagi?" Ucapnya lagi, ketika melihat reaksi Abra yang masih diam.
"Ayolah Abra, kau seharusnya bahagia dengan kelahiran anak mu. Ngomong-ngomong..... Apa jenis kelamin nya?"
"Bisakah kau diam?" Ucap Abra dengan mata yang tidak bersahabat.
"Abra, kendalikan amarah mu. Apa yang diperbuat Shera memangnya. Sehingga kau begini?"
"Dia mempermainkan ku! Kau dengar? Dia membuat ku kesal dengan tingkah...."
"Manja nya?" Tebak pria itu yang membuat Abra menggeleng cepat.
"Lalu apa?" Tanyanya dengan rasa penasaran yang tinggi.
"Aku juga tidak mengerti, sejak dari rumah sakit. Tatapannya, cara bicaranya dan sikapnya ada yang berbeda." Keseriusan Abra langsung dibalas dengan tawa dari temannya dan meminta Abra melayangkan pena padanya.
"Apa yang kau tertawa kan? Aku serius!" Ketus Abra setelah lemparannya meleset.
"Oke-oke. Aku tidak bisa menahan tawaku setelah mendengar ucapan mu. Kau terlihat khawatir dengan Shera yang sekarang, apa dia semakin menganggu pikiran mu?"
"Aku serius! Dia terlihat berbeda! Dia menjadi mandiri seketika! Dia mencengkram tangan ku dengan erat, seolah aku adalah musuhnya....." Tawa rekannya semakin menjadi.
"Sejak kapan kalian seperti pasangan suami istri? Dua tahun pernikahan, aku tau bagaimana hubungan kalian berdua. Lalu apa nama hubungan kalian jika bukan musuhan?"
"Kau percaya dengan cerita ku? Dia terlihat sungguh berbeda Daniel! Aku bersungguh-sungguh!"
"Abra, bukankah itu sangat bagus? Dia tidak bergelantungan padamu lagi seperti kera. Dia tidak mengganggu mu lagi dengan permintaan nya. Apa sekarang kau merasa kehilangan?"
"Apa yang kau katakan? Aku tidak mencintai nya."
"Siapa yang bilang begitu? Aku tidak bilang kalau kau mencintai nya." Abra terdiam mendengar balasan temannya.
"Sudahlah...... Suasana hatiku semakin memburuk!"
"Kau belum jawab pertanyaan ku."
"Pertanyaan yang mana lagi?"
"Anakmu." Abra menyandarkan kepalanya sebelum bicara.
"Jangan bilang, kau tidak peduli padanya."
"Benar, aku tidak peduli padanya." Ucap Abra membuat Daniel geleng-geleng kepala.
"Dia darah daging mu. Apa hatimu tidak tersentuh sedikit pun? Lupakan tentang wanita yang melahirkan nya, bagaimanpun dia lahir dari ikatan yang sah!"
"Tapi tidak ada cinta disana!" Balas Abra langsung.
"Kalau begitu, aku harap kau tidak akan terganggu jika anakmu sendiri memanggil pria lain dengan sebutan Papa, atau yang lainnya." Daniel meninggalkan Abra ketika adalah seorang wanita yang melaporkan sesuatu.
"Baiklah, kau bisa kembali. Investor nya sudah sampai. Kita mulai?" Abra mengangguk dan bangkit dari kursi kebesarannya.
*************
Shera yang baru saja keluar dari kamar, langsung menautkan alisnya melihat para pelayan yang berbelanja cukup banyak dan terlihat beberapa barang dipindahkan atau ditambahkan.
"Apa ada acara?" Ucapnya melirik para pelayan yang bekerja.
Tidak ingin penasaran menguasai dirinya, Shera bertanya pada seorang pelayan disana. "Apa akan ada acara?"
"Nona, itu.... Nyonya Viola akan mengadakan arisan bersama teman-temannya disini." Jawab pelayan itu dengan sopan.
"Kapan?"
"Sepertinya lusa nona."
"Terimakasih." Ucap Shera dan pelayan itu melanjutkan pekerjaannya.
"Arisan? Teman-teman?" Sepertinya mertuaku itu tidak akan bosan bermain denganku. Tampaknya aku harus menunjukkan taring ku, agar mertua ku itu lebih paham." Ditengah duduk santai nya, seorang pelayan datang membawa sesuatu.
"Nona, ada kiriman untuk Nona." Shera langsung mengangkat alisnya mendengar penuturan pelayan itu.
"Kiriman? Untukku?" Ucapnya sambil melihat sebuah kotak ditangan pelayan itu.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.