Angel dan kawan -kawan nya harus menangani satu orang wanita yg terus di ganggu oleh penghuni Rumah yg dia tinggali.. wanita itu terus saja di bayang -bayangi oleh satu sosok wanita misterius, yg selalu menampakan diri nya pada malam -malam tertentu..
sanggupkah Angel menghadapi mahluk tersebut.. Yuk ikuti kisah nya..
novel ini adalah lanjutan cerita dari CINTA GADIS INDIGO.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khaira shafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16: maafkan kami mbah..
Angel terdiam, ia beranjak dari tempat nya duduk, ia menghampiri jendela besar yg ada di belakang nya itu, ia membuka tirai yg berwarna putih yg menutupi jendela itu.
Sreg.. Ia membuka nya, dan menatap keluar jendela itu, ia menatap langit yg mulai gelap itu, "hujan...!!" lirih nya.. Sandy dan Ryan hanya menata nya saja..
Mereka merasa ada ke anehan dari sikap Angel itu, Ryan menghampiri nya, ia juga ikut melihat ke jendela itu, "belum Ngel, masih belum hujan..!" ucap Ryan, namun Angel hanya terdiam, dengan tatapan kosong nya.
"Ngel...! Angel..!" panggil Ryan, ia sengaja menyentuh bahu gadis itu, namun Angel tetap diam, ia tidak merespon, atau pun menjawab panggilan dari Ryan itu..
Sandy kini ikut menghampiri mereka, ia sengaja menepuk bahu Angel lebih keras.. "Sudah di larang masuk, kau malah masuk..! Pergi..!!" ucap Sandy, sedikit kasar dan mengusir..
tiba-tiba saja Angel menatap ke arah Sandy, dengan tatapan marah,.. "koe berani ngusir aku? Koe engga tau siapa aku..? Aku iki penjaga rumah iki..! Koe cuma numpang, iki tempat ku.." teriak nya marah..
Ryan menggelengkan kepala nya, ia tidak menyadari jika Angel di rasuki oleh penunggu Vila yg ada di sana.. ia kini menghampiri Sandy dan ikut bicara pada mahluk itu.
"Matur nuwun mbah... Kami tidak tahu, jika mbah ada di sini, maaf jika kedatangan kami mengganggu, kami juga mohon maaf, karena kami tidak meminta izin mbah, untuk tinggal dan menginap di sinii, tolong di maafkan,. Kami tidak bermaksud untuk mengusik, dan mengusir mbah dari sini," ucap Ryan. Seraya menundukan kepala nya memberi hormat.
Sosok itu masih menatap tajam pada Sandy, yg tadi memukul da mengusir nya.. "San...!!" bisik Ryan seraya memberi isyarat agar dia juga menghormati dan meminta maaf ada sosok itu.
"Maafkan saya, saya tidak tahu, jika Mbah ada di dalam tubuh teman saya, maaf atas kelancangan saya mbah.." ucap Sandy, dia juga ikut menundukan wajah nya, memberi hormat pada sosok itu.
Sorot mata mahluk itu kini berubah, ia tidak lagi menatap sandy, dengan tatapan tajam seperti tadi. "apa yg akan kalian lakukan sebenar nya di sini..?" tanya sosok itu pada mereka.
Ryan menarik nafas panjang.. "kami bertiga, akan melakukan ritual melepasan Susuk perindu, pada seseorang yg kami kenal, dan memang rang tersebut, melakukan pemasagan itu di suatu tempat yg ada di kota ini,.." jawab Ryan singkat.
"apa kalian akan melakukan ritual itu di sini..? Jika di tempat ini, aku tidak akan mengizin kan.. Kalian mengerjakan itu di tempat ku,.. iki omah ku, aku tidak ingin rumah ini ternodai, oleh hal buruk seperti itu,." ucap nya.
Sandy menatap nya.. "Tidak, kami tidak akan melakukan nya di sini, kami akan pergi besok pagi, ke tempat di mana ritual itu di mulai.." jawab nya.
Mahluk itu terdiam.. "aku, tidak ingin tempat ku ternodai, oleh kalian.. Jadi.. Kalian harus cepat pergi dari sini.." ucap nya lagi.. Ryan hanya terdiam.. Ia tidaak bisa menjawab nya.
"Setidak nya biarkan mereka tinggal hingga malam ini berakhir, jangan mengusir mereka pada tengah malam seperti ini.." ucap Rizal tiba-tiba.. Ia melangkah kan kaki nya masuk ke dalam Vila itu.
"setidak nya bicaralah padaku, dan keluar dari tubuh wanita itu.. Jangan berada di dalam tubuh nya.." ucap Rizal lagi.. Ia kini menghampiri Angel dan menyentuh tangan nya..
Tiba-tiba saja tubuh Angel melemah, ia pingsan di sana, untung nya Rizal, bisa menahan nya, sehingga tidak terjatuh.. Rizal juga terlihat menarik nafas nya dalam..
Seperti ada satu sosok yg keluar dari tubuh nya.. "hhuuftt.." ia menarik nafas nya. Ia menggendong Angel, dan membaringkan nya di sofa itu. a mengelus dahi gadis itu... Dan memanggil nama nya..
"FANYA ANGELICA SEPTIANA... FANYA ANGELICA SEPTIANA.. FANYA ANGELICA SEPTIANA..." panggil nya.. Tangan nya bergerak, dan mulai memasukan sukma halus Angel ke dalam tubuh nya.
Setelah selesai, Rizal membiarkan nya untuk beristirahat, sambil menunggu kesadaran gadis itu.. Kini Rizal, bergantian menatap Ryan dan juga sandy..
"Apa kalian, tidak meminta izin penunggu Vila ini dulu jika kalian ingn menempati vila ini..? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Fany tadi..?" ucap Rizal.
Sandy hanya menunduk saja.. ia juga tidak tahu apa-apa tentang vila itu.. "Maafkan aku, seharus nya, aku tidak membawa kalian ke sini..! Ini salah ku.." jawab Ryan, merasa bersalah.
"Sudahlah, besok pagi kita harus segera pergi dari sini, jangan di fikirkan lagi, maaf kan aku, mungkin aku terkejut tadi, saat melihat Fany, seperti itu.." jawab Rizal. Ryan hanya terdiam, ia tidak menjawab nya.
Rizal kini menunggui Fany, yg masih belum sadarkan diri nya itu, Ryan dan juga sandy ikut menemani Rizal di sana..
"Jadi, Fany datang ke sini, memang ingin membantu pasien mu itu San? Dan apa lokasi rumah tua itu sudah kalian ketahui.? Kapan kita ke sana?.." tanya Rizal..
"ya, kau juga tau Zal, jika fany tidak bisa di cegah.. Dia tetap kekeh ingin membantu melepaskan perjanjian itu, aku sudah berusaha ntuk mencegah nya, tapi kau lihat sendiri, kta berada di sini sekarang.." jawab Sandy.
"untuk lokasi rumah tua itu, aku sudah mencari alamat rumah itu, dan jua sudah mendatangi nya juga, aura negatif nya sangat kuat, aku ragu jika kita bisa menangani nya, kami berencana untuk melihat nya besok pagi.. Dan sebenar nya Angel juga sudah mengetahui, kapan kita bisa memulai itu.." jawab Ryan.
"Fany sudah tahu..? Kapan itu di lakukan..? Akan lebih baik jika kita cepat, biar cepat selesai, dan pergi dari sini.. Aura tempat ini, sagat tidak cocok untuk Fany, aku takut, jika kita lebih lama di tempat ini, akan lebih buruk situasi nya.." ucap Rizal..
"itu yg jadi masalah nya zal, Si Fany, belum sempat memberi tahu kita.. Kapan ritual itu harus di mulai, dia udah ke buru di rasuki oleh si mbah itu kan.. dia tadi mau menunggu kau datang dulu, baru mau memberitahu.." jawab Sandy..
Rizal terdiam.. "jadi, Fany belum sempat bicara karena menunggu ku begitu..? Ya sudah, kita tunggu sa dia sadar dulu, dan kita juga butuh istirahat, kalian tidurlah, biar aku yg menjaga Fany di sini.." ucap Rizal..
"mungkin besok pagi, Fany akan langsung memberi tahu kita, jika dia sudah siuman, kita hanya perlu menunggu nya saja.." ucap Sandy.. Ryan hanya mengangguk setuju..
Bersambung..