Tak pernah satu kali pun terlintas dalam kepala seorang Adelia Martha Richard untuk menikah di usia muda, apalagi statusnya yang masih seorang pelajar. Namun semua itu terjadi karena sebuah kesalahpahaman yang melibatkan dirinya dan seorang siswa yang sering membuat onar dan masalah di sekolahnya, yaitu Ansel Jonathan Gevariel. Keduanya dipaksa untuk menikah dan menjalani pernikahan rahasia hingga hari kelulusan.
Pernikahan itu menarik masuk Adelia ke dalam kehidupan Ansel yang ternyata sangat rumit. Banyak sekali hal yang baru gadis itu ketahui di balik diri Ansel yang selama ini terkenal sebagai berandal dan pembuat onar.
***
" Demi apapun, aku tidak sudi menjadi istri dari pembuat onar seperti dia " ~ Adelia.
" Dan aku juga tidak sudi memiliki istri sepertimu, gadis yang sangat cerewet dan ceroboh " ~ Ansel.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Ibu Ketua
Sekitar dua jam kemudian, bel pertanda istirahat berbunyi dan seluruh siswa keluar dari kelas masing-masing dan pergi menuju kantin, termasuk Adelia. Seperti biasa, Adelia akan pergi ke kantin bersama dengan Nindi. Kedua gadis itu berjalan beriringan dengan bergandengan tangan sembari bercerita tentang rencana mereka di akhir pekan nanti.
" Besok kita jadi kan, Lia? Aku akan menjemputmu nanti " tanya Nindi sambil terus berjalan.
" Nanti aku kabari deh, Nin. Belum izin Daddy dan Mommy soalnya " jawab Adelia yang sempat melupakan rencana mereka itu.
Maklum saja, dua hari terakhir ini hidupnya terlalu sibuk dengan masalah yang tak terduga. Tentu Adelia melupakan hal kecil seperti itu dan sahabatnya itu pun tidak ada mengingatkannya kembali.
" Woy, kalian berdua! Tunggu! " teriak seorang dari arah belakang.
Sontak Adelia dan Nindi langsung menghentikan langkah mereka, lalu membalikkan tubuh mereka untuk melihat siapa pemilik suara itu. Kedua gadis itu saling menatap dan cukup bingung karena ternyata itu adalah Aza, di sampingnya ada Ansel dan Remon yang berjalan menghampiri mereka.
" Kenapa mereka memanggil kita berdua? Perasaan kita tidak pernah membuat masalah dengan mereka " bisik Nindi yang tentu merasa sedikit takut.
Pasalnya, ketua dan anggota inti Black Wolf sangat jarang memanggil seseorang lebih dulu kecuali yang membuat masalah pada mereka. Ketika Ansel serta Remon dan Aza sudah memanggil seseorang, tentu hidup tidak akan bisa tenang di sekolah itu.
Adelia hanya mengedikkan kedua bahunya karena dia pun tidak tahu. Hanya saja, dia sangat-sangat malas harus melihat dan dekat-dekat dengan Ansel.
" Lo yang namanya Nindi, kan? " tanya Aza pada Nindi.
" I-iya, aku Nindi " jawab Nindi menganggukkan kepalanya.
Hampir semua siswa yang ada di sekolah itu takut pada anggota Black Wolf, terutama Ansel sang ketua. Mungkin hanya Adelia serta anak-anak yang memang memiliki hubungan baik dengan pemilik yayasan yaitu Wicaksono Group.
" Ada apa kalian memanggil kita berdua? " tanya Adelia yang tidak ingin terlalu lama dekat-dekat dengan mereka.
" Dan untuk kamu, bisa tidak bicaranya lebih sopan, hah? Memang untuk kalian biasa saja menggunakan kata lo gue, tapi itu tidak sopan " lanjut Adelia menunjuk Aza dengan tatapan tidak suka.
Sedari kecil Adelia diajarkan untuk menggunakan kata-kata yang sopan termasuk pada teman sebaya atau di bawahnya. Orang-orang di sekitarnya pun juga sama, para orang tua akan marah jika ada yang berkata seperti itu, ya padahal wajar saja di kalangan mereka. Jadi, setiap ada yang berbicara dengan seperti itu maka dia sangat tidak menyukainya.
" Waduh, Sel, ternyata Ibu Ketua kita galak juga ya " ucap Remon yang baru melihat Adelia yang seperti itu.
Sama halnya seperti Ansel, kedua pemuda itu memang tidak terlalu mengenal Adelia selain putri dari keluarga Richard. Terlebih lagi, mereka tidak pernah berinteraksi secara langsung sebelumnya.
" What? Apa? Ibu Ketua? Kamu kira aku ibu-ibu PKK, hah? " ucap Adelia tidak suka dengan panggilan yang disematkan untuknya.
Entah apa yang dimaksud sebenarnya oleh Remon, tetapi Adelia tidak suka disebut seperti itu. Gadis secantik dirinya mana mau disebut ibu-ibu yang jelas tertuju pada wanita berumur, bahkan Mommy Yeni pun tidak mau dipanggil ibu oleh bawahannya.
" Ya bukan ibu-ibu PKK juga, tapi kan lo it_ " ucapan Remon terhenti saat melihat lirikan setajam silet dari Ansel.
Remon langsung menutup mulutnya dengan salah satu tangannya, dia benar-benar lupa jika pernikahan Ansel dan Adelia dirahasiakan.
" Aku apa, hah? " tanya Adelia dengan tatapan galak.
" Itu, maksud gue, siapa tahu lo akan berjodoh dengan Ansel dan otomatis lo jadi ibu ketua dari Black Wolf dong " jawab Remon mencoba mencari alasan.
.
.
.
Tatapan tajam Adelia langsung tertuju pada Ansel, sudah pasti suaminya itu yang membocorkan pernikahan rahasia mereka. Padahal dirinya saja sedang berusaha untuk tidak mengatakannya apa-apa dengan Nindi, tetapi Ansel sudah lebih dulu mengatakannya pada kedua sahabatnya. Tidak mungkin Remon bisa berkata seperti itu, apalagi selama ini dirinya tidak pernah disangkut-pautkan dengan Ansel.
" Awas saja nanti dia! Bisa-bisanya mulutnya itu bocor! " batin Adelia sangat kesal.
Selain karena ucapan Remon yang menyebutnya sebagai Ibu Ketua, Adelia juga semakin kesal karena Ansel yang malah terlihat santai saja. Suaminya itu seperti tidak khawatir pernikahan rahasia mereka akan terbongkar.
" Dih, siapa juga yang mau berjodoh sama dia. Mending kalian cari cewek yang mau jadi Ibu Ketua dari geng pembuat onar seperti kalian " ucap Adelia yang tidak ingin terkait dengan mereka, ya padahal sudah terlanjur.
" Ya kalau itu sih banyak, buktinya Sesa tadi " sahut Aza karena memang banyak gadis yang ingin menjadi kekasih dari sang sahabat.
Semakin kesal lah Adelia mendengar gadis yang mengaku sebagai kekasih dari sang suami. Sebenarnya tidak dia pun tidak peduli Ansel hendak menjalin hubungan dengan gadis mana pun, tapi setidaknya suaminya itu menghormati ikatan suci mereka.
" Za, cepat! Gue sudah lapar " ucap Ansel yang bisa melihat kekesalan di wajah sang istri dan tidak ingin semakin menambahnya.
Padahal sebelumnya dia sudah mengingatkan kedua sahabatnya itu agar tidak kelepasan dan tetap menjaga rahasia tentang pernikahan. Namun ternyata, Remon masih saja tidak bisa mengendalikan mulutnya itu.
" Jadi begini, Nindi, gue tunggu lo di cafe dekat sekolah sore ini untuk mengerjakan tugas dari Bu Lilis " ucap Aza mengatakan tujuannya memanggil kedua gadis itu.
" Oke, nanti aku akan datang " jawab Nindi akhirnya bernapas lega.
Kemudian, ketiga pemuda itu pun segera beranjak pergi dari sana karena urusan mereka sudah selesai. Tapi sebelumnya benar-benar pergi, Ansel membisikkan sesuatu tepat di telinga Adelia.
" Nanti tunggu aku dan jangan pulang lebih dulu. Kita juga harus mengerjakan tugas itu di rumah " bisik Ansel pada Adelia.
Sama sekali Adelia tidak berniat untuk menjawabnya dan hanya memalingkan wajahnya saja. Padahal dia sudah berencana ingin pulang ke rumah kedua orang tuanya bersama dengan Hendra atau Hendri.
" Eh, Ibu Ketua, jangan lupa mampir ke basecamp Black Wolf sesekali ya. Setidaknya, istri dari ketua kita harus memberikan sambutan dong, hihi " ucap Remon pelan yang sengaja menggoda Adelia.
Adelia pun mendengus kesal dan rasanya ingin menjambak rambut pemuda itu yang sama menyebalkannya dengan sang suami. Dia mencoba untuk tetap sabar karena keberadaan sahabat dan juga siswa lain yang berlalu lalang di sekitar sana.
***
Mon maap kemarin tidak bisa double update 🥺🙏 Mungkin nanti akan selang-seling dengan karya saya yang satunya 🥰
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
lanjutkan thor.../Good/
lanjuutt thor
voteku padamu thor
biar cemuguutt nulisnya /Ok//Ok//Ok//Ok/